PADANGPARIAMAN, METRO – Permintaan tidak dipenuhi, membuat Fahmi Syahputra (27), gelap mata. Pemuda ini nekat menghabisi nyawa Hj Zaimah Yakub (65), pensiunan guru agama di Toboh Palabah, Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman. Menggunakan obeng, pelaku berkali-kali menusukkan benda tajam itu ke bagian tubuh korban.
Ironis. Pelaku masih memiliki hubungan kerabat dengan suami dari Hj Zaimah, Nurdin (70).
Senin (2/1) sekitar pukul 17.15 WIB, pelaku dibekuk Tim 3C Polres Pariaman di Jalan Imam Bonjol Pariaman. Ketika itu tersangka naik ojek setelah turun dari KA Sibinuang di kawasan Pasar Pariaman.
”Keberadaan pelaku berhasil diciduk aparat usai melakukan pembunuhan terhadap korban Hj Zaimah, pada Kamis (29/12) lalu. Namun, usai membunuh, pelaku langsung kabur ke Padang,” ungkap Kapolres Pariaman AKBP Ricko Junaldi.
Setelah bersembungi di Padang, Senin siang, pelaku rupanya memilih pulang ke kampung. Aparat kepolisian yang sudah mengetahui identitas pelaku langsung mengintai.
”Setelah turun dari kereta api, tersangka memanggil tukang ojek, Nazarudin (43). Tersangka minta diantar ke Simpang Lapai. Sesampai di depan Mapolres Pariaman, petugas 3C langsung menyerempet motor yang ditumpangi pelaku,” jelas AKBP Ricko.
Pelaku Fahmi tidak berkutik. Dia pasrah saja digelandang ke Mapolres. Pemuda ini mengaku, jika sudah menghabisi nyawa Zaimah, yang juga merupakan istri dari pak eteknya itu.
Pura-Pura Bertamu
Saat pemeriksaan, pelaku menceritakan kronologis pembunuhan sadis di penghujung tahun 2016 tersebut.
Kamis (29/12) malam, pelaku bertamu ke rumah korban. Dengan mengucapkan assalamualaikum, pelaku mengetuk pintu.
Setelah menjawab salam itu dengan waalaikumsalam, korban bertanya tersangka siapa dan hendak mencari siapa. ”Tersangka kemudian menjawab jika ia adalah Fahmi, anak dari Karmiati. Kemudian korban membuka pintu dan mempersilahkan tersangka masuk,” jelas Kapolres.
Saat masuk ke dalam rumah, tersangka menanyakan, “dima mak etek (suami korban).” Lalu, korban menjawab suaminya berada di Ujung Batung.
Beberapa saat kemudian, tersangka menumpang ke kamar mandi. Lalu, korban menunjukkan di mana letak kamar mandi. Sewaktu posisi tersangka di belakang korban, tepatnya dekat meja makan, tersangka langsung menyergap korban dari belakang sambil menutup mulut dengan tangan kanan.
”Tersangka mendorong korban ke depan, sehingga korban terjatuh dan tersangka mencekik lehernya dari belakang,” jelas AKBP Ricko.
Dalam posisi tidak berdaya, tersangka memaksa korban untuk menunjukkan di mana letak uang dan perhiasaan. Namun, korban tidak mau memberitahu.
Marah, tersangka memukul korban dengan cara meninju beberapa kali. Namun, korban tetap tidak mengakui di mana keberadaan uang dan perhiasan. Kemudian, tersangka membalikkan badan korban dan langsung duduk di atas perut.
Setelah itu tersangka mengambil obeng yang disimpan di pinggang. Obeng itu langsung ditusukkan berkali-kali di atas perut korban, sambil memaksa pensiunan guru agama ini untuk menunjukkan di mana letak barang berharga. ”Pelaku meneriakkan dimana perhiasan. Sembari menusukkan obeng ke tubuh korban,” sebutnya.
Belum puas juga, tersangka menginjak-injak kepala, muka dan rusuk kiri korban berkali-kali. Setelah korban tidak berdaya tersangka langsung mencari barang berharga milik korban dengan cara membongkar dan mengobrak-abrik seluruh lemari.
”Akhirnya tersangka menemukan perhiasan. Setelah itu, tersangka pergi menuju Kota Padang dengan menggunakan Yamaha Mio BA 3072,” jelas Kapolres.
Akan tetapi, setelah diperiksa perhiasan emas yang dicuri tidak emas murni. Perhiasan itu hanya terbuat dari besi.
”Dugaan sementara, pelaku membunuh karena ingin mencuri barang berharga di rumah korban. Sekarang, pelaku masih dalam pemeriksaan intensif di Mapolres,” katanya. (efa)
Komentar