PDIP berharap kebijakan pemerintah di 2024 mendatang fokus untuk menjaga tingkat inflasi yang rendah. Selain itu, Sihar ingin Jokowi melakukan upaya mitigasi transmisi inflasi global ke domestik.
Artinya, para petinggi PDIP sudah terang-terangan mengkritisi atau menyerang pemerintahan Jokowi.Bahkan, sudah ada ‘kesimpulan’ pernyataan dari ketua DPP PDIP yang juga anak Ketum PDIP Megawati Soekarno Putr, yaitu Puan Maharani soal kawan menjadi lawan.
Pakar Politik dan Akademisi Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan perang terbuka PDIP dan Jokowi sudah terjadi. Menurut Ujang, PDIP sudah tidak menghitung keberadaan Presiden Jokowi pada pemilihan umum atau Pemilu 2024 mendatang dan menganggap orang nomor satu di Indonesia itu sudah menjadi lawan politik. “Mereka sudah perang terbuka, sudah kelihatan perangnya. Mudah-mudahnya Pemilu tetap aman dan menyejukan,” katanya.
Ujang menyebut salah satu faktor tidak akurnya PDIP dan Presiden Jokowi adalah pidato Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang mengingatkan kader dan relawan Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud agar tak takut dengan lawan meski dulu satu kubu. “Jangan takut lawan. Siapa pun lawannya walaupun dulu pernah saudara kita,” kata Puan ketika menyampaikan orasi dalam Deklarasi Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud Jawa Tengah di Gelanggang Olah Raga Jatidiri
Sayang, hal itu tak membuat PDIP dan Ganjar-Mahfud jadi lebih baik mengadapi kontestasi politik ini. Hal-hal yang mereka perbuat seperti menghancurkan waktu 10 tahun bersama Jokowi dengan program-program yang selalu mereka agung-agungkan. Selalu berdiri di belakang Jokowi, meski program itu tidak popular di kalangan masyarakat.
Tak heran, peneliti dan pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny Januar Ali atau yang akrab disapa Denny JA, menilai turunnya elektabilitas Ganjar Pranowo dalam beberapa survei terakhir menunjukkan para pendukungnya yang merupakan loyalis dari Jokowi telah pindah ke pasangan lain.
Hal ini tak lepas dari keputusan kubu pendukung Ganjar Pranowo yang mulai mengkritik pemerintahan Jokowi, khususnya setelah keputusan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang maju di Pilpres 2024 sebagai calon wakil presiden dari Prabowo Subianto.
“Jangan dilupakan, pendukung Jokowi adalah sumber dari sebagian besar pendukung Ganjar. Ketika kubu Ganjar mengkritik Jokowi yang terjadi adalah pendukung Jokowi itu pergi dari Ganjar,” kata Denny JA dikutip dalam keterangan video Ekspresi Data Denny JA yang dirilis Jumat (17/11/2023).
Waktu pelaksanaan Pileg dan Pilpres masih sekitar 3 bulan kurang lagi. Jika ‘perang’ terbuka ini terus berlangsung, pastinya akan membuat panas suasana politik Indonesia. Seharusnya, mereka yang awalnya berada di satu kubu ini tidak terlalu mengumbar kekecewaan, kesedihan dan kebimbangan serta ketakutan mereka ke publik. Agar Indonesia bisa lebih baik lagi, karena baru saja keluar dari krisis akibat pandemic Covid-19.
Perpecahan Jokowi dan PDIP sepertinya tak terelakkan dan sudah ‘bagalanggang mato urang banyak.’ Jokowi sendiri baru pulang dari kunjungan luar negerinya ke Arab Saudi dan Amerika Serikat. Belum ada komentar resmi dari Jokowi terkait serangan dari PDIP ini.
Kita minta sajalah mereka mendengar kembali apa yang pernah disampaikan Presiden pertama Indonesia Soekarno. “Entah bagaimana tercapainya persatuan itu, entah bagaimana rupanya persatuan itu, akan tetapi kapal yang membawa kita ke Indonesia Merdeka itulah Kapal Persatuan adanya.” Saat mencapai kemerdekaan diperlukan persatuan, jangan pula mengisinya dengan perpecahan. (Wartawan Utama)
















