Sumbar meraih penghargaan untuk kategori progam desa wisata. Keberhasilan itu dinilai dari lima indikator. Pertama program kreatif pendukung Desa Wisata. Lahirnya 50 Desa Wisata Agro. Tersebar di 19 kabupaten dan kota di Sumbar.
Kabupaten Tanah Datar menjadi penyumbang terbanyak, dengan lima destinasi Desa Wisata Agro. Seluruh unsur pentahelix pariwisata bahu-membahu membangun ekosistem desa wisata agro yang berkolaborasi dengan sektor pertanian sebagai salah satu mata pencarian utama masyarakat Sumbar.
Dengan adanya TVC Promosi Pariwisata Sumbar Tambuah Ciek yang diinisiasi Badan Promosi Pariwisata daerah (BPPD) Sumbar. TVC Tambuah Ciek video promosi pariwisata yang dapat menggaet wisatawan asing dan lokal datang ke Sumbar. Video ini dibuat beberapa scene, durasinya 3 menit yang menginterprestasikan filosofi Minangkabau berpadu literasi dan penelitian menjadi sebuah TVC (Television Commercial). Untuk yang pertama TVC fokus pada destinasi utama di Sumbar, dengan ceritanya serta filosofi dan ekosistem pariwisata.
Kedua, program inovatif berbasis digital. Website Visit Beautiful West Sumatera disuguhkan berbagai macam menu yang bisa dipilih untuk mendapatkan informasi seputar pariwisata. Informasi pada halaman awal website ini, mulai dari destinasi wisata, penginapan hingga digital book yang bisa digunakan wisatawan yang datang berkunjung. Selain itu, ada juga informasi lain seperti event-event yang akan diselenggarakan di Sumbar.
Ketiga, adanya kepemilikan dan keterlibatan aktif masyarakat yaitu, BPPD Sumbar. Tim ini terdapat sembilan unsur yang akan menjadi tumpuan baru untuk pariwisata.
Adanya Tim Kreatif Pemasaran Pariwisata (TIKI PETA). Mereka berisikan SDM kreatif dari berbagai kalangan, baik ASN maupun profesional seperti fotografer, konten kreator, untuk mendongkrak pariwisata. Berkat tim ini, Sumbar memperoleh dua penghargaan dari Kemenparekraf.
Keempat, adanya kontribusi ekonomi hingga pelestarian lingkungan. Seperti, Pasar Digital Kubu Gadang, konsep wisata di mana suatu lokasi ditata hingga menjadi objek semenarik mungkin lalu dipromosikan dan viral di dunia maya.
Kemudian, desa konsep ekowisata di Nagari Ampiang Parak, Pesisir Selatan. Menjadi desa pertama di Indonesia yang berhasil menyandingkan pariwisata dengan kegiatan Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Unik karena desa wisata ini mengusung konsep Ekowisata (Penyu) Berbasis PRB.
Desa Wisata Ekowisata Penyu Amping Parak telah memiliki sejumlah paket wisata, misalnya paket edukasi tentang penyu, paket edukasi tentang mangrove, paket edukasi PRB untuk anak dan keluarga, paket tracking mangrove dengan kano.
Begitu juga adanya Sekolah Tinggi Ilmu Beruk (STIB) di Desa Apar Pariaman Sikola Baruak atau Sekolah Beruk pertama dan satu-satunya di Indonesia. Di desa wisata ini konservasi satwa. Beruk di tempat ini tidak hanya mengandalkan kemampuan dan kecepatan memanjat, namun juga dilatih memilih buah kelapa yang matang dan siap dipanen.
Indikator terarkhir yakni, adanya program peningkatan kunjungan wisatawan. Melalui Visit Beautiful West Sumatra (VBWS) 2023 program ini upaya strategi pengembangan pariwisata yang terintegrasi dengan melibatkan seluruh stakeholders, untuk meningkatkan jumlah kunjungan dan mendorong nilai ekonomi pada sektor potensial. Termasuk izin pintu masuk kedatangan internasional di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Dibuka rute penerbangan Kuala Lumpur-Padang dan Padan Kuala Lumpur. (AD.ADPSB)
















