Belakangan ada pemandangan kurang menarik di SPBU SPBU yang ada di Sumatera Barat. Antrian kendaraan begitu panjang mengular, menunggu giliran dapat BBM bersubsidi. Ada pula yang bernasib tak baik, pas giliran di pengisian ternyata stok habis.
Apakah pribahasa yang menyatakan itik berenang di telaga mati kehausan. Atau pepatah yang sama ayam bertelur di atas lumbung padi mati kepalaran, kini kita alami? Katanya negeri kita kaya dengan kandungan minyak bumi. Bahkan menjadi negara pengekspor minyak. Tapi sayangnya kebutuhan untuk masyarakat tak terpenuhi dengan baik.
Langkanya BBM bersubsidi jenis solar dan premium sudah menjadi pemandangan biasa di Sumatera Barat. Hingga kemaren sepertinya masih belum terurai antrean, meski beberapa pihak sudah melakukan labgkah strategis untuk mengatasinya.
Sejak beberapa hari belakangan kita prihatin dengan kondisi masyarakat terkait kebutuhan BBM. Tak hanya sopir yang butuh BBM bersubsidi saja yang harus rela antre di SPBU, itu pun kalau dapat giliran dibatasi juga jumlahnya.
Masih penderitaan rakyat, selain sopir sopir tang antre dampak juga dirasakan warga sepanjang jalur SPBU. Toko tertutup jalan masuknya, jalanan macet karena antrean yang mengular. Tampak pula ego yang terkadang merusak sendi sendi sosial. Warga di sepanjang jalan pun terpaksa mengambil inisiatif untuk membuat tanda larangan parkir.
Derita rakyat ini sebenarnya cukup dilematis. Para pengambil kebijakan dan pihak terkait pun sudah mulai mengambil langkah taktis. Organda berencana akan melakukan aksi demo jika situasi tidak dapat diatasi. Pululan hebat dirasakan pengusaha angkutan karen mengganggu operasional angkutan mereka.
Selain Organda, politikus di Senayan dan Gubernur pun sudah melakukan langkah taktis. Meminta Pertamina untuk menambah kuota BBM bersubsidi. Memang dilematis, yang langka hanyalah yang bersubsidi, sementara BBM nonsubsidi stoknya aman aman saja.
Kelangkaan BBM bersubsidi di Sumbar sudah sering terjadi. Entaj memang warga Sumbar yang hobi disubsidi atau entah kendaraan dari luar daerah yang sengaja menghisap BBM dari SPBU di daerah ini. Tak ada regulasi plat kendaraan daerah tuan rumah yang dapat jatah, siapa saja yang singgah sah sah saja dapat jatah.
Semoga antrean panjang kendaraan yang ingin mengisi BBM jenis premium dan solar seperti masih terlihat pada pagi dan sore hari di banyak SPBU di Kota Padang segera berakhir. Sehingga masyarakat bisa beraktifitas dengan maksimal untuk produktifitas kerja masing masing.
Warga tentu berharap pendistribusian BBM secepatnya kembali lancar. Apabila belum lancar, sebaiknua pihak SPBU turun tangan lebih maksimal agar antrean kendaraan berjam-jam tidak menutupi usaha dekat area SPBU. (*)