Sarjana semestinya tidak mencari lowongan pekerjaan atau malah menjadikan Pegawai Negri Sipil (PNS) sebagai tujuan sehabis tamat kuliah. Lulusan perguruan tinggi harus mampu membuka peluang usaha dan menggerakkan perekonomian dengan memanfaatkan sumberdaya dan potensi yang ada.
“Kabupaten Solok kaya akan potensi, terutama dibidang pertanian, dan ini belum tergarap secara maksimal,” ujar Wakil Bupati Solok, Yulfadri Nurdin.
Yulfadri menilai pentingnya Sarjana Pengusaha Penggerak Pertanian Swadaya (SP3S) Kabupaten Solok ditengah-tengah masyarakat. Menurutnya, dengan potensi yang ada di Kabupaten Solok, banyak hal yang bisa dilakukan oleh sarjana muda. Namun tentu perlu inovasi dan kreativitas. Disanalah fungsi ilmu yang dikenyam di bangku kuliah.
Melalui SP3S, Pemkab Solok menaruh harapan besar untuk kemajuan sektor pertanian. Melalui SP3S, sarjana didorong menjadi pelopor penggerak pertanian swadaya ditengah-tengah masyarakat.
Dimata Yulfadri, SP3S hadir untuk menjawab kekhawatiran terhadap berbagai persoalan dalam pengelolaan pertanian. Selain itu, juga untuk memberdayakan para sarjana muda. Pengelolaan dan pemasaran terhadap produk yang dihasilkan juga masih jauh dari harapan.
Melalui SP3S ini nantinya terang Yulfadri, diharapkan andil besar pemuda berpendidikan dalam mengembangkan sektor pertanian, terutama dalam menciptakan ide-ide kreatif dan inovatif. “Setidaknya mereka dapat menjadi motor penggerak dan pemandu di tempat tinggal masing-masing dalam bidang usaha kreatifnya, dengan memanfaatkan peluang dari potensi pertanian,” harapnya.
SP3S juga diberikan pelatihan bagaimana pengelolaan wirausaha di bidang pertanian, sebagai bentuk dukungan kepada SP3S dalam memulai langkah awal. Sehingga, ilmu-ilmu yang didapat, bisa dipraktikkan dalam kegiatan wirausaha di bidang pertanian nantinya. “Pemuda di Kabupaten Solok bisa saling bertukar pikiran, khususnya dalam bidang usaha pertanian. Sekaligus SP3S dapat menjadi media berbagi ilmu kepada petani kita,” katanya. (vko)