Oleh: Reviandi
Bakal calon Presiden (Bacapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto menyajikan ‘cerita’ unik saat menghadiri Konsolidasi Zona III Pemenangan Pileg Partai Bulan Bintang (PBB) dan Pemenangan Prabowo sebagai Presiden RI 2024, Sabtu (9/9) di Pangeran Beach Hotel Padang. Tak disangka, PBB full power dan benar-benar mengerahkan kader mereka memenuhi ballroom hotel ‘senior’ itu.
Prabowo adalah orator yang sangat bersemangat. Penuh energi meski sudah berusia 71 tahun. Tapi, tak seperti biasa, tak ada aksi gebrak mimbar atau minta kopi seperti acara-acara sebelumnya. Mungkin, karena itu acara PBB yang dihadiri Ketum Yusril Ihza Mahendra dan Sekjen Afriansyah Noor. Prabowo banyak tertawa, sembari bercerita tentang monyetnya yang suka melompat.
Sebelum bercerita soal kisah nyata peliharaannya, Prabowo dalam acara yang dihadir kader PBB dari Sumbar, Sumut, Sumsel, Riau, Jambi, Kepri, Bengkulu, Lampung, Banten dan DKI Jakarta itu menyebut, di Indonesia, elite politiklah yang berulah. Dia menyebut, elite terlalu pintar dan manuvernya banyak. Lompat sana dan lompat sini, pokoknya suka lompat melompat.
Kata Prabowo, dulu dia punya hewan piaraan seekor monyet. Monyet yang baik sekali dan dia sangat suka. Dia tak menjelaskan jenis monyet, umur dan warna bulunya. Hanya monyet, dan itu cerita sebenarnya menurut Ketua Umum Gerindra itu. Entah apa maksudnya, Prabowo terlihat begitu santai dan ceria bercerita.
Monyet itu tinggal bersamanya saat dia menghuni rumah adiknya di Kemang, Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta. Meski dia tak pula menjelaskan adiknya yang mana. Yang pasti, adik Prabowo hanya satu, Hashim Sujono Djojohadikusumo, yang dikenal sebagai pendiri Gerindra bersamanya. Tapi tidak pentinglah, tapi kita tahu, Prabowo saat itu tinggal di rumah adiknya, tahun berapanya terserah.
Monyet itu dibebaskan oleh Prabowo di pekarangan rumah yang banyak pohon. Begitu bebasnya monyet itu, sampai lompat sana dan lompat sini. Mungkin bisa dijadikan hiburan di saat senggang mantan Pangkostrad yang kini menjabat Menteri Pertahanan RI. Monyet memang hidup melompat-lompat dari pohon ke pohon, karena di habitatnya di hutan memang begitu.
Selain monyet tukang lompat, di pekarangan rumah juga ada anjing herder. Anjing penjaga yang biasa-biasa saja. Anjing yang dipelihara agar rumah itu aman dari orang luar yang berniat jahat. Prabowo juga tak menjelaskan kebiasaan atau istimewanya anjing penjaga. Hanya menyebut anjing biasa.
Sementara si monyet terus melompat ke sana dan kemari. Saking semangatnya, suatu hari monyet itu melompat ke halaman yang ada herdernya, persis di dekat kandang. Tidak itu saja, monyet juga tidak mau tinggal diam. Ekor anjing itu ditarik-tarik, mungkin karena gemasnya.
Herder awalnya diam saja. Tapi karena sudah keterlaluan, monyet langsung diterkam dan akhirnya mati. Mati seperti apa, Prabowo juga tak menjelaskan apa-apa. Bisa hanya dicakar, atau langsung dimangsa oleh herder yang makanannya memang daging segar. Apakah daging monyet masuk kategori menunya atau tidak, tak ada yang tahu.
Meski menyebut cerita nyata, tapi Prabowo mengaku tak menyindir siapa-siapa. Dia hanya ingin cerita monyet itu dijadikan pelajaran oleh kader Partai Gerindra. Partai yang didirikannya 6 Februari 2008 bersama Fadli Zon, Hashim Djojohadikusumo, Suhardi, Muchdi Purwoprandjono (PR) dan lainnya. Jangan sampai, kader Gerindra menjadi monyet seperti ceritanya.
Prabowo mengajari kader-kadernya, agar masuk dunia politik didasarkan pengabdian. Karena arti politik yang sesungguhnya itu adalah meperjuangkan kesejahteraan rakyat. Kalau politik itu kotor? Prabowo menyebut kadang-kadang untuk mencapai kebaikan kita harus masuk ke lumpur. Tapi jangan terus-terusan.