PRODUKSI panas bumi (geothermal) ternyata tidak merusak lingkungan sekitar. Bahkan investasi tersebut justru berdampak cukup baik terhadap hasil pertanian dan meningkatnya perekonomian masyarakat sekitar.Hal tersebut terungkap dari hasil kunjungan study komparative unsur lembaga di Nagari Batubajanjang, Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok ke lokasi perusahaan pembangkit listrik panas bumi, PT Star Energy Geothermal (SEG) Ltd di Gunung Wayang Windu, di Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Provinsi Jawa Barat, Sabtu (24/11) lalu.
Kunjungan study comparative tersebut diikuti Camat Kecamatan Lembang Jaya, Kerapatan Adat Nagari (KAN) Batubajanjang, Ninik Mamak, Bundo Kanduang dan Tokoh Pemuda. Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Nagari Batubajanjang, Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok, Bujang M Nur yang ikut dalam kunjungan, bersama 27 perwakilan unsur lembaga nagari itu, melihat langsung kondisi pertanian di sana. Bujang dan rombongan juga mewawancarai petani, tokoh masyarakat, kecamatan dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung.Tidak hanya itu, Bujang dan rombongan juga diperkenankan melihat langsung lokasi dan instalasi pembangkit tenaga panas bumi di sana, serta menerima penjelasan proses produksi panas bumi di sana oleh pihak perusahaan.
Hasil fakta yang diperoleh Bujang di Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, sangat berbeda jauh dengan isu-isu lingkungan yang diterimanya dari pihak-pihak yang kontra dan menolak hadirnya investasi panas bumi PT Hitay Daya Energy (HDE) di Kabupaten Solok.
”Sangat jauh berbeda informasi faktanya. Isu-isu negative yang katanya panas bumi ini jika dieksplorasi dapat merusak lingkungan di Kabupaten Solok, semuanya tidak benar,” ujar Bujang, kemarin.Bujang mengungkapkan, hasil pertanian di Desa Margamukti melimpah. Berbagai tanaman dan pertanian warga di Desa Margamukti, Kecamatan Pengalengan tumbuh subur. Kualitas airnya pun sangat baik. Bahkan, sejak keberadaan produksi panas bumi di sana, kondisi tanaman dan kualitas air, jauh lebih baik dibandingkan kondisi sebelumnya.
”Tanamannya semuanya jadi (menjadi-red). Aianyo rancak (airnya bagus-red). Bahkan di Desa Margamukti, sekarang menjadi pusat pembibitan kentang unggul yang dipasarkan di seluruh daerah di Indonesia,” ungkap Bujang.
Kondisi pertanian di Desa Margamukti sama persis dengan di Nagari Batubajanjang. Selain kentang, di sana juga ada pertanian tanaman wortel, lobak, bawang merah. Semuanya tumbuh subur di sana.Kepedulian pihak perusahaan yang memproduksi panas bumi terhadap lingkungan di sekitar cukup baik. Pihak perusahaan melalui program CSR-nya membantu pembinaan terhadap pelaku UKM dan kelompok-kelompok tani.Bahkan, warga di sana cukup banyak diterima menjadi karyawan perusahaan dengan gaji yang cukup besar. Pihak perusahaan juga membantu menyekolahkan putra dan putri berprestasi di Desa Margamukti. Setelah menyekolahkan mereka, kemudian putra dan putri di Desa Margamukti langsung diterima menjadi tenaga tekhnis di perusahaan.
”Masyarakat di sana hidup berdampingan dengan pihak perusahaan. Kehadiran perusahaan produksi panas bumi di sana benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat di desa tersebut,” ujarnya. Setelah melihat kondisi di Desa Margamukti, Bujang dengan segala daya upaya untuk menyosialisasikan tentang informasi hasil kunjungannya tersebut akan dilakukannya. “Segala upaya sosialisasi sudah saya lakukan bersama tokoh masyarakat dan ninik mamak di sini. Baik itu di musholla dan pertmuan-pertemuan lainnya,” ujarnya.Bujang berharap, dengan hadirnya investasi panas bumi oleh PT HDE di Kabupaten Solok, juga dapat bermanfaat bagi masyarakat. Seperti yang dilakukan oleh perusahaan investasi panas bumi di Desa Margamukti.
“Kita ingin jika benar PT HDE beroperasional nanti, ke depan juga dapat memberikan kontribusi bagi daerah dan pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Nagari Batubajanjang. Seperti pembinaan pelaku UKM. Selain itu, juga menerima anak nagari untuk bekerja di perusahaan tersebut nantinya,” harapnya.(**)