Oleh: Jusmaini S.Pd
Dua tahun terakhir, Kurikulum Merdeka sudah dilaksanakan di SMA dalam wilayah Kota Pariaman. Meski sudah dua tahun dilaksanakan, tetapi dari pengamatan supervisor, masih banyak guru mengajar yang belum sesuai dengan implementasi Kurikulum Merdeka tersebut.
Mengapa belum terlaksana? Banyak guru yang kesulitan melaksanakan Kurikulum Merdeka yang berorientasi kepada siswa. Dalam hal ini, siswa dituntut berperan aktif dalam pembelajaran. Bagaimana merancang pembelajaran yang mengaktifkan siswa, perlu usaha dan kecekatan guru dalam merancang strategi pembelajaran tersebut. Pada satu sisi, terbatasnya alat mendukung metoda pembelajaran menjadi salah satu penyebabnya, apalagi jika guru bersangkutan kurang atau tidak mengikuti pelatihan tentang Kurikulum Merdeka.
Implementasi kurikulum adalah pelaksanaan kurikulum yang mencakup tujuan, isi bahan pelajaran serta tata cara yang digunakan. Kurikulum merupakan seperangkat cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa perubahan dari kurikulum ini adalah perubahan istilah dan esensi yang ingin dicapai dalam perangkat ajar, seperti capaian pembelajaran yang dulunya dikenal dengan Kompetensi Dasar. Tujuan Pembelajaran, kini menjadi Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dan Pembuatan Modul Ajar.
Terkait Asesmen masih banyak guru yang kurang paham dengan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KTTP). Hal ini penulis dapatkan dari perbincangan dengan sejumlah guru. Di samping itu, banyak sekolah yang yang mengimplementasi Kurikulum Merdeka dengan Mandiri Belajar, IKM Mandiri Berubah dan IKM Mandiri Berbagi. Mengikuti platform Merdeka Mengajar dengan mengikuti vidio inspirasi, pelatihan mandiri, mempelajari asesment, mengikuti komunitas belajar mau pun coaching kepala sekolah.
Kurikulum Merdeka merupakan pembelajaran yang berpusat kepada murid, disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya belajar, minat dan bakat murid tersebut. Pelaksanaan pembelajaran ini, ternyata belum bisa diterapkan sebagai mana mestinya. Beberapa langkah sudah dilakukan dengan penilaian diagnostik, mengenali bakat dan gaya belajar siswa.
Ada tiga model yang bisa dilakukan untuk dapat mencapai target pembelajaran ini. Ketiga model itu, Diferensiasi Konten, Proses dan Evaluasi. Pada hakikatnya, sangat bagus jika murid diberi pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan awal, gaya belajar seperti kinestik, audio visual, tetapi kurikulum yang masih muda usianya ini masih membutuhkan waktu untuk menggerakkan siswa sesuai rancangan pembelajaran yang dibuat.
Komentar