Menparekraf menyebut Desa Wisata Saribu Gonjong memiliki apa yang tidak ada di desa wisata lainnya di Indonesia. Di samping ada Jeruk Siam Gunuang Omeh (Jasigo) yang hampir rata dimiliki masyarakat setempat, kemudian alam terbuka dan budayanya yang menyatu dengan wisata dan kearifan lokal yang terjaga.
“Beda Sarugo dan lain di Sumbar, saya melihat ada Jeruk, alam terbuka dan budayanya menyatu dengan wisata dan kearifan lokal yang terjaga. Sumbar punya tradisi yang kuat dan pendirian Negara RI, Sumbar berperan besar. Di sini ada basis PDRI. Satu tahun perjuangan Desa Sarugo dari 1928-1929 mempertahankan Indonesia,” sebut Sandiaga Salahuddin Uno.
Di samping itu, dia bangga dengan semangat anak-anak muda mengambil peran membangun nagari atau desanya. Seperti yang dilakukan Rici Candra Ketua Pokdarwis Kampung Sarugo, yang pulang kampung dari Rantau Jakarta ke Kampung halaman hanya untuk membangun kampung dan terbukti hari ini Kampung Sarugo berwawasan global dan berkearifan lokal.
Sandiaga Uno mendoakan agar Sarugo menjadi wisata unggulan. Karena banyak sekali yang bisa dilakukan terutama dalam upaya menciptakan lapangan pekerjaan dari pariwisata dan ekonomi kreatif. Di kampung Sarugo ada ekonomi kreatif yang sudah dilakukan seperti kerajinan dari bambu, seperti rumah gonjong, tempat minum dan gantungan kunci. Kemudian dari segi kuliner di Sarugo tersedia Teh Talua, Punju Belut, Onde-onde Sarugo. Kemudian ada daya tarik lain dari alam berupa Bunga Bangkai dan air Terjun.
Pada kesempatan itu, Sandiaga Uno juga menyapa dan memberikan bingkisan kepada masyarakat setempat baik ibu-ibu dan anak-anak yang sudah berjejer dipinggir jalan dengan tetap mematuhi prokes Covid-19 yang ketat. Bahkan, juga membagi-bagi masker dan mengedukasi masyarakat terhadap kepatuhan dalam menerapkan prokes.
“Kunjungan kita ke kampung wisata dalam edukasi bagaimana penerakan prokes mulai dari cuci tangan, pakai masker. Desa wisata ini sangat strategis bagi wisatawan. Dengan kebangkitan ekonomi kreatif, dan tetap mematuhi Prokes,” pinta Sandiaga Uno.
Sebelumnya, Ketua Pokdarwis Sarugo Rici Candra menyampaikan, di Desa Wisata Saribu Gonjong juga ada Homestay rumah Gonjong. Kemudian konten kreatif berupa pacu Upia (pelepah pinang) dalam sawah yang ditarik bersama-sama. Untuk sarana promosi, Sarugo sudah memiliki FB, Instagram, You Tube dan telah menjalin kerjasama dengan Kominfo Limapuluh Kota untuk pembuatan website.
Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt Bandaro Rajo bersyukur Sarugo masuk 50 besar Desa Wisata dalam ajang ADWI 2021. “Kami atas nama pemerintah daerah, mohon bimbingan dan arahan. Sehingga pengunjung yang datang dapat menikmati indahnya, dapat membuat nyaman. Dan untuk infrastruktur Jalan karena Jalan Provinsi, kami sudah sampaikan kepada gubernur dan Isnya Allah. Dalam 5 tahun ini kita akan bangun 50 tempat objekwisata baru di Lima Puluh Kota. Kami tidak punya tambang, batu bara, tapi kami punya alam yang indah. Untuk itu kami mohon bimbingan pak menteri,” sebut Safaruddin.
Disampaikan bupati, Desa wisata Limapuluh Kota terus berbenah menampilkan dan memberikan yang terbaik untuk para turis, wisman dan wisatawan yang datang berkunjung. “Kita sedang berbenah dan akan memperkenalkan keduani internasional. Dan kami akan edukasi anak-anak di desa wisata, kemudian kelestarian budaya menjadi andalan kami. Dan masyarakat kompak. Masyarakat disini unik, kalau minta uang 20 ribu mungkin sulit, tapi untuk menyiapkan talam dimana satu Talam itu berisi seharga 100 ribu atau gotong royong dia sanggup,” ucap Safaruddin.
Selain itu, strategi Bupati Limapuluh Kota untuk memperkenalkan Saribu Gonjong kepada wisatawan, selain wisata alam ada juga wisata sejarah dan letak wilayah geografis Gunuang Omeh dengan Bonjol Pasaman kampungnya Tuanku Imam Bonjol, yang sangat dekat. “Dari sini kebonjol, sangat dekat. Kemudian disini daerah kelahiran Tan Malaka. Disini ada Talempong batu. Disini ada Monumen PDRI, dan kita tetap akan mempertahankan dan bangun kearifan lokal yang ada,” sebut Safaruddin. (**)