UNTUK kesebelas kalinya Piala Adipura 2018, kembali jadi milik Kota Payakumbuh. Selain Adipura, Payakumbuh juga merebut penghargaan Nirwasita Tantra. Sehingga, Walikota Payakumbuh H. Riza Falepi bersama Ketua DPRD H. YB Dt. Parmato Alam, dianugerahi gelar kepala daerah dan pimpinan DPRD dengan Orientasi Green Leadership.
Piala Adipura dan Nirwasita Tantra 2018, diserahkan Wapres H. Jusuf Kalla dalam acara di Auditorium Soejarwo KLHK Gedung Manggala Wanabakti Jakarta, Senin (14/1).
Pasangan Wali Kota Payakumbuh H. Riza Falepi dan Wawako H. Erwin Yunaz serta Ketua DPRD YB Dt. Parmato Alam, mengapresiasi kinerja DLH Payakumbuh. Karena sepanjang 2018 sukses mengantongi tiga prestasi bergengsi berskala nasional.
Satu gelar lainnya adalah penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional untuk MTsN 1 Payakumbuh. Penghargaan Adiwiyata Nasional sudah diterima Payakumbuh, pertengahan Desember 2017.
”Terima kasih buat seluruh jajaran DLH bersama OPD terkait dan stakholder lainnya” sebut Wako Riza Falepi, Minggu (13/1). Pemko akan memikirkan reward buat seluruh pasukan kuning Payakumbuh, tambahnya. Namun, walikota dan wawako juga berharap, agar seluruh jajaran DLH untuk lebih meningkatkan kinerja, guna mewujudkan indek kualitas lingkungan hidup yang baik.
Penghargaan bukan membuat pemko bangga. Sebaliknya, harus memicu semangat untuk terus berbenah. Karena pelayanan publik selalu bersifat dinamis, agar warga kota merasakan dan menikmati lingkungan yang bersih dan sehat.
Kadis LH Payakumbuh Jhon Kenedi di tempat terpisah, mengaku DLH masih belum maksimal memberikan pelayanan kepada publik. Dibeberapa sudut kota masih ada sampah yang berserakan. Tapi, itu semua juga disebabkan ulah sejumlah oknum masyarakat yang tidak disiplin membuang sampah.
Menurut kadis, masih ada oknum warga yang membuang sampah disembarangan tempat. Kemudian tidak patuh pada ketentuan jam-jam membuang sampah. Padahal, papan pengumuman Perda No. 04 Tahun 2014 sudah dipajang pada setiap TPSS, agar warga membuang sampah pada pukul 18.00 sampai pukul 06.00 WIB.
Dikatakan, pemko akan melakukan tindakan tegas, berupa tipiring terhadap oknum masyarakat yang melangggar perda tentang pengelolaan sampah dimaksud.
Seharusnya, dengan gelar Adipura yang cukup banyak itu, tak ada lagi warga yang membuang sampah disembarangan tempat. Tapi, pihak DLH bukan menyesalinya, melainkan dijadikan sebagai tantangan pekerjaan yang hadus dicarikan solusinya.
Gelar Adipura disebut Jhon Kenedi, bukan semata kinerja DLH, tapi merupakan kinerja seluruh OPD terkait, stakholder serta masyarakat kelurahan dan unsur media. Tanpa bantuan semua pihak, DLH tidak mampu berbuat banyak. Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi dalam usaha pemko mempertahankan gelar Adipura ini, karanya.
Sementara, penghargaan Nirwasita Tantra pembuktian kepada KLHK dan masyarakat bahwa Payakumbuh punya komitmen yang tinggi dalam pengelolaan lingkungan hidup yang semakin baik. Komitmen itu dilaporkan dalam bentuk Informasi Kualitas Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKPLHD) yang dapat dipertanggungjawabkan dan dibuktikan di lapangan.
Penghargaan Nirwasita Tantra 2018 ini untuk kategori kota kecil, hanya dua kota di Indonesia yang menerima penghargaan tersebut. Selain Payakumbuh, satu kota lagi adalah Bontang di Pulau Kalimantan. Ikut mendampingi walikota dan ketua DPRD dalam penerimaan Adipura dan Narwasita Tantra itu Kadis LH Jhon Kenedi, S. Sos, bersama Kabid Penataan LH Yunimar dan Kabid Pengawasan LH Hepi. Kemudian, Kadisdik Drs H. Agustion, Kadish Koperasi UMKM Dahler, SH, Kadiskes Elzadaswarman, SKM dan Kadishub Adrian, SH. (***)