Pemprov Nusa Tenggara Barat rencananya bakal memberangkatkan lagi mahasiswa -mahasiswi ke luar negeri untuk mengenyam pendidikan di sana.Program Beasiswa 1.000 S2 ke Luar Negeri ini merupakan program dari pasangan Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur Sitti Rohmi Djalilah.
Setelah memberangkatkan 18 mahasiswa-mahasiswi ke Collegium Civitas sebanyak 5 orang dan Vistula University sebanyak 13 orang di Polandia pada bulan Oktober 2018, Pemprov NTB akan kembali mengirim 150 orang pelajar penerima beasiswa untuk mengambil gelar Master di Vistula University pada bulan Februari 2019.
Dalam keterangannya, pada Jumat (16/11/2018), kesepakatan itu terjalin setelah pertemuan Gubernur Zulkieflimansyah dengan Duta Besar Polandia untuk Indonesia, Beata Stockzynska dan perwakilan tiga perguruan tinggi terkemuka di Polandia, pada Kamis 15 November 2018.
Tiga kampus besar di Polandia itu adalah Vistula University yang diwakili oleh Chancellor Prof. Zdzislaw Rappacki, University of Warsaw yang diwakili Manajer Fakultas Ilmu Ekonomi Anita Pienkowska, dan University of Opolski yang mengirimkan Profesor Ilmu Sosiologinya, Michal Wanke.
Kerja sama bidang pendidikan antara NTB – Polandia menjadi topik utama pertemuan Gubernur dan Dubes Polandia.
Kepada Gubernur Zulkieflimansyah, Dubes Beata menyatakan pihaknya sangat menyambut baik rencana Pemerintah Provinsi NTB, untuk mengirim seribu mahasiswa per tahun belajar ke luar negeri melalui program beasiswa.
“Kami menjadikan NTB sebagai daerah prioritas penerima beasiswa. Universitas-universitas terbaik kami di Polandia, siap menerima siswa asal NTB. Berbagai program jurusan dapat dipilih, seperti ilmu budaya, ekonomi, keuangan, ilmu teknik informatika, teknik mesin dan kelautan,” katanya.
Di hadapan sejumlah rektor universitas dan sekolah tinggi di NTB yang saat itu hadir mendampingi Gubernur, Dubes Beata juga meyakinkan bahwa, Polandia adalah negara yang aman dan nyaman sebagai tujuan belajar.
Di samping itu warga negaranya juga ramah dan penuh toleransi atas perbedaan suku bangsa dan agama. Hingga saat ini, berbagai negara di Asia seperti Malaysia, Jepang, Thailand juga mempercayakan siswanya untuk menempuh pendidikan tinggi disana.
Menyambut baik tawaran itu, Gubernur Zulkieflimansyah meyakinkan kepada Dubes Beata, bahwa anak-anak muda NTB yang dikirimkan bukanlah murid biasa melainkan murid spesial dan unggulan.
Doktor Zul, panggilan akrabnya, meyakinkan bahwa putra-putri NTB itu, mampu menyelesaikan pendidikan sebaik-baiknya dan pasti akan jadi calon-calon pemimpin Indonesia di masa depan.
Terkait pemilihan Polandia sebagai tujuan kuliah di awal-awal program beasiswa luar negeri, karena negara itu paling siap dan memiliki program kuliah gratis untuk tingkat S2, di samping bahwa biaya hidup di Polandia yang terbilang cukup terjangkau.
“Polandia juga terletak di jantung Eropa, maka bersekolah di sana, akan memperluas cakrawala terhadap beberapa negara besar di Eropa sekaligus. Oleh karenanya saya berharap, sesegera mungkin bisa disusun draf kerja sama antara universitas-universitas kita di NTB dengan kampus di Polandia, sehingga target kita untuk mengirim sebanyak mungkin siswa, guru maupun dosen ke luar negeri, melalui program S2 maupun doktor, bisa segera tercapai.” terang Gubernur Zul.
Pada Kamis malam di hari yang sama, tercapai kesepakatan pengiriman 150 mahasiswa untuk mengambil program beasiswa Master Degree di Vistula University, antara Gubernur Zulkieflimansyah dengan Chancellor Prof. Zdzislaw Rappacki.
Program Master yang disediakan adalah 50 orang utk Computer Engineering, 40 orang utk Finance and Accounting, 30 orang utk Energy Management dan 30 orang utk Tourism (www.vistula.edu.pl). Seleksi akan dilakukan pada awal Desember 2018, sementara pengiriman para mahasiswa akan dilakukan pada Februari 2019. Detail persyaratan akan diumumkan oleh panitia seleksi di https//bit.ly/beasiswaNTB.
Di samping membicarakan berbagai potensi kerjasama yang dapat dijalin antara NTB dan Polandia, Dubes Beata juga menyatakan, pihaknya sangat tertarik dengan segala potensi yang dimiliki NTB, serta kesiapannya membuka peluang kerjasama, bukan hanya di bidang pendidikan atau peningkatan SDM saja, tapi juga berharap kerja sama bisa diperluas di berbagai sektor.
Misalnya saja investasi dan bisnis di sektor energi baru dan terbarukan, pariwisata hingga pengelolaan limbah/ sampah. (*/heu)
Komentar