PADANG, METRO–Seperti Idul Adha tahun sebelumnya, pada hari raya kurban tahun ini, Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) kembali menyebar hewan kurban di daerah Terdepan Terpencil dan Tertinggal (3T) se-Sumatra Barat (Sumbar).
Pada momentum Idul Adha 1444 Hijriah/2023 ini, Pemprov Sumbar berkurban sebanyak 64 ekor sapi. Jumlah itu bahkan meningkat dari tahun lalu sebanyak 28 ekor.
“Sapi kurban ini berasal dari ASN pada seluruh Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Pemprov Sumbar,” kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, Senin (26/6).
Dikatakannya, sapi kurban yang terkumpul itu akan didistribusikan ke masjid dan musala pada daerah 3 T yang kekurangan hewan kurban.
Sapi-sapi itu, nantinya akan diantarkan langsung oleh petugas yang telah disiapkan oleh Pemprov Sumbar melalui Biro Kesra Setda Provinsi Sumbar, hingga sampai ke lokasi masjid atau musala yang telah ditetapkan.
“Ini bentuk kepedulian dari ASN Pemprov Sumbar untuk masyarakat di Sumbar. Karena ada daerah yang penduduknya cukup banyak tapi jumlah hewan kurbannya masih sedikit atau bahkan tidak ada. Ini yang coba kita jangkau sehingga semua masyarakat bisa merasakan berkah dari Idul Adha,” ujarnya.
Sapi kurban tersebut diserahkan secara resmi oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah kepada perwakilan masyarakat yang telah ditetapkan sebagai penerima.
Sedangkan untuk acara prosesi penyembelihan sapi kurban nantinya akan dipusatkan di Nagari Gantiang Mudiak Utara (Langgai), Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan pada tanggal 30 Juni 2023.
Sementara itu Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Sumbar, Al Amin mengatakan sapi kurban dari ASN Pemprov. Sumbar untuk masyarakat tersebut tidak kali ini saja dilakukan.
Pada tahun lalu, terkumpul sebanyak 28 ekor sapi kurban yang juga didistribusikan ke daerah-daerah 3 T. Ia bersyukur karena partisipasi ASN tahun ini cukup tinggi, jumlahnya meningkat lebih dari 100 % dibandingkan tahun lalu.
Pada tahun ini, sapi kurban yang terkumpul disebar pada 19 kabupaten dan kota di Sumbar. Khusus untuk Kabupaten Kepulauan Mentawai dikirimkan berupa uang yang nantinya akan dibelikan sapi dari peternak lokal.
Ia mengaku, hal tersebut untuk memudahkan proses distribusi karena membutuhkan anggaran cukup besar dan risiko lain jika mengirimkan sapi dari Padang ke Kepulauan Mentawai.
“Perjalanan menggunakan kapal barang dari Padang menuju Kepulauan Mentawai butuh setidaknya 12 jam. Ada risiko sapi sakit atau mati di dalam perjalanan laut tersebut, sehingga kita memustuskan untuk mengirim dalam bentuk uang saja,”ungkap Al Amin.
Ia berharap, masyarakat menyambut baik program yang dilaksanakan oleh Pemprov Sumbar tersebut.(AD.ADPSB)