DEWAN Kerajinan Nasiola Daerah (Dekranasda) bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumbar menggelar Gelar Karya Kerajinan UKM Sumatera Barat (Sumbar), Senin (5/11) di Gedung SMESCO, Jakarta. Iven yang mengusung tema “I Like Batik Tanah Liek” ini diisi dengan kegiatan fashion show. Selain itu juga ada talk Show, menghadirkan pembicara Dosen Kriya Fakultas Seni Rupa ITB, Zaini Rais, Ketua Dekranasda Sumbar Ny. Nevi Zuairina Irwan Prayitno, dan Designer Batik Loempo Natural Dyes, Novia Hertini. Juga ada tampilan POP-UP Photography Exhibition dari Hendri Hasan.
Hadir pada kesempatan itu, Direktur Utama SMESCO Indonesia, Emilia Suhaimi, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumbar, Zirma Yusri, Kabid Pemberdayaan UKM Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumbar, Nasrizal, Deputi Restrukturisasi Kemenkop UKM RI, Deputi Pemasaran Kemenkop UKM RI, Pengurus dan Anggota IKM DKI Jakarta, Ibu Ibu Indojalito, Tokoh Minang Ibu Elly Kasim, Pedagang yang bergerak di Bidang Kerajinan
Ketua Dekranasda Sumbar Nevi Zuairina Irwan Prayitno yang tampil sebagai pembicara pada talk show itu mengatakan, Batik Tanah Liek merupakan industri kerajinan khas dari Sumbar mulai mengeliat pada dekade belakangan ini dan mendapat tempat bagi masyarakat di Sumbar maupun di luar Sumbar.
Tingginya minat masyarakat terhadap kerajinan ini berdampak bermunculannya industri Batik Tanah Liek skala rumah tangga. Kondisi ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup potensial berkembang.
Industri pertenunan di Sumbar telah berkembang sejak turun temurun, seperti di Kabupaten Tanahdatar, Agam, Pesisir Selatan, Sijunjung, Limapuluh Kota, Solok, Padangpariaman, Solok Selatan, Dharmasraya, Juga ada di Kota Sawahlunto, Bukittinggi, Pariaman, Padangpanjang, Padang dan lainnya.
Nevi mengungkapkan, saat ini beberapa sentra Batik Tanah Liek telah muncul. Seperti, di Darmasyara, Solok, Kota Solok, Padang, Pesisir Selatan. Selain disain yang unik dan kualitas produk yang tinggi, Batik Tanah Liek banyak diminati oleh konsumen dari lokal, luar daerah, dan mancanegara, meskipun pengolahannya menjadi suatu produk, masih banyak menggunakan teknologi sederhana, yaitu masih menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).
Menurut Nevi, seni dan desain sangat erat kaitannya dalam bertenun. Dalam proses mendesain terdapat dasar-dasar rupa yang tak lain adalah bagian dari seni. Artinya, tanpa ada sentuhan seni tidak akan muncul karya-karya desain produk tenun yang baik.
Perkembangan Batik Tanah Liek saat ini sangat mengembirakan. Di samping membuka lapangan pekerjaan, juga mampu meningkatkan kesejahteraan pelaku UKM. Saat ini, kerajinan ini juga didukung oleh berbagai pihak yang tekun untuk mengeluti usaha ini, dengan munculnya Desainer Batik Tanah Liek yang spesifik, menampilkan kekhasan daerahnya. “Seperti diacara kita saat ini yaitu Karya Desain Batik Loempo Natural Dyes oleh Ibu Novia Hartini,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sumbar, Zirma Yusri mengatakan, dengan munculnya desainer-desainer Batik Tanah Liek ini, tentu akan banyak bermunculan dan tergali motif motif yang bernuansa kedaerahan yang menarik dan memikat pasar.
Zirma mengapresiasi para desainer yang mengerakan untuk majunya dan berkembangnya pakaian Batik Tanah Liek di Sumbar. Di samping motif motif baru yang mulai bermunculan, saat ini juga berkembang pewarnaan alami yang berasal dari berbagai kekayaan alam di Sumbar seperti, kulit jengkol, gambir, kulit manggis dan lainnya.”Kita juga mendorong lebih banyak memanfaatkan sumberdaya alam yang dimiliki Sumbar untuk menghasilkan produk pakaian,” terangnya.
Zirma mengungkapkan, sejak beberapa tahun yang lampau, Dekranasda bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumbar dan stakeholder telah melakukan banyak pembinaan secara terpadu terhadap para pelaku UMKM kerajinan ini di kabupaten dan kota se-Sumbar.
“Kita juga mendorong perluasan pemasaran produk kerajinan UMKM ini ke luar Sumbar. Baik ke Jakarta ini, daerah lain bahkan sampai ke luar negeri. Hasil dari pembinaan yang dilakukan tersebut telah memperlihatkan hasil yang cukup baik. Saat ini berkembang kawasan sentra produksi kerajinan unggulan di beberapa Nagari/ Desa di Sumbar, sebagai sentra produksi batik, tenun, songket, sulamanan, bordir dan kerajinan lainnya dengan mutu yang sangat baik,” ungkapnya.
Dijelaskan Zirma, program pembinaan yang telah dilakukan dibeberapa tempat antara lain meliputi, pelatihan Achevement Motivation Training (AMT), peningkatan teknik bertenun, pengembangan motif dan tata warna serta diversifikasi produk berupa busana harian dan fashion.
Zirma juga mengapresiasi pihak SMESCO yang memberikan kesempatan untuk mempromosikan dan memasarkan produk kerajinan Sumbar. Salah satu bentuk dukungan SEMESCO tersebut dengan menyediakan fasilitas tempat khusus untuk promosi dan pemasaran yang bisa di manfaatkan pelaku kerajinan dan UKM Sumbar untuk mempromosikan dan memasarkan produknya. (adv)