HUT RI ke-74, Mendikbud Beri Penghargaan 84 Guru-Tenaga Pendidikan Berprestasi

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy memberikan penghargaan kepada 84 guru dan tenaga pendidikan di Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan atas prestasi dan dedikasi yang telah ditorehkan.
Penghargaan ini diberikan dalam acara ‘Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional 2019’ di Hotel Sahid Jaya, Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (16/8). Turut hadir Anggota Komisi X DPR RI, Guruh Soekarnoputra, para pejabat eselon I-II Kemendikbud, dan Ditjen Guru dan Tenaga Pendidikan.
“Acara ini adalah bersifat peridok setiap tahun menandai setiap HUT Kemerdekaan kita. Salah satu agenda dari Kemendikbud adalah memilih tenaga guru dan tenaga pendidikan yang berprestasi dan berdedikasi sebagai bentuk penghargaan terhadap profesi guru yang menurut saya yang satu-satunya profesi di dunia ini,” kata Muhadjir dalam sambutannya.
Sebanyak 84 guru dan tenaga pendidikan yang mendapatkan penghargaan tersebut terdiri dari 28 kategori yang diseleksi dari tingkat kabupaten/kota hingga nasional. Tenaga pendidikan yang dimaksud seperti kepala dinas pendidikan hingga pengawas pendidikan. Muhadjir mengatakan tidak ada profesi di luar guru tanpa ada sentuhan dari seorang guru.
“Karena profesi itu ada dua, guru dan dan lain-lain. Karena tidak ada satu pun profesi yang terbebas dari sentuhan guru. Hanya karena gurulah banyak profesi-profesi tambahan, jadi profesi sesungguhnya itu adalah guru saja,” ujarnya.
Maka itu, Muhadjir menilai wajar guru yang baik diberikan penghargaan. Dia pun mengulas kembali pidato Presiden Joko Widodo pada saat Sidang Tahunan di MPR/DPR terkait sumber daya manusia unggul dan guru.
“Wajarlah kita harus memberikan penghargaan sebaik-baiknya terutama untuk guru-guru yang baik. Karena guru yang tidak baik juga agak banyak,” ucap Muhadjir.
“Bapak Presiden kalau tadi saudara mendengarkan pidato beliau di Sidang DPR, beliau jelas menegaskan ada beberapa poin yang berkaitan dengan pendidikan periode Kabinet Kerja ke 2 yang salah satunya adalah pentingnya segera meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita agar sumber daya manusia memiliki keunggulan. Baik keunggulan kompetitif maupun komparatif ketika harus disandingkan sumber daya manusia dari negara lain,” sambungnya.
Menurut Muhadjir, ketika menyiapkan sumber daya manusia yang unggul, perlu membenahi sektor guru. Menurutnya, Indonesia tidak bisa melahirkan lulusan yang unggul tanpa sentuhan guru yang berdedikasi.
“Tentu kita tidak ada akan bisa menyiapkan sumber daya unggul tadi tanpa membenahi di sektor gurunya. Kalau kita bicara sumber daya manusia dalam konteks pendidikan, sekolah, atau madrasah, maka tidak bisa tidak adalah pertama yang harus dibenahi adalah kualitas para gurunya,” sebutnya.
Pembenahan guru inilah yang menjadi prioritas Kemendikbud. Guru dinilai menjadi kunci menyelesaikan sumber daya manusia yang unggul.
“Dan itulah prioritas Kemendikbud di dalam rangka merespon arahan program dan visi Bapak Presiden Jokowi tentu saja pembenahan. Jadi guru ini menjadi kata kunci untuk menyelesaikan permasalahan sumber daya manusia kita yang masih tertinggal,” imbuh Muhadjir. (*/heu)

Exit mobile version