Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Jadi Perhatian Pemko Solok, Bukan Tanpa Alasan 

FOTO BERSAMA—Wako Solok Zul Elfian foto bersama tim BPK RI Perwakilan Sumbar usai pembicaraan.

Pengelolaan sampah rumah tangga menjadi perhatian Pemerintah Kota (Pemko) Solok. Upaya Pemko Solok ini bukan tanpa alasan. Dari data yang ada, di Kota Solok tercatat sampah dari aktifitas rumah tangga menjadi penyumbang sampah terbanyak. Se­tidaknya lebih dari 42,3  persen sampah yang terkumpul di tempat pengolahan akhir sampah berasal dari rumah tangga.

Untuk itu Pemko Solok menggait banyak pihak dalam upaya pengolahan sampah terutama sampah yang berasal dari rumah tangga. Seperti Wali Kota Solok, Zul Elfian menerima rombongan tim BPK RI Perwakilan Sumbar dalam rangka pemeriksaan atas efektivitas pengelolaan Sampah Rumah Tangga (SRT) dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (SSRT) Tahun 2021 dan 2022.

Zul Elfian berharap dengan memberikan pendampingan dalam pengelolaan sampah di Kota Solok sehingga dapat mewujudkan Kota Solok Clear, Clean and Beautiful. Dan diakuinya persoalan sampah ini merupakan persoalan mendasar dalam aspek kehidupan masyarakat.  “Untuk itu, kami ucapkan terimakasih kepada tim BPK Perwakilan Sumbar yang telah memberikan pendampingan di Kota Solok,” harapnya.

Dan harapan lain yang disampaikan Zul Elfian, dengan berjalannya program ini, Zero Waste di Kota Solok akan dapat diwujudkan. Bahkan dirinya menegaskan, penanganan sampah harus dimulai dari diri sendiri dan keluarga.

Seluruh PNS di Pemko Solok juga harus menjadi pelopor dalam mengelola sampah yang baik. Sebetulnya, dengan kondisi sampah rumah tangga yang cukup banyak di Kota Solok menurut Zul Elfian telah menggerakkan kader PKK Kota Solok untuk menggelar pelatihan pengelolaan sampah organik untuk rumah tangga. Berbagai kegiatan sosialiasi telah  dilakukan.

“Sangat penting bagi ma­syarakat mempelajari cara pengelolaan sampah organik dari rumah masing-masing. Apalagi, sampah organik sangat mudah busuk sehingga menghasilkan bau yang tidak enak,” ujar Zul Elfian.

Menurutnya, dengan membekali ibu-ibu rumah tangga cara pengolahan sampah organik, akan membawa dampak yang sangat positif. Sampah rumah tangga tidak lagi menjadi beban, tetapi bisa dimanfaatkan sedemikian rupa dan membawa manfaat besar.

“Selama ini, rata-rata rumah tangga cukup dipusingkan dengan sampah. Sekarang kita bekali bagaimana cara mengolahnya menjadi produk berguna. Baik sebagai pupuk organik, serta pestisida ramah lingkungan,” paparnya.

Salah satu  pengelolahan sampah organik yang bisa dijadikan Eco Enzyme. Eco Enzyme bisa menjadi cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah tangga, pertanian dan juga peternakan. Pada dasarnya, eco enzyme mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan sampah buah atau sayuran.

“Enzim dari “sampah” merupakan salah satu manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat. Cairan ini bisa menjadi pembersih rumah, maupun sebagai pupuk alami dan pestisidia yang efektif,” paparnya. (vko)

Exit mobile version