VIRUS Corona atau Covid-19 merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan manusia. Virus ini masih berhubungan dengan penyebab SARS dan MERS yang sempat merebak beberapa tahun lalu.
Memasuki Maret 2020, penyebaran Covid-19 ini, mulai masuk ke wilayah Indonesia, tidak terkecuali Kota Bukittinggi. Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di Bukittinggi, Pemko Bukittinggi mulai bergerak bersama untuk melawan Covid-19 dengan berbagai upaya.
Terhitung 17 Maret 2020, wako, wawako bersama unsur Forkopimda dan SKPD yang tergabung dalam tim gugus tugas penanganan Covid-19 Kota Bukittinggi bergerak melakukan penyemprotan disinfektan. Penyemprotan dilaksanakan di sejumlah fasilitas umum, khususnya di objek wisata.
Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias menjelaskan, penyemprotan disinfektan, merupakan salah satu upaya dari Pemko mengantisipasi serta memutus mata rantai penyebaran Covid-19. ”Kita melakukan antisipasi lebih awal, karena kita ketahui bahwa Kota Bukittinggi merupakan kota kunjungan wisatawan. Semua orang datang ke Bukittinggi. Nah pada saat wisatawan yang datang ke Bukittinggi, kita tidak tahu, yang masuk itu siapa. Apakah terinfeksi Covid-19 atau tidak. Untuk itu kita antisipasi dengan penyemprotan disinfektan,” jelas Ramlan.
Ramlan melanjutkan, kebijakan demi kebijakan terus dilakukan oleh Pemko Bukittinggi untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 serta menyelamatkan warga. Salah satunya dengan membatalkan event pacu kuda yang digelar 22 Maret 2020. Hal ini menjadi keputusan bersama, sebagai langkah antisipasi merebaknya virus corona di Bukittinggi.
Mendapatkan informasi, bahwa ada warga yang baru pulang dari Malaysia, Ramlan langsung meminta kepada Pemprov untuk menghentikan menerima tamu yang masuk dari luar negeri. “Kita telah minta pemprov melalui Wagub, untuk tutup sementara tamu yang dari luar negeri, khususnya dari negara terjangkit. Ini harus kita antisipasi juga, karena ada 14 warga Bukittinggi yang baru kembali dari Malaysia tanggal 4 Maret lalu. Tiga diantaranya, saat ini kondisi kesehatannya menurun dan langsung diberikan penanganan medis. Satu diantaranya dinyatakan DBD, satu masih dalam kondisi normal dan satu lagu masih dalam perawatan dan pemeriksaan lebih lanjut. Sementara, 11 lainnya tetap dipantau kondisinya,” ungkap Ramlan saat itu.
Kebijakan tak popular pun juga diambil oleh Pemko Bukittinggi. Dimana, setelah menggelar rapat koordinasi dengan tim gugus tugas, Pemko memutuskan untuk study at home (belajar di rumah ) mulai tingkat Paud, TK, SD dan SMP sederajat. Bukittinggi menjadi pemda pertama di Sumbar yang mengambil langkah merumahkan pelajar.
Selain itu, beberapa langkah antisipatif juga telah diambil Pemko Bukittinggi. Diantaranya, menutup seluruh objek wisata di Bukittinggi, merumahkan ASN yang hamil, merumahkan sejumlah ASN yang tengah menyusui, ASN mulai dari eselon IV ke bawah dengan beberapa ketentuan. Memang diakui bahwa Bukittinggi menjadi pemda pertama di Sumbar yang mengambil kebijakan tak popular, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Dengan kebijakan itu, sebanyak 35.000 pelajar kita rumahkan. 1.675 pegawai kita rumahkan juga unuk sementara, atau work from home. Artinya 30 persen warga Bukittinggi kita rumahkan untuk sementara, agar tidak terjangkit Covid-19,” jelas Ramlan.
Sementara itu, penyemprotan disinfektan juga setiap hari dilaksanakan. Mulai dari tingkat kelurahan, hingga tingkat kota, terus menyemprotkan disinfektan. Bahkan, 29 Maret 2020, Pemko dibantu Brimob melaksanakan penyemprotan disinfektan dengan tiga mobil water canon. Dansat Brimbod Sumbar, AKBP. Zulkifli, juga mengapresiasi langkah cepat yang dilaksanakan Pemko Bukittinggi. Upaya seperti ini tentu akan dapat membantu pencegahan penyebaran Covid-19.
“Saat itu, kami turunkan 60 personel, 3 unit water canon dan 4 unit alat manual. Kami senang bisa berbuat untuk masyarakat. Kami juga apresiasi upaya wako Bukittinggi yang peduli dan cepat tanggap untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19,” ujar AKBP Zulkifli, setelah melakukan penyemprotan disinfektan bersama Pemko.
Selain itu, sejumlah organisasi juga membantu pemerintah memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Diantaranya, Karang Taruna Bukittinggi yang memproduksi hand sanitizer, untuk dibagikan ke masyarakat, PMI yang juga ikut membantu penyemprotan hand sanitizer, bantuan dari RG’87, bantuan dari HBT, Balai Veteriner Sumbar yang menyerahkan 150 set APD untuk tim medis.
Kemudian, Alumni Unand dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kantor Perwakilan Padang, yang bantu masker dan hand sanitizer. Serta masih banyak bantuan yang datang silih berganti dan diterima pemerintah Kota Bukittinggi.
Wako juga berterima kasih kepada organisasi dan juga elemen masyarakat yang juga aktif dalam menyemprotkan disinfektan di lingkungannya. “Banyak juga yang swadaya warga, untuk melakukan disinfektan. Ini tentu juga akan lebih membantu kami dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ungkap Wako.
Sementara itu, beberapa washtafel juga telah dipasang di pasar dan fasilitas umum. Seperti, 8 unit di Pasar Aur, 5 unit di Pasar Bawah dan beberapa tempat lainnya.
Penempatan washtafel inipun mendapat respon positif warga. Selanjutnya, seluruh pengendara yang masuk kota Bukittinggi, dilakukan pemeriksaan kesehatan. Pemko berharap, seluruh warga dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta bekerja sama dengan pemerintah kota untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Hindari kontak dengan orang yang mengalami infeksi saluran pernafasan. Mencuci tangan dengan sabun. Gunakan masker. Periksakan diri jika ada gangguan saluran pernafasan.
Jangan konsumsi daging yang tidak dimasak. Jaga jarak, ubah pola salaman, jangan bersentuhan dan mari bersama berdoa kepada Allah untuk dijauhi dari musibah ini,” pungkasnya. (pry)