Bupati Lima Puluh Kota, Safaruddin Dt.Bandaro Rajo, menyampaikan terimakasih kepada Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Teddy Minahasa dan jajaran TNI/polri yang sudah melangsungkan kegiatan cabut bai’at massal dan pengucapan sumpah setia Jilid III Kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) oleh mantan Anggota NII Sumatera Barat, dari kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Dharmasraya, Kamis 12 Mei 2022 di Aula Kantor Bupati Lima Puluh Kota.

Bupati memberikan apresiasi kepada ratusan warga Sumatera Barat yang mencabut bai’at dan berjanji setia kepada NKRI. “Terimakasih kepada bapak Gubernur, Kapolda Sumbar dan jajaran TNI/Polri. Kami memberikan apresiasi kepada bapak ibu yang mencabut bai’at, yang berjanji setia kepada NKRI. Saya yakin ibu bapak tidak berniat lagi untuk ikut dalam berbagai kegiatan NII,” demikian disampaikan Bupati Lima puluh Kota, Safaruddin Dt.Bandaro Rajo, dalam sambutannya.
Hadir pada acara cabut bai’at massal di Aula Kantor Bupati Lima Puluh Kota, Gubernur Sumbar, Kapolda Sumbar, Kepala Intelejen Daerah Sumbar, Ketua LKAAM Sumbar, Kepala Kesbangpol Sumbar, Densus 88 Mabes Polri, Ketua DPRD Lima Puluh Kota, Kapolres Payakumbuh, Kapolres Lima Puluh Kota, Kapolres Dharmasraya, Kepala Kejaksaan Negeri Payakumbuh, Ketua MUI Lima Puluh Kota, dan ratusan warga Sumbar yang cabut bai’at hari ini.
Bupati juga menyampaikan, beratnya perjuangan para leluhur dan pahlawan kemerdekaan Indonesia dalam merebut kemerdekaan tentu harus dihargai bersama. Namun, beberapa waktu belakangan, masyarakat Sumatera Barat dikejutkan dengan adanya NII di Sumbar. Dan adanya ajaran-ajaran yang menyimpang. “Kita tentu tidak mau ada warga kita yang termakan bujuk rayu, iming-iming dalam kegiatan terlarang. Pancasila harus kita jaga dan kita bela,” sebut Safaruddin Dt.Bandaro Rajo, menekankan.
Dirinya juga bertekat, tidak akan membiarkan bibit-bibit organisasi terlarang ada dan tumbuh dinegeri ini. “Kita sepakat tidak ada tempat bagi teroris dan organisasi terlarang di republik ini. Saudara-saudara yang selama ini termakan bujuk rayu NII sudah kembali kepangkuan ibu pertiwi. Dan kita berharap kepada masyarakat untuk saling berangkulan dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat,” harap orang nomor Satu di Lima Puluh Kota itu.
Dia berharap kepada tokoh-tokoh masyarakat Lima Puluh Kota untuk menguatkan idiologo kebangsaan. “Kami mengajak tokoh agama pada wirid-wirid pengajian tertentu untuk mengajak anak keponakan kita untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai negara kesatuan republik Indonesia. Dan jangan mudah termakan informasi-informasi yang menyesatkan,” jelasnya.
Terakhir Bupati berpesan, kepada masyarakat untuk tidak mendiskriminasi mantan anggota NII dan kembali menggandengnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Mereka mantan anggota NII ini adalah saudara kita, mari kita kembali rangkul dan kembali beradaptasi untuk sama-sama hidup berdampingan. Tak lupa saya menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk saling bersinergi dalam menjaga serta menguatkan ideologi pancasila di tengah kehidupan,” tutupnya.
Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, menyampaikan betapa sulitnya para pejuang, pahlawan kemerdekaan Indonesia merebut kemerdekaan dari para penjajah. Dengan tetesan air mata, kucuran darah para tokoh-tokoh pejuang mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari tangan penjajahan Belanda dan Jepang. Dan tidak sedikit pejuang dan pendiri negara Indonesia juga berasal dari Sumatera Barat.
