LIMAPULUH KOTA, METRO–Dua gadis cantik, Desvita Elfina dan Indah Restu Ningsih mahasiswi dari Perguruan Tinggi Universitas Andalas (UNAND) Padang, melaksanakan kegiatan penelitian di peternakan itik petelur yang dikelola sejumlah petani peternak itik di Jorong Tanjung Haro Selatan, Nagari Sikabu-kabu Tanjungharo Padangpanjang (Sitapa), Kecamatan Luak, Kabupaten Limapuluh Kota.
Menurut ke dua mahasiswi jurusan peternakan angkatan 2018 itu, kegiatan penelitian yang dilakukan untuk kepentingan pendidikan itu untuk mengatahui performan, produktivitas dan kualitas telur itik jenis Mojosari yang dipelihara oleh masyarakat peternak itik petelur yang ada di Nagari Sitapa.
“Kegiatan penelitian ini akan berlangsung selama 8 minggu dibawah binaan dosen pembimbing Dr. Ir. Sabrina, MP dan Dr. Kusnadidi Subekti, S.Psat. MP,” ungkap Desvita Elfina dan Indah Restu Ningsih saat diwawancarai disela-sela aktifitas penelitian di kandang itik petelur milik seorang petani, Reflita Idrus, di Jorong Tanjung Haro Selatan.
Menurut Desvita Elfina dan Indah Restu Ningsih, hasil penelitiannya ini kemudian akan dijadikan bahan skripsi untuk kemudian secara keilmuan akan diuji oleh kedua dosen pembimbing Dr. Ir. Sabrina, MP dan Dr. Kusnadidi Subekti, S.Pt. MP.
Diakui Desvita Elfina dan Indah Restu Ningsih, selama kegiatan penelitian mereka tak hanya meniliti soal performan, produktivitas dan kualitas telur itik saja. Namun lebih jauh dari itu, ke dua mahasiswi tersebut juga terlibat langsung mempratekkan bagaimana cara merawat, memberikan pakan sekaligus memanen telur itik serta membersihkannya dan untuk kemudian ditimbang dengan timbangan digital untuk mencari tahu berat satu buah telur itik.
Aktifitas pemberian pakan ternak itik ini, ungkap Desvita Elfina dan Indah Restu Ningsih, seperti kebiasaan yang telah dilakukan para perternak itik dilakukan sekitar setiap pagi sekitar pukul 7.30 WIB. “Sebelum itik-itik tersebut diberikan pakan, terlebih dahulu dilakukan pembersihan wadah atau tempat air minumnya yang telah disiapkan di luar kandang yang dirancang sedemikian rupa untuk menghindari agar kandang tidak basah dan tidak berbau,” ungkap Desvita Elfina dan Indah Restu Ningsih.
Menurut Desvita Elfina dan Indah Restu Ningsih, petani peternak itik petelur yang ada di Nagari Sitapa ini adalah peternak itik petelur lahan kering. Artinya, itik-itik yang dipelihara sebagai itik petelur dipelihara di dalam kandang dan tidak berkeliaran secara bebas di alam terbuka. Dari beberapa keterangan peternak itik petelur lahan kering yang ada di daerah tersebut, produksi telur yang dihasilkan berkisan 75 sampai 85 persen dari jumlah itik yang diperlihara. “Pakan itik yang diberikan adalah sejenis pelet yang banyak dijual para pengusaha pakan ternak dengan berbagai jenis dan merk. Disamping itu, untuk menjaga kesehatan itik sewaktu-waktu itik juga diberikan vitamin yang dicampurkan ke dalam air minumnya. Tujuannya, agar produksi telur itik tetap stabil dan maksimal,” sebutnya. (uus)