Oleh: Reviandi
Daerah pemilihan (Dapil) DPRD Sumbar 8 terdiri dari dua daerah yang tidak seimbang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) dan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dari sisi jumlah penduduk, luas wilayah dan lainnya, Pessel jauh lebih unggul. Namun, ini lebih baik bagi Mentawai karena sebelumnya digabungkan dengan Kota Padang yang hampir dua kali lebih besar dari Pessel.
Namun, dari 7 kursi yang diperebutkan 2019 lalu, semuanya dikuasai oleh politisi dari Pessel. Bahkan, saat ada yang di-PAW juga masih diamankan oleh kader partai dari Pessel. Dalam sejarahnya, baik saat bergabung dengan Kota Padang atau Pessel, sangat jarang ada yang mewakili Mentawai. Pemilu 2014 pernah menghadirkan Sudarmi Saogo dari Partai Gerindra, sebelum 2019 diambil alih Muchlis Yusuf Abit.
Pemilu 2024 ini, ada harapan wakil Mentawai melaju dari PDI Perjuangan. Karena diisi oleh mantan Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabbagalet di nomor urut 1. PDIP masih menjadi partai nomor 1 di Mentawai sampai 2019 lalu. Jika masyarakat Mentawai serius, maka Yudas bisa saja mewakili Mentawai di DPRD Sumbar. Nomor urut 2 juga bukan nama sembarangan, Ketua DPC PDIP Pessel Sri Kumala Dewi yang sangat aktif di PDIP dan aksi sosial.
Nomor urut 3 ada mantan Ketua DPRD Kepulauan Mentawai Hendri Dori Satoko yang 2019 nyaris mendapatkan kursi ke-7 di Dapil Sumbar 8. Sekarang, dia kembali bersaing dan yakin mendapatkan satu kursi. Nomor urut 3 diisi mantan pejabat di Dinas Pendidikan Sumbar Dr Desmi Irianti MPd. Dia disebut cukup aktif bergelut di bidang Pendidikan di Pessel sebelum pensiun.
Nomor 5 ada Aljufri, anggota DPRD Pessel dari Partai NasDem yang rela di-PAW karena pindah ke PDIP dan mencoba ke tingkat provinsi. Dia kemungkinan bisa merajai suara PDIP di Pessel. Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pessel Toni Mardianto di nomor urut 6. Pengusaha Mentawai Rapta Saleleubaja duduk di nomor urut 7. Artinya, PDIP sangat serius menempatkan Caleg-Calegnya di Dapil Mentawai-Pessel. Berpotensi mengancam partai lain.
Pemenang 2019 Partai Gerindra disebut tidak akan tinggal diam dan telah mempersiapkan Caleg terbaiknya. Bahkan, ada lembaga survei yang sampai menyebut Gerindra bisa mendapatkan 3 dari 7 kursi DPRD Sumbar dari sini. Padahal, 2019 hanya satu kursi atas nama Muchlis Yusuf Abit yang kembali mendapatkan nomor urut 1. Nomor urut 2 diisi Nova Omerzon, politisi muda Gerindra yang juga aktif di DPP Partai Gerindra pusat. Nomor tiga ada Caleg perempuan Eva Fitrianti.
Nomor urut 4 Gerindra adalah kuda hitam yang diprediksi akan mendongkrak naik suara Gerindra dari Pessel. Dia adalah Afrizon Nazar Uncu yang 2019 maju ke DPR RI dan suaranya hanya dikalahkan oleh Andre Rosiade dan Suir Syam. Suaranya lebih banyak dari Edriana dan 4 Caleg lainnya. Mantan Kepala Dinas Pertanian Pessel ini dipercaya akan membantu Gerindra mendapatkan dua atau tiga kursi.
Nomor urut 5 ada mantan pejabat Pemkab Pessel yang juga aktivis MUI Pon Idris di nomor urut 2. Saat DCS namanya tidak terdaftar, karena dia menggantikan anggota DPRD Pessel yang meninggal dunia Pardinal Datuak Tan Kiamek. Nomor urut 6 ada Caleg perempuan Rini Suspita. Anggota DPRD Pessel Herpi Damson Epi Kampai mendapatkan nomor urut 7. Dia adalah mantan Ketua DPC Gerindra Pessel beberapa tahun lalu.
Partai Golongan Karya (Golkar) juga tak mau kecolongan di Dapil ini dengan menempatkan Caleg-caleg terbaiknya. Nomor urut 1 masih diisi incumbent Zarfi Deson yang kerap turun berkeliling ke Pessel sejak dilantik 2019. Lawan beratnya ada di nomor urut 2, Syafrizal Ucok Dt Nan Batuah. Mantan Wakil Bupati Pessel yang baru pensiun dari serangkaian jabatannya di Pemprov Sumbar.
Nomor urut 3 ada Emma Yanti. Nomor urut 4 ada Hendrikus Nopianto Saleleubaja. Dia adalah mantan caleg DPR RI dari Hanura di Sumbar 1 pada 2019. Sekarang juga menjadi Ketua Umum MPC Pemuda Pancasila (PP) Kepulauan Mentawai Periode 2023-2027. Nomor urut 5 ada kader senior Golkar yang sudah beberapa periode di DPRD Pessel dan Sumbar Saidal Masfiyuddin. Nomor 6 ada Caleg perempuan yang aktif di PKPS Chesno Mellia, nomor 7 Darmawan.
Komentar