BUKITTINGGI,METRO–Korban penipuan hewan kurban di Kota Bukittinggi terus bertambah. Tidak hanya musala dan masjid yang gagal melaksanakan pemotongan hewan kurban, perkumpulan alumni SMA 3 Bukittinggi dan Rumah Bersalin Bunda juga bernasib sama.
Kenapa tidak. Hingga saat ini dan sudah lewat Hari Raya Idul Adha, hewan kurban yang sudah mereka pesan dan sudah dibayar tidak juga kunjung datang. Para peserta kurban pun dibuat merugi dengan total ratusan juta.
Ketua panitia kurban Alumni SMA 3 Bukittinggi, Edward Inyiak Jangguik menyebut kerugian yang dialami sebanyak lima ekor sapi kurban yang dijanjikan oleh terlapor Aldi, sehingga pihaknya terpaksa melapor ke Polisi.
“Hari ini kami laporkan saudara Aldi karena kami Alumni SMA 3 merasa ditipu, lima ekor sapi itu dijanjikan dipotong di rumah potong hewan dan diantarkan ke sekolah, namun tidak direalisasikan, kerugian sekitar Rp101 juta,” kata Edward, Selasa (12/7).
Menurutnya, kejadian ini baru pertama kali terjadi setelah sebelumnya berhubungan baik selama bertahun-tahun dengan terlapor Aldi.
“Sudah empat tahun Alumni SMA 3 Bukittinggi berhubungan dengan pembelian hewan kurban kepada terlapor. Selama ini tidak ada masalah, baru kali ini kami tertipu,” kata Edward.
Ia mengatakan kegiatan Kurban Alumni SMA 3 rutin dilakukan di sekolah setempat yang dibagi-bagikan kepada warga sekitar dan siswa kurang mampu.
“Ada 400 kupon yang telah disebar, dengan kejadian ini, Kurban terpaksa dibatalkan, sementara kami mencoba menggalang kembali dana dari para senior alumni,” ujarnya.
Sementara itu, pemilik Rumah Sakit Bersalin (RSB) Bunda, Yenni Fitri mengatakan pihaknya juga menjadi korban dengan satu ekor Sapi Kurban yang tidak didatangkan oleh Terlapor.
“Pembeliannya di daerah Gadut seharga Rp 19,2 juta, uangnya ditransfer. Sapi kurban itu untuk di Malalak, karena sapinya tidak datang terpaksa kami ganti dan beli lagi, besok kami laporkan ke Polisi,” kata Yenni.
Menanggapi laporan itu, Polsek Bukittinggi menurunkan tim gabungan di bawah pimpinan Panit Tiga Ipda Kasnizul untuk menyelidiki keberadaan Terlapor yang hingga kini belum diketahui.
“Sampai saat ini, ada dua Laporan yang kami terima dengan kasus sapi kurban dengan kerugian 10 ekor sapi dan satu kambing seharga Rp 200 juta lebih, sisa lainnya belum melapor,” katanya. (pry)