PADANG, METRO–Pembukaan Festival Anak Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Tahun 2023, Sabtu (18/11) di Istana Gubernuran Sumbar dimeriahkan dengan berbagai macam pertunjukan. Di antaranya pantomim dari siswa disabilitas Sekolah Luar Biasa Yayasan Pembina Pendidikan Luar Biasa (SLB YPPLB).
Pantomim yang berjudul ‘Bermain di Taman’ ini karya salah seorang seniman teater di Sumbar, Dadang Leona. Dadang sudah sejak 2018 melatih anak SLB untuk berpantomim. Ia juga sering dilibatkan menjadi juri perlombaan pantomim tingkat Sumbar.
Beberapa muridnya mendapatkan juara nasional pantomim untuk kejuaraan nasional disabilitas dan tampil pernah tampil pada undangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek). “Butuh waktu 1 bulan lebih untuk melatih mereka di pertunjukan kali ini,” ujar Dadang.
Menurutnya, melatih siswa disabilitas membutuhkan kesabaran karena cara berkomunikasi yang berbeda. Dalam latihan, ia selalu melibatkan guru dari SLB sebagai penterjemah.
Pantomime merupakan pertunjukan teater tanpa kata yang penampilannya mengutamakan gerak tubuh dan ekspresi. Siswa bisu terbiasa berkomunikasi melalui gerak tubuh dan ekspresi.
Menurut Dadang, ini keunikan yang membuat siswa tersebut lebih mudah untuk menyelami pantomim dibandingkan orang yang dominan berkomunikasi dengan kata. “Penghayatan mereka sangat baik ketika berpantomim,” puji Dadang.
Pika Kesty, guru pendamping para penampil dari SLB-YPPLB menyampaikan kegembiraannya. “Baru kali ini siswa kami terlibat pada acara yang melibatkan banyak orang. Biasanya, mereka diundang ketika ada acara khusus disabilitas,” jelasnya.
Menurutnya, perbedaan antara anak bisu dan yang tidak hanya di cara komunikasi saja. Menariknya, di momen perayaan hari anak tahun ini, siswa SLB-YPPLB bisa merayakannya bersama anak-anak lain.
Gemala Ranti, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sumbar berharap kegiatan seperti ini bisa terus kontinu diselenggarakan. “Kegiatan ini menjadi upaya menghapus pembatas antar kondisi anak yang beragam,” harapnya.
Sementara itu, Yusuf Fadli Aser, Kurator Festival Anak mengatakan, festival ini bertujuan menghadirkan ruang temu yang inklusif untuk anak. “Bukan hanya bermain dan belajar bersama. Kami juga mendorong partisipasi bermakna dari anak agar percaya diri menyelenggarakan kegiatan serta menampilkan karya untuk diapresiasi khalayak,” ujarnya. (fan)
Komentar