Program program pembangunan yang dilaksanakan Pemko Padang di bawah komando Mahyeldi patut diapresiasi. Berbagai bidang pembangunan sangat dirasakan dampaknya, walaupun beberapa bidang perlu percepatan dan sentuhan yang lebih serius. Usai betonisasi jalan dan pemukiman, kini salahsatu yang terlihat di depan mata adalah pembangunan trotoar. Lihatlah di banyak ruas jalan, mulai jalan protokol pemerintahan hingga jalan jalan ruas utama terlihat tacelak. Sebagian lagi masih dalam proses pembangunan, terlihat material masih berserakan tanda pembanguannya masih berjalan.
Beda betoniasi beda pula pembangunan trotoat. Pembangunan betonisasi jalan begitu didambakan oleh masyarakat. Dampaknya sangat terasa, perumahan perumahan menjadi indah dan bersih. Pemukiman pemukiman penduduk juga semakin tertata dengan jalan yang memadai. Nyaris tak ada perdebatan ketika program ini dijalankan.
Suara dewan nyaris tak kedengaran nyaring mengomentari program ini. Berarti betonisasi memang salah satu program yang benar benar sesuai harapan dan keinginan warga kota. Selama jni sudah mendambakan kawasan yang bersih dan lengkap sarana transportasi memadai. Trotoar sedikit berbeda. Terkesan belum terlihat keseimbangan antara dana yang dianggarkan dengan dampak yang dimuncukan. Trotoar memang perlu untuk pejalan kaki, tapi pejalan kaki harus terbebas dari halangan dan rintangan. Jangan ada yang berdagang atau memanfaatkan trotoar dengan dana besar untuk kepentingan pribadi.
Membangun trotoar tentu menghabiskan dana yang besar. Kita memang tak membaca informasi anggaran itu dipajang di lokasi proyek. Tetapi dengan keseriusan pembangunannya, tentu anggaran yang dihabiskan telatif besar pula. Menjaga pembangunan betonisasi dengan menjaga pembangunan trotoar akan sangat berbeda. Betonisasi akan dijaga warga setempat, bahkan saat pembangunan saja warga ada yang sukarela menyiram jalan untuk beberapa hari. Katanya agar ketahanan lebih baik.
Demikian juga dengan kendaraan yang melewati jalan betonisasi. Warga akan spontan menghadanh kendaraan yang melebihi tonase. Khawatir jalan mereka cepat rusak, dan akan berakibat jangka panjang. Entah berapa tahun ada program sejenis, atau entah ada atau tidak progran pemeliharaan oleh pemerintah.
Lihatlah pembangunan trotoar. Entah ada yang peduli atau tidak. Misalnya kalau ada oknum warga yang menggunakan trotoar untuk kepentingan pribadi seperti berjualan, warga yang lain sepertinya diam. Takut berkomen, bahkan harus menghindar jika melewati trotoar yang terpakai. Pemandangan seperti ini sering kita temukan. Baik di jalan ruas utama maupun jalan jalan biasa. Trotoar dengan lebar bermeter meter, yang sudah menghabisi sebagian taman kota untuk membangunnya tapi ternyata sia sia.
Nasi belum menjadi bubur, trotoar lebar dan indah itu masih terlihat rapi. Kita harus menjaga dan memanfaatkan sesuai fungsinya. Oknum warga yang salah pemanfaatan trotoar perlu diedukasi dan diberi solusi. Kita harus bersama sama saling mengingatkan. Sebab sudah kewajiban untuk menjaga pembangunan secara bersama sama. (*)