PJ Wali Kota Sawahlunto Zefnihan bersam Camat BaÂrangin Subandi, pagi-pagi sekali pukul 08.00 WIB langsung terjun ke lokasi. Berdasar hasil temuan di lapangan memang ada aktifitas penambangan disini. Sebelumnya juga sudah pernah terjadi bencana disepakati antisipasi – antisipasinya, sudah dilakukan pembuatan embung. Namun karena embung penuh terjadi penumpukan air maka embung tersebut harus dikurangi airnya, karena bisa membuat dinding embung runtuh. “KaÂmi meminta perusahaan meÂnyediakan mesin pompa air. Untuk solusi jangka menengah diminta OPD terkait mencarikan solusi yang lebih memÂberikan keamanan kepada masyaÂrakat seperti memecah air yang ada diatas, kita akan lihat kedepan bagaiÂmana tanggung jawab perusahaan, dan komunikasi yang terjalin dengan masyarakat sehingga tidak ada korban dari dampak penambangan batu ini,” tegasnya.
Pihak perusahaan yang diwakili oleh Ketua Koperasi CanÂdra, menyebutkan peÂnamÂbangan sudah dilakukan sesuai SOP, termasuk pihaknya juga sudah membuat saÂluran air, dan draiÂnase. Hanya saja karena curah hujan tinggi dan pengaruh alam ada drainase yang tersumbat sehingga menyebabkan musiÂbah ini terjadi.
Diakuinya Penambangan batu ini dikelola oleh Koperasi Baru Ngarai, dan sudah berdiri sejak tahun 2016. Selama berdiri belum ada terjadi bencana, pihaknya meÂngetahui ada bencana baru 2 (dua) kali yaitu banjir lumpur, dan Longsornya tebing penahan rumah warga ini.
Ketika diwawancara oleh media ini terlihat sekali Ketua Koperasi Candra ini beberapa kali menolak memberikan informasi dengan berbagai alasan, sibuk memikirkan persoalan perbaikan akibat longsor ini, dan selalu emosi dan tidak koperatif ketika dikonfirmasi oleh media ini. (pin)




















