PASAR RAYA, METRO–Harga minyak goreng terus naik sampai hari ini. Kenaikan harga minyak goreng, baik yang kemasan maupun curah sidah terjadi hampir satu bulan terakhir ini. Bahkan, dalam sepekan terakhir, minyak goreng kemasan bermerek menembus angka Rp17.500 per liter.
Sedangkan untuk minyak goreng kemasan ukuran 2 liter sudah mencapai angka Rp34 ribu hingga Rp35 ribu. Kenaikan harga minyak goreng ini tercatat di data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), Kamis (4/11).
Di Pasar Raya Padang, sejumlah pedagang mengaku, kenaikan harga minyak goreng, baik curah maupun kemasan memberatkan pedagang makanan maupun masyarakat. Salah satunya, Linda (48), wanita yang sehari-hari berjualan makanan ini menyebutkan, sudah dua pekan ini minyak goreng mengalami kenaikan.
“Kami pedagang kecil tentu sangat terpukul. Karena naiknya minyak goreng, apalagi ekonomi saat ini serba susah. Serta pembeli yang masih sepi,” ujar Linda, Kamis (4/11).
Ia menambahkan, biasanya dirinya membeli minyak kemasan 2 liter Rp28 ribu. Namun saat ini naik menjadi Rp 34 ribu. “Sedangkan minyak goreng curah juga mengalami kenaikan. Biasanya Rp10 ribu/liter naik menjadi Rp14.000/liter. Kami berharap supaya harga kembali stabil dengan upaya kebijakan pemerintah,” kata Linda.
Sementara Fifi (42), ibu rumah tangga, mengakui kenaikan minyak goreng sudah sangat terasa dalam tiga pekan terakhir. Ibu dua anak ini menyebut, jika biasanya ia membeli minyak goreng kemasan bermerek Mitra atau Sari Murni dengan harga Rp14.000, sekarang harganya sudah mencapai Rp16.500 bahkan Rp17.000 per liter. Sedangkan untuk merek Bimoli, Sunco dan Filma bervariasi antara Rp17.500 hingga Rp18.000.
“Harganya terus naik. Bahkan, beberapa minyak goreng kemasan sudah sulit dicari di minimarket maupun supermarket,” sebut Fifi.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Padang Andree H Algamar mengatakan, naiknya harga minyak goreng belakangan ini terjadi di seluruh wilayah di Indonesia. “Tidak hanya kota Padang kenaikan ini merupakan fenomena nasional, artinya semua daerah memang mengalami kenaikan, dikarena kenaikan buah tandan segar (BTS) sawit. Kita sudah laporkan ke Kementerian Perdagangan perihal kenaikan ini,” katanya.
Namun, untuk di Kota Padang, kata Andree, Disdag sudah berkoordinasi dengan Bulog, Dinas Pertanian tentang termasuk distributor untuk melakukan upaya untuk mencarikan solusi kenaikan ini. “Seperti Bulog sudah menambah stok minyak goreng, termasuk upaya melakukan operasi pasar apabila harga minyak goreng terus naik,” ujar Andree yang juga Ketua PGSI Padang itu.
Di sisi lain, Andree mengatakan, untuk mengetahui harga kebutuhan pokok termasuk minyak goreng, masyarakat bisa mengakses sistem informasi perdagangan digital itu yakni Pasa Rami dan Tera Top.
“Di sini tergabung Pasa Rami dan Tera Top. Pasa Rami merupakan singkatan dari Pasar Padang dalam Sistem Informasi. Dengan membuka alamat website www.pasarami.disdag. padang.go.id, masyarakat bisa mendapatkan informasi tentang harga kebutuhan pokok. Selain itu, masyarakat juga dapat mengetahui tentang pasar yang dikelola Dinas Perdagangan Kota Padang,” tukasnya.
Terpisah, menyikapi harga minyak goreng yang membumbung naik, Ketua Fraksi Gerindra Kota Padang Mastilizal Aye pemerintah kota Padang harus peka dan segara mencarikan solusinya dengan upaya seperti melakukan operasi pasar dan upaya lainnya.
“Di saat ekonomi serba susah di tengah Covid-19 yang masih melanda harga minyak goreng naik, ini tentunya membuat masyarakat yang jelas terdampak. Maka dari itu harus segera carikan solusinya dengan menstabilkan harga minyak goreng,” kata Aye, sapaan akrab Mastilizal Aye.
Jika dibiarkan naik, kata Aye, selain berdampak ke ekonomi, kenaikan minyak goreng bisa berdampak negatif ke kesehatan. “Sebab, warga bisa saja memakai minyak goreng berulang-ulang lantaran untuk membeli yang baru harganya sudah melonjak naik. Jadi kapan perlu dilakukan subsidi apabila minyak goreng terus naik,” tandas Wakil Ketua Komisi IV DPRD Padang itu.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI menyatakan harga minyak goreng di dalam negeri melonjak imbas kenaikan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dunia. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan menjelaskan, harga minyak goreng tetap mengikuti mekanisme pasar, saat ini harga minyak goreng sangat dipengaruhi oleh kenaikan harga CPO,
Kemendag memastikan ketersediaan minyak goreng di tengah lonjakan harga selama beberapa waktu terakhir. “Pemerintah akan memastikan ketersediaan minyak goreng di dalam negeri,” kata Nurwan.
Dia mengatakan pemerintah terus memantau produsen dan pedagang agar tetap menjual minyak goreng sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET). Hal itu guna mencegah harga minyak goreng semakin membubung tinggi.
Sementara, sebagai respons dari kondisi tersebut, pemerintah berupaya untuk memastikan ketersediaan minyak goreng dalam negeri dengan meminta pelaku usaha untuk tetap memproduksi dan memprioritaskan kontinuitas pasokan dalam negeri serta melakukan monitoring harga secara kontinu.
Kemendag mencatat stok minyak goreng saat ini ada 628,60 ribu ton dengan ketahanan 1,49 bulan. Tindak lanjut yang disampaikan dalam bahan paparan Oke menyebutkan pemerintah berencana menghentikan ekspor minyak sawit mentah (CPO) guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tanggal 13 Oktober 2021 di Lemhanas. (hen)