Kemudian Dovy melanjutkan, untuk Instalasi Stem Cell atau Bank Jaringan, RSUP Dr. M. Djamil Padang merupakan satu-satunya rumah sakit di luar Pulau Jawa yang sedang membangun laboratorium bank jaringan. Dengan laboratorium bank jaringan diharapkan bisa meningkatkan angka harapan hidup masyarakat Indonesia, khususnya Sumbar.
“Progres pembangunan laboratorium bank jaringan sudah memasuki tahap dua, dan ditargetkan selesai pada November 2023. Anggaran yang kami minta bantuan itu sekitar Rp 15 miliar untuk pembelian alat,” ujarnya.
Terakhir skala prioritas yang dibutuhkan oleh RSUP Dr. M. Djamil Padang adalah pembangunan gedung KRIS. Tujuannya adalah untuk menambah kapasitas tempat tidur sehingga meminimalisir tertolaknya pasien yang datang ke rumah sakit. “Maka dari itu kami sangat membutuhkan lahan milik PT KAI itu untuk pembangunan gedung KRIS tersebut,” jelas Dovy.
Sementara itu, Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene dan Wakil Ketua Komisi IX Nihayatul Wafiroh mengatakan, kegiatan kunker Komisi IX DPR RI ke RSUP Dr. M. Djamil Padang bertujuan untuk mengetahui dan melihat kondisi ril dari RSUP Dr. M. Djamil Padang serta kebutuhan apa yang saat ini dibutuhkan oleh rumah sakit tersebut.
“Maka dari audiensi tadi (kemarin) kami langsung menanyakan kepada pihak RSUP Dr. M. Djamil Padang terkait apa kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit,” jelas Nihayatul Wafiroh.
Nihayatul menambahkan, tiga skala prioritas pengembangan faskes yang disampaikan oleh RSUP Dr. M. Djamil Padang tersebut sudah diterima oleh Komisi IX DPR RI, yang nantinya akan dibahas pada rapat Komisi IX di Jakarta.
“Untuk ketiga skala prioritas tadi lebih kurang anggarannya itu Rp 180 miliar. Untuk tahun 2023 ini pengajuannya sudah habis. Nanti kami coba usahakan masukkan di anggaran 2024. Diharapkan proposal dari RSUP Dr. M. Djamil langsung di-follow-up Kemenkes dan akan dibawa di rapat Komisi IX,” pungkasnya. (rom)




















