Secara mendadak, kemarin, tim BNNP Sumbar melakukan tes urine terhadap Gubernur Sumbar Irwan Prayitno serta Bupati Agam Indra Catri dan Wabup Padangpariaman Suhatri Bur.
PADANG, METRO–Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumbar, “menjebak” Gubernur Sumbar Irwan Prayitno untuk mengikuti tes urine, Rabu (30/3) di Istana Gubernuran Sumbar. Tak hanya gubernur, Bupati Agam Indra Catri dan Wakil Bupati Padangpariaman Suhatri Bur juga ikut dites urinenya.
Selain itu, ada juga pejabat daerah lainnya yang juga menjalani tes urine. Ada 20 orang banyaknya. Di antaranya, Asisten I Kota Sawahlunto Irzam K, Asisten Ekbang Pasbar Darul Chutni, Kadinsosnaker Padangpanjang Yas Edizarwin, Kadinsos Payakumbuh Idris, Kesbangpol Tanahdatar Irwan, Kadinsos Sumbar Abdul Gafar, Sekdinsos Kabupaten Solok Taufik R, dan Kadis Sosial Pariaman Afnil.
Selanjutnya, Kepala Kesbangpol Sijunjung Yunani, Sekretaris Dinsosnaker Agam Khairuddin, Protokoler Pemprov Sumbar Rinaldi, Kadinsos Padang Pariaman Gusnawati, Kabag Telematikan Humas Pemprov Sumbar Akral, serta dua sopir, Alisman dan Riko.
Sebelum dilakukan tes urine, BNNP Sumbar mengundang kepala daerah dan sejumlah pejabat tuntuk mengikuti rapat koordinasi tentang pemberantasan narkoba. Namun, di penghujung rapat, saat semuanya masih dalam ruangan, mendadak BNNP Sumbar mengumumkan akan dilakukan tes urine.
”Setelah rapat, kami minta kesediaan peserta rapat untuk menjalani tes urine. Memang ada beberapa yang menilai kami menjebak mereka, tapi sebenarnya tidak. Kita hanya meminta komitmen mereka. Dan akhirnya mereka menyadari pentingnya tes urine ini,” sebut Kepala BNNP Sumbar, Muhammad Ali Azhar usai tes urine.
Setelah beberapa menit dilakukan tes urine, dari 20 orang yang menjalani tes urine, semua negatif. Meski saat ini hanya ada tiga kepala daerah yang dites urinenya, BNNP berjanji akan melakukan tes urine kepada kepala daerah di Sumbar.
”Untuk kepala daerah lainnya di Sumbar, juga akan segera dilakukan tes urine. Kita akan sidak langsung, tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Kalau diberi tahu dulu, percuma dong,” jelasnya.
Dijelaskannya, kalau memang ada kepala daerah yang terindikasi sebagai pemakai narkoba, itu tidak akan bisa disembunyikan. Bahkan, walaupun telah melakukan pembersihan diri, kandungan narkoba itu tetap dapat terdeteksi.
”Kalau tes urine ini bisa mendeteksi kandungan narkoba tiga hari sejak orang itu menggunakan narkoba. Kalau tes darah, bisa seminggu. Tapi, kalau tes rambut, itu bisa enam bulan. Pokoknya, kalau dia itu memang pemakai berat, tidak akan bisa dibohongi,” ujar M Ali.
Namun, untuk saat ini di Sumbar memang belum ada yang terindikasi positif narkoba, seperti Bupati Ogan Hilir, Sumsel. Namun katanya, tidak tertutup kemungkinan juga ada kepala daerah di Sumbar yang terindikasi menyalahgunakan narkotika.
”Kalau di Sumbar ya belum ada. Pokoknya nanti, kalau ada yang tidak berani untuk dites urine, berarti itu terindikasi narkoba. Pokoknya kita akan mendalaminya lah,” tukas M Ali.
Lanjutkan ke SKPD
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno ikut mendukung dengan diadakannya tes urine kepada kepala daerah ini. Karena, kepala daerah itu patut menjadi teladan bagi bawahannya.
Untuk ke depan kata gubernur, tes urine ini juga dilakukan kepada jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemprov. Irwan berharap kepada BNNP Sumbar, jika melakukan tes urine dilakukan dengan gaya yang sama, yakni secara mendadak.
”Jika hasilnya pegawai saya positif narkoba, tentu akan diberikan sanksi. Sanksinya ya sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil,” jelas Irwan usai tes urine dengan hasil negatif.
Wabup Padangpariaman Suhatrimengaku tidak menduga jika ada tes urine. “Saya ‘dijebak’ oleh BNNP nih, rencana awal rakor, ternyata melakukan tes urine. Alhamdulillah hasil tes urine saya negatif,” jelas Suhatri Bur. (da/age)















