SAWAHLUNTO, METRO–Terulang lagi dampak pertambangan batu galian C yang dilakukan d atas permukiman warga akibatkan longsor parah tebing penahan rumah warga amblas sehingga tutupi separuh badan jalan, Sabtu (4/11). Terjadi di permukiman warga Desa Kolok Mudiak yang sebelumnya tanggal 27 Oktober 2023 mengalami banjir lumpur parah hingga merendam permukiman warga, masjid dan longsor di TPU warga akibat dampak penambangan batu tersebut.
Menurut pemilik rumah Doni, longsor pada tebing penahan rumahnya terjadi dini hari pukul 03.00 WIB. Dimana pada saat itu daerahnya diguyur hujan lebat yang terjadi pada pukul 02.00 WIB dinihari waktu setempat hingga pukul 05.00 WIB.
Korban yang bernama Doni menyebutkan, saat hujan lebat Doni terbangun karena ingin melaksanakan sholat tahajud pukul 03.00 wib dini hari Sabtu (4/11). Namun dia heran karena terdengar suara kendaraan yang tersendat-sendat, dan bunyi klakson dibawah rumahnya. Akhirnya dia mengintip keluar, ternyata di halaman rumahnya sudah mengalir air lumpur seperti air bah. Dan tiba-tiba perlahan tebing penahan rumahnya jatuh karena terdorong derasnya air yang berasal dari belakang rumah dan sampai kehalaman. Dilihat kebawah rumah ternyata sudah ada sebagian tanah tebing yang longsor menutupi sebagian jalan. Doni merasa sangat kuatir sehingga menelepon Kepala Desa Kolok Mudik Jufrinaldi memberitahukan musibah tersebut.
Pasca menerima laporan terkait longsor dirumah korban, Jufrinaldi segera mengumpulkan masyarakat setempat untuk bergotong royong. Dilanjutkan dengan menghubungkan pihak BPBD dan Damkar Sawahlunto, untuk membantu membersihkan sebagian badan jalan yang tertutup longsor.
“Ini sudah yang ketiga kalinya musibah menimpa warga kami, pertama banjir lumpur, kedua banjir lumpur yang parah dan ketiga adalah longsor tebing penahan rumah warga yang menimpa separuh badan jalan dibawahnya,” aku Mufrinaldi.