AGAM, METRO–Masyarakat Simpang Ampek, Jorong Surabayo, Lubukbasung, Kabupaten Agam diresahkan dengan satwa liar jenis beruang madu yang disinyalir sering memasuki ke pemukiman. Beruang itu bisa saja menyerang dan memangsa ternak warga, bahkan manusia.
Dari keterangan warga, Jun Sutan Sariali (55), Jumat (3/1), beberapa hari yang lalu dia melihat hewan Helarctos Malayanus itu sedang memakan buah nangka di saat dia sedang memperbaiki aliran air sawah miliknya pada malam hari.
“Saat itu saya mendengar ada suara seperti ranting pohon yang patah. Merasa heran, kok tiba-tiba saja ranting itu patah. Merasa penasaran atas kejadian tersebut saya langsung menyorotkan alat penerangan ke salah satu pohon yang bersumber dari bunyi ranting tersebut,” katanya.
Sariali melanjutkan, setelah dilihatnya dengan senter alangkah terkejutnya dia melihat binatang jenis baribeh atau beruang madu sedang asyik memakan buah nangka. Merasa cemas melihat binatang yang cukup buas tersebut dia langsung memakai langkah seribu untuk menyelamatkan diri.
Kejadian serupa juga dialami Hazizul Hakim (31), yang mengaku pernah melihat satwa tersebut bersama beberapa warga. Mereka melihat hewan dilindungi itu berlari namun pincang pada kaki belakang sebelah kanan.
Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai Konservasi Sumberdaya Alam, (BKSDA) Resor Agam, Ade Putra langsung terjun ke lapangan untuk melakukan penelusuran. “Dari hasil penelusuran tim lapangan BKSDA, kami menemukan tanda-tanda keberadaan yang menyerupai jejak satwa beruang Madu yang berjarak tidak jauh dari pemukiman warga,” katanya.
Katanya, memang ada tanda-tanda hewan ini. ”Namun sejauh ini tidak ditemukan adanya gangguan terhadap manusia namun beberapa batang pohon nangka milik warga buahnya dimakan oleh satwa langka ini,” terangnya.
BKSDA menduga satwa tersebut terjebak di sekitar belantara hutan yang tidak luas di antara areal pertanian warga dan permukiman warga. “Untuk mengantisipasi hal yang tidak kita inginkan maka hari ini kita langsung memasang satu unit perangkap untuk mengamankan dan mengevakuasi satwa tersebut menjauhi pemukiman warga untuk dikembalikan ke habitatnya,” terang Ade.
BKSDA mengimbau warga berhati-hati dan waspada dalam beraktivitas, dan mengurangi aktivitas pada malam hari di sekitar lokasi kejadian. “Beruang adalah jenis satwa mamalia yang langka dan termasuk dilindungi oleh Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya,” tutupnya. (pry)