”Kita merebut kemerdekaan ini dengan perjuangan, tetasan air mata dan darah. Tokoh-tokoh kita berjuang melawan penjajahan. Dan jangan mudah diadu domba yang akan membuat kita lemah, sebab bila kita lemah maka kita akan dikuasai penjajah,” pesan Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah dihadapan ratusan warga Sumatera Barat yang mencabut bai’at.
Dia menyinggung besarnya peran Kabupaten Lima Puluh Kota dalam mempertahankan NKRI. Bahkan di Lima Puluh Kota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) menjadi penyambung nyawa bagi NKRI. Dan diantara pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan NKRI adalah orang Lima Puluh Kota seperti Ibrahim Datuk Tan Malaka.
Dan perjuangan tokoh-tokoh sumbar yang besar jasanya untuk NKRI kini sebahagian sudah ditetapkan menjadi pahlawan nasional seperti Muhammad Hatta, Sutan Sjahrir, H.Agus Salim, Abdul Muis, Tuanku Imam Bonjol, Muhammad Yamin, Rasuna Said, Ilyas Ya’kub, Hazairin, Bagindo Aziz Chan, Adnan Kapau Gani, Muhammad Natsir, Buya Hamka, Ruhana Kuddus. Dan banyak lagi pahlawan asal Sumbar yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. ”Tidak ada jalan lain kecuali bersatu dan teguh dalam menjalankan aturan-aturan yang ada. Disini ada PDRI, dia menyambung nyawa Indonesia, dan adanya di Lima Puluh Kota. Masyarakat Minang besar jasanya untuk NKRI. Mari kita rawat dan jaga pengorbanan para pahlawan. Masyarakat Sumbar harus menjadi garda terdepan meperjungkan dalam merawat dan menjaga NKRI,” harap Gubernur.
Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan, dalam ceramah wawasan kebangsaan menyampaikan terimakasih kepada Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, Kapolda Sumbar, Irjen Pol Teddy Minahasa, yang telah melakukan cabut bai’at kepada ratusan warga Sumbar terpapar organisasi Negara Islam Indonesia (NII), untuk berikrar kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal serupa juga disampaikan Ketua LKAAM Sumbar, Fauzi Bahar, terimakasih kepada Gubernur dan Kapolda Sumbar, yang sudah kembali merangkul dan memberi ampun kepada warga Sumbar yang terpapar NII. “Dan kami atas nama LKAAM Sumbar, menyampaikan terimakasih, kita masyarakat Sumbar ingin damai, bekerja dan beraktivitas normal tanpa ada riak-riak seperti NII dan oraganisasi terlarang lainnya,” harapnya.
Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Teddy Minahasa, usai acara cabut bai’at menyampaikan ucapkan terimakasih, apresiasi dan penghargaan setinggi tingginya atas kesadaran saudara-saudara kita warga Sumatera Barat yang terpapar radikalisme NII dan dengan kesadaran tinggi menyatakan setia kembali dengan NKRI. ”Tenggat waktu 20 Mei yang kita berikan, dan Alhamdulillah belum sampai semuanya sudah mencabut bai’at. Dan sesuai yang dirilis mabes polri ada 1.125 orang yang terpapar radikalisme NII di Sumatera Barat dan Polda mengembangkan data itu sehingga bertambah 32 orang. Dan sudah dicabut bai’atnya di Dharmasraya 391 orang, kemudian di Tanah Datar, 518 orang, dan hari ini bertempat di Lima Puluh Kota 225 orang, jadi yang sudah cabut bai’at 1.134 orang. “ 16 orang pertama ditangkap dan 7 meninggal dunia, bukan karena penegakan hukum, tapi karena memang sudah takdir meninggal,” sebut Kapolda.
Dia menyampaikan, kedepan dengan telah cabut bai’at seluruh orang yang terdata terpapar radikalisme NII, maka tugas bersama adalah monitoring dan pembinaan akan dilakukan semua stakeholder dan semua elemen bangsa. “Ini tugas dan tangung jawab bersama seluruh elemen bangsa dalam mencegah dan menangkal paham dan organisasi radikalisme yang merong-rong keutuhan NKRI,” harapnya. (***)