SPANG BENTENG, METRO–Masdodi (43), warga Tanjuang Pauh, Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat, mengaku berani datang kerumah sakit untuk berobat dengan bermodal kartu Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Bekerja sehari-hari sebagai pembuat Batu Batako, Dodi, hidup sederhana. Dirinya bersyukur sebagai Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK) dari Pemerintah Kota Payakumbuh. Lima anak dan istrinya sudah tercaver program JKN-KIS dari Pemerintah Kota Payakumbuh. “Saya sudah sejak 2015 tercaver program JKN-KIS bersama anak dan istri,” ucapnya ketika berbincang besarnya mamfaat JKN-KIS yang dirasakannya.
Dodi, mengaku sangat terbantu dengan adanya kartu JKN-KIS. Bahkan, biaya bersalin anak ke-3,4 dan 5 saat lahir di RS Bersalin Annisa di Jalan Sukarno Hatta Kota Payakumbuh, semuanya gratis. Hanya anak pertama dan dua yang bersalin harus membayar karena belum punya kartu BPJS Kesehatan. Untuk biaya bersalin saat itu cukup tinggi.
Selain untuk bersalin, saya juga pernah berobat ke-Puskesmas di Ibuah. Saat itu saya sakit Gigi, sebanyak Empat kali berulañg-ulang dalam waktu yang berbeda dan akhirnya saya harus cabut gigi. Kemudian saya juga periksa gula darah, asam urat penyakit lainnya. Dan semuanya itu gratis, tidak membayar sedikutpun.
Bahkan saat periksa rontgen di Ibnu Sina, saya sempat dirujuk ke RS di Padang. “Ini untuk pencabutan Gigi yang ke Dua harus operasi ringan di Padang. Dan yang pertama sukses tidak di operasi, hanya di puskesmas Ibuah saja. Untuk semua itu tidak ada biaya sedikutpun, hanya cukup melihatkan kartu BPJS Kesehatan saja,” sebut Dodi penuh rasa syukur.
Sejak adanya kartu BPJS Kesehatan saya sedikit lega terutama saat saya atau anggota keluarga yang sakit. Dengan hanya bermodalkan kartu BPJS Kesehatan saya sudah dapat datang kerumah sakit atau fasilitas kesehatan seperti puskesmas untuk memeriksakan kesehatan saya atau keluarga.
Nyatanya kegunaan kartu BPJS Kesehatan terhadap saya dan keluarga, hendaknya juga dapat dirasakan oleh masyarakat lainnya. Minimal disebutkan Dodi, sudah memiliki jaminan kesehatan saat terjadi sakit. Dengan begitu, tidak perlu khawatir atau memikirkan uang untuk biaya berobat kerumah sakit atau puskesmas.
Selain itu, dirinya menyebut tidak perlu berutang atau menjual harta benda untuk berobat. Selama ini, akibat sakit orang juga enggan untuk memeriksakan diri kerumah sakit dan memilih berobat kampung atau membeli obat di warung-warung. Bahkan sebahagian masyarakat memilih tidak berobat sama sekali karena miskin.
Dengan adanya kartu BPJS Kesehatan, sebut Dodi, setiap saat orang bisa datang kepasilitas kesehatan mulai dari puskesmas, klinik, hingga rumah sakit. Tidak perlu memikirkan berapa harus membayar biaya pengobatan, cukup memikirkan biaya makan atau tranportasi untuk orang yang merawat di RS atau keluarga menunggu ketika rawat inap. “Kasarnya, saat ini ndak bapitipun barani urang karumah sakik, asal ado kartu BPJS Kesehatan, semuanya akan gratis,” ungkap Dodi yang sudah merasakan mamfaat kartu JKN-KIS. (uus)