Mengkaji Pelabuhan di Era Modern, satu dari Pelabuhan terbesar bagian barat Indonesia, memiliki Pelabuhan Teluk Bayur, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.
Pelabuhan Teluk Bayur dulunya adalah Pelabuhan Emmahaven yang dibangun sejak zaman kolonial Belanda antara tahun 1888 sampai 1893. Pelabuhan ini merupakan pintu gerbang antar pulau dan pintu masuk ke negara-negara lainnya.
Seperti apa Pelabuhan yang di masuk dalam era modern itu? Apakah Luasnya, Pelayanananya, apakah kapal yang bersandar, memiliki infrastruktur bagus, lapar atau apa?
Jikalau itu semua menjadi persyaratan utama pelabuhan yang sebenarnya Pelabuhan Teluk Bayur masih kalah dengan Pelabuhan-pelabuhan yang lain, di pelabuhan Sumatera Barat belum bisa di kategorikan dengan Pelabuhan modern.
Kini memang sudah tidak ada lagi dulu lagi kegiatan transportasi di Pelabuhan, Pelabuhan kini baru saja digunakan untuk bongkar muat barang yang selalu berpusat pada Pelabuhan, pada zaman sekarang pelabuhan hanya menjadi tempat manusia yang memusatkan kebutuhan hidup sebagai pembisnis, bahkan segelintir manusia yang ingin bepergian .
Sama halnya dengan Bandara, Pelabuhan itu memiliki fungsi yang sangat penting sebagai prasarana untuk menunjang pembangunan. Jika Bandara adalah alternatif yang baru, maka sejak dulu, pelabuhan juga merupakan alternatif yang sebagai lokasi yang sangat penting untuk berbagai kepentingan. Namun semakin berkembangnya dunia, maka sebagai langkah yang tepat untuk bisa membuat perencanaan Pelabuhan Laut yang tepat agar terlihat modern dan ada eranya.
Membicarakan kebutuhan modern adalah dengan pergantian zaman, dari zaman nenek hingga pelaut hingga zaman Lucinta Luna (manusia bergenre), modern itu tentu ada hal yang paling kuat yang hadir di dalam pelabuhan itu sendiri, ntah itu fasilitas, infrastrukturnya atau apalah, yang jelas modern itu hebat dibandingkan yang lain.
Kami tahu, itu pelabuhan yang modern itu pelabuhan yang membuat negara-negara banyak orang untuk bongkar muat barang, atau bahkan transportasi, membuat hasil ekspor dan impor tidak harus transit dulu ke negara tentangga (Singapura) yang menawarkan waktu.
Saat ini waktu tunggu bongkar muat barang (dweling time) Pelabuhan Teluk Bayur masih cukup lama, waktu tinggal rata-rata di Pelabuhan Teluk Bayur itu 1 hari, sementara waktu tempuh Pelabuhan Singapura 0,5 hari, kenapa bisa berbeda waktu bongkar muat yang terjadi di antara dua liter tersebut?
Infrastruktur sekali lagi untuk kemajuan peradaban tergantung dari infrastruktur, pada masa lalu kita (Teluk Bayur) kalah kelas dengan jalur sutranya singapura, kalau mau kepala ke kepala Teluk Bayur bisa jadi salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia tapi sekali lagi infrastruktur dananya tidak murah negara secuil jadi bisa maju, sekali lagi mental sumbu pendeknya harus dihilangkan negara kita di jago kalau urusan politik, jago kalau urusan korupsi, dan lain-lain, termasuk negara-negara yang kalah telak di belakang negara tetangga.
Kita memang kalah jauh dari negara tapi lambat laun kita harus juga berubah, Teluk Bayur memang kurang, tapi masih sedikit, dana infrastruktur selain pajak bisa juga dipergunakan.
Dari tahun sebelumnya, Teluk Bayur dalam setahun lalu di tahun 2017 menampung 12 juta ton (semua barang) dan untuk kunjungan kapal sebanyak 2700 unit, dibandingkan dengan Pelabuhan Singapura dalam setahun terahkir mereka menampung sebanyak 30juta ton dan kunjungan kapal sebanyak 21.900 unit kapal, sungguh perbedaan yang sangat signifikan.
Walau dwelling time kita dibawah mereka tapi untuk urusan tarif Terminal Handling Charge (THC), Pelabuhan Teluk Bayur lebih murah dibandingkan Singapura.
Singapura kontainer 20 kaki 138,24 dolar AS. Sementara Teluk Bayur tarif THC kontainer 20 kaki hanya 675.000 rupiah atau 46,42 dolar AS.
Mengapa jauh berbeda? Ternyata penyimpanan kontainer mereka rela memberikan tanahnya untuk di bangun sejumlah fasilitas dan layanan yang diberikan Port of Singapore yang memungkinkan pelabuhan tersebut untuk menampung ribuan kargo dan truk kontainer. Selain itu, gudang-gudang penyimpanan barang dan lahan pelabuhan yang luas dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan, pengemasan, konsolidasi dan distribusi kargo.
Peningkatan kapasitas Pelabuhan Teluk Bayur harus diikuti dengan peningkatan produktivitas dan kinerja pelabuhan. Penambahan fasilitas fisik harus diikuti dengan peningkatan profesionalisme manajemen, operasional, dan standardisasi kepelabuhanan. Selain itu perlu dilakukan kerja sama, sinergi, dan koordinasi yang baik dengan semua instansi di pelabuhan, termasuk koordinasi yang erat dengan otoritas pelabuhan (OP) agar bisa menjadi Pelabuhan yang di kategorikan masuk ke dalam era baru.
Perbandingan lebih baiknya, fasilitas pelabuhan di negara SIngapura dari segi kedalaman dermaga atau pelabuhannya. Singapura sudah mencapai 16 meter kedalaman pelabuhannya. Sedangkan Teluk Bayur masih berkisar di angka 10-12 meter
Dalam beberapa bulan terahkir, Pelabuhan Teluk Bayur berhasil meraih penghargaan Prima Unit Sektor Pelayanan dari Kementerian Perhubungan RI, dan penghargaan Pelayanan Publik Sektor Transportasi Tahun 2018, hal itu memicu Pelabuhan Teluk Bayur untuk menjadi pelabuhan yang termodern untuk kedepannya.
Pelabuhan tersebut juga sudah merancang berbagai fasilitas yang modern guna untuk berkecimpung di dunia modern seperti Truck Registered. Pengukuhan Port Captain, Deputy Port Captain, Terminal Captain dan Controller.
General Manager IPC Pelindo II Teluk Bayur Armen Amir pernah berkata bahwa, pelabuhan yang saat ini tengah dibawah jabatannya tersebut ia ingin jadikan pelabuhan tersebut menjadi pelabuhan terbesar terkemuka dan modern di Indonesia.
Pelabuhan tidak mau ketinggalan zaman, kini zaman mileneal, Pelabuhan mesti mampu bersaing dengan yang lain, memang, untuk menciptakan hal yang modern itu tidak bisa dilepaskan dari inovasi, kreatifitas serta berbagai teknologi karena pelabuhan itu sendiri memiliki tiga peran utama yaitu transportasi, perdagangan, Dan industri, dan dari itu, juga dapat diikutsertakan dengan dermaga, derek, dan terminal agar bisa berjalan dengan optimal karena, itu harus diangkut dengan fasilitas yang sangat penting, jadi apakah Pelabuhan sudah menggunakan pelabuhan di era modern ?. (heru candriko)