Oleh: Reviandi
PARTAI politik mulai memastikan kemana arah dukungan mereka pada Pilpres 2024 mendatang. Teranyar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golongan Karya (Golkar) resmi memberikan dukungannya terhadap bakal calon Presiden (Bacapres) Prabowo Subianto, Minggu (13/8). Dua tokoh utama, Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto langsung mendeklarasikan diri di Gedung Proklamasi, Menteng, DKI Jakarta.
Pastinya, turut hadir Bacapres Prabowo Subianto dan Ketum PKB Muahimin Iskandar atau Cak Imin. PKB sendiri sejak awal telah mendeklarasikan mendukung Prabowo Subianto sekitar setahun lalu. Kini, kekuatan Prabowo begitu dahsyat dengan empat partai parlemen, Gerindra, PKB, PAN dan Golkar. Ditambah partai nonparlemen seperti PBB, Gelora dan PSI.
Meski gelegar itu disampaikan di tempat besejarah membuat naskah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, gaung dukungan ini cukup sampai di Sumbar. Utamanya para kader PAN dan PKS yang akan mencalonkan diri pada Pemilu Letislatif (Pileg) 2024 mendatang. Mereka sudah harap-harap cemas, kemana arah dukungan partainya diarahkan.
Memang, Sumbar sedikit berbeda dengan mayoritas provinsi di negeri ini. Tidak semua Bacapres dapat diterima dengan baik di Sumbar. Hal itu kembali terbukti saat Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei Capres di Sumbar dua pekan lalu. Di Sumbar, hanya nama Prabowo dan Anies Baswedan saja yang bersaing, sementara Ganjar Pranowo dipilih sekitar 5 persen pemilih saja.
Hal itulah yang membuat para Bacaleg PAN dan Golkar begitu takut kalau partainya melabuhkan pilihan mereka kepada Ganjar. Mereka masih belum bisa move on dari apa yang terjadi pada Pemilu 2014 dan 2019 di Sumbar. Ada dugaan, partai-partai yang mendukung Capres yang tidak ‘sejalan’ dengan pilihan mayoritas pemilih Sumbar juga akan anyep. Tak akan dapat suara.
Bahkan, ada seorang Bacaleg PAN di Kota Padang yang menyebut, kalau PAN dukung Ganjar, dia akan memilih ‘tiarap’ pada Pileg 2024. Artinya, tetap akan maju menjadi Caleg, tapi tidak akan bekerja untuk mendapatkan suara yang cukup. Karena percuma, berapa pun keras bekerja, masyarakat Sumbar akan menanyakan siapa Capres yang diusung partainya.
Nah, jika yang diusung adalah Ganjar, ada kemungkinan akan sangat susah mendapatkan kursi DPR, DPR Provinsi dan DPRD Kabupaten dan Kota. Karena Ganjar disebut-sebut akan sama nasibnya dengan Joko Widodo (Jokowi) yang pada dua Pilpres hanya mendapatkan suara sangat rendah. Bahkan Pilpres 2019 hanya mendapatkan 13 persen suara di Sumbar.
Andai PAN ke Ganjar, potensi mendapatkan suara seperti 2019 juga sangat berat. Apalagi mempertahankan 10 kursi di DPRD Sumbar yang membuat satu jatah Wakil Ketua DPRD Sumbar di tangan. Bahkan, ada di dua daerah PAN ‘berkuasa’ yaitu di Padangpanjang dan Pessel. PAN menjadi pemenang Pileg, salah satunya karena mendukung Prabowo.
Ketakutan Bacaleg PAN itu masuk akal sebenarnya, tak ada yang salah. Karena Sumbar telah ‘menentukan’ siapa yang akan mereka pilih pada Pilpres 2024. Setiap ada survei di Sumbar, yang tidak tahu dan tidak menjawab hanya di kisaran 10 persen saja. Artinya, sekitar 90 persen sudah menentukan Capres pilihan. Sehingga apa yang keluar di survei hari ini, agak susah berubah, kecuali ‘saling curi’ suara Prabowo dan Anies.
Sementara bagi Golkar di Sumbar, dukungan terhadap Prabowo ini juga membawa angin positif. Karena pada 2019 lalu, Golkar berada di pihak yang ‘berlawanan’ dengan masyarakat Sumbar. Sehingga, hampir di semua daerah pemilihan (Dapil), suara Golkar terhempas. Sekadar kursi wakil ketua DPRD Sumbar saja tidak lagi didapat oleh Golkar, yang sejak Reformasi selalu berganti, kalau tidak ketua, ya wakil.