Sejumlah Tokoh Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dan Tokoh Nasional dari Sumbar berkumpul malewakan Yayasan Pusat Kebudayan Minangkabau (PKM), Rabu malam (2/6), di Gedung Ladang Tari nan Jombang, Balai Baru, Padang. Mereka hadir di Ladang Tari nan Jombang dan juga secara daring dengan disiarkan secara langsung oleh Padang TV serta melalui channel youtube. Selain dihadiri Pengurus Yayasan PKM yang akan dilewakan. Hadir malam itu, Mantan Mendagri, Gamawan Fauzi, Anggota DPR RI, Guspardi Gaus, Ketua DPRD Sumbar, Supardi.
Juga hadir Kapolda Sumbar, Irjend Pol Toni Harmanto, Perwakilan dari Danrem 032 Wirabraja, Bupati Padangpariaman, Bupati Tanah Datar, Wali Kota Pariaman, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, para Seniman, Budayawan dan Tokoh Pers Sumbar.
Yayasan PKM berdiri pada tahun 2015 silam. Pendirinya tokoh-tokoh Sumbar. Sebut saja, Shofwan Karim, Alwi Karmena, Darman Moenir, Eko Yance Edri Yoenif, Emma Yohanna, Ery Mefri, Fadli Zon, Fasli Jalal, Hasril Chaniago, Irman Gusman, Mestika Zed, M Ibrahim Ilyas, Nofi Chandra, Yulizal Yunus, Wisran Hadi dan Taufiq Thaib.
Yayasan PKM malam itu dilewakan secara resmi oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah. Pada malam itu, juga diluncurkan Buku Biografi H Arnis Saleh Dt Malano Basa yang juga dihadiri langsung Keluarga Besar, H Arnis Saleh.
Buku yang berjudul “Saudagar Emas Minangkabau” yang memiliki nilai-nilai motivasi dari kisah perjalanan hidup H Arnis Saleh Dt Malano Basa itu, ditulis dengan apik oleh wartawan senior, Hasril Chaniago,yang disertakan dengan kata pengantar oleh Prof. Dr. H. Mestika Zed, MA. (almarhum).
Kegiatan Malewakan Yayasan PKM malam itu juga diisi dengan orasi kebudayaan oleh Tokoh Nasional dari Sumbar, Irman Gusman, secara virtual. Juga ada pasambahan adat oleh Musra Dahrizal Katik Jo Mangkuto, pemutaran video profil Yayasan PKM, pagelaran tari “Marentak Ranah Bundo” karya Ery Mefri (Nan Jombang Dance Company) yang didukung pembacaan puisi enam penyair. Kemudian juga ada pemutaran video profil H. Arnis Saleh yang didukung melalui testimoni, dilanjutkan dengan penyerahan buku biografi H. Arnis Saleh dan pidato oleh Gubernur Sumbar. Malam itu dilaksanakan penandatanganan piagam kerjasama antara PKM dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI), STMIK Indonesia dan Padang TV. Terakhir, penandatanganan kanvas penanda malewakan PKM.
Mahyeldi Ansharullah mengapresiasi kehadiran Yayasan PKM untuk memajukan kembali kebudayaan Minangkabau. Oleh karena itu, perlu dilakukan sinergitas dan kolaborasi untuk mencapainya. “Kebudayaan di Indonesia memiliki berbagai macam karakter dan perbedaan dan ciri khas. Hari ini kita hadir di sini, dengan motto Indonesia dalam Bhinneka Tunggal Ika,” kata Mahyeldi.
Mahyeldi berharap, Yayasan PKM bisa menghadirkan yang selama ini belum sempat dihadirkan. Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar dapat memberikan dukungan terhadap budaya di Minangkabau. Selain itu, budayawan yang tergabung dalam Dewan Kebudayaan, juga akan menghadirkan karya-karya melalui sinergi dan kolaborasi.“Hal inilah yang harus kita rangkai, bina dan kita persatukan satu sama lainnya. Sehingga Indonesia ini menjadi indah dengan kekayaan kebudayaan dari berbagai suku,” ucapnya.
Program Yayasan PKM mencakup sejumlah bidang, seperti bidang sosial, agama dan kemanusian. Sasaran yang akan dicapai amenawarkan program dalam lima pilihan. Yakni, kajian kebudayaan, penerbitan, database kebudayaan, kepustakaan dan perpustakaan, kesenian, festival, pertunjukan dan film, serta diplomasi kebudayaan.
Ketua Badan Pembina PKM, Irman Gusman secara daring menyampaikan, ciri dasar Kebudayaan Minangkabau ditunjukan dengan adanya Bahasa Minangkabau serta sistem matrilineal yang dalam kehidupannya berpegang teguh kepada ajaran Islam dan Adat Minangkabau, yang dipadukan dalam filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Syarak Mangato Adat Mamakai. “Perpaduan agama Islam dan adat ini menjadi landasan dasar bagi masyarakat Minangkabau dalam praktek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini dapat terlihat dalam diri orang Indonesia yang berasal dari Minangkabau dari dulu hingga sekarang,”ucap Mantan Ketua DPD RI itu.
Irman Gusman menyampaikan,Yayasan PKM siap bergandengan tangan dengan seluruh unsur, pelaku dan pemangku kepentingan kebudayaan Minangkabau untuk dijadikan mitra pemerintah. Hal ini dilakukan demi lebih memartabatkan Kebudayaan Minangkabau bagi kemajuan dan kesejahteraan daerah dan masyarakat. “Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah saat ini sedang menyusun Dewan Kebudayaan Sumbar. Ini harapan baru dan menjadi modal dasar demi mencapai kemajuan masyarakat Sumbar di masa mendatang,” tutupnya.
Sekretaris Umum Yayasan PKM, Yulizal Yunus Datuk Rajo Bagindo menyampaikan, Yayasan PKM berbadan Hukum berdasarkan SK Menkum HAM RI, yang berdiri sejak 3 Juli 2015. Sebelum kegiatan melewakan malam ini, sempat tertunda karena beberapa pendiri (Darman Moenir dan Taufiq Thaib) meninggal dunia. Termasuk Ketua Umum Yayasan PKM sebelumnya Prof Mestik Zed juga wafat. Selain itu, pandemi Covid-19 menghambat terlaksananya kegiatan ini.
Yayasan PKM mengemban fungsi sebagai rumah gadang tempat duduk bersama bagi pemangku dan lembaga kebudayaan lainnya, sebagai wadah mekanisme sentral yang mendorong kemajuan kebudayaan.
Visi Yayasan PKM adalah “Terwujudnya Kebudayaan Minangkabau yang Rahmatan lil ‘Alamin”, dengan thema line “Merayakan Kebudayaan Minangkabau”. Maksud dan tujuan Yayasan PKM itu dibatasi pada tiga aspek besar: (1) sosial, (2) keagamaan dan (3) kemanusiaan. Dalam tiga aspek tersebutyayasan PKM menawarkan lima program besar. Yakni: (1) kajian kebudayaan, (2)penerbitan, (3) kepustakaan dan perpustakaan, (4) festival, pertunjukan dan film, serta (5) diplomasi kebudayaan. “Dalam waktu dekat Yayasan PKM akan menulis dan menerbitkan buku Ensiklopedi Minangkabau, Monografi Adat Nagari serta Khazanah Kuliner Minangkabau lainnya,” ucapnya.(**)