AGAM, METRO–Pelaku Usaha Kecial Menengah (UKM) di Kabupaten Agam, kesulitan untuk mencari bahan baku jenis ikan rinuak, setelah ikan endemik tersebut langka di Danau Maninjau, sehingga mereka mengalihkan ke bahan lain.
Pemilik Usaha Laura Pulau Harapan Agam Netti Zoneta Jumat (29/9) mengatakan ikan rinuak ini langka semenjak Desember 2022 sampai September 2023, setelah kondisi air danau tercemar.
“Semenjak Desember 2022 sampai sekarang, tidak ada nelayan tangkap mendapatkan ikan rinuak,” katanya.
Ia mengatakan, ia terpaksa mengalihkan bahan baku dari ikan rinuak menjadi ikan patin, ikan tenggiri dan lainnya setelah ikan rinuak tersebut langka.
Ikan tersebut diolah menjadi makanan olahan berupa amplang ikan, emping, serundeng dan lainnya.
“Sebelum ikan rinuak langka, bahan untuk makanan itu berasal dari ikan rinuak. Namun dengan sulitnya mendapatkan ikan rinuak, terpaksa saya ganti dengan ikan lain,” katanya.
Ia mengakui, pernah menyimpan ikan rinuak di pendingin dengan jumlah sekitar 150 kilogram. Ikan rinuak itu merupakan hasil tangkapan nelayan pada Desember 2022.
Namun dengan sering diolah, sehingga persediaan itu sudah menipis dan tinggal hanya sekitar 20 kilogram. “Persediaan sudah menipis dan hanya untuk beberapa bulan kedepan,” katanya.
Pelaku UKM lainnya, Fitri menambahkan bahan baku ikan rinuak berasal dari Danau Singkarak dengan jenis ikan serupa dengan ikan rinuak.




















