PAYAKUMBUH, METRO – Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 Markas Besar Polri menangkap terduga teroris di Payakumbuh, Rabu (2/12) sekitar pukul 09.30 WIB. Jhon Tanamal (JT) alias Hamzah (HZ), diduga terlibat jaringan teroris Solo ini, ditangkap saat tengah menyantap lontong dan minum kopi di bengkel tempatnya bekerja, di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Payakumbuh.
Tidak ada perlawanan dari HZ yang berumur 39 tahun ini. Tim Densus 88 langsung membawa terduga teroris ini menuju rumah kontrakannya di Kelurahan Sungai Pinago, Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh.
Kapolres Payakumbuh AKBP Kuswoto, kepada wartawan membenarkan jika Tim Densus 88 melakukan penangkapan terhadap terduga teroris HZ. Teroris asli Payakumbuh ini sudah lama diincar karena terlibat jaringan Solo. Sedangkan rekan-rekan HZ sudah lebih dulu ditangkap, pada November 2015 lalu.
”HZ merupakan warga asli Payakumbuh. Namun, dia mengontrak rumah di Balai Nan Duo,” sebut AKBP Kuswoto.
Sesampai di rumah kontrakan, Tim Densus langsung melakukan penggeledahan dan mencari barang bukti. Polisi mengamankan buku-buku, paket, ransel, GPS yang diduga untuk menentukan lokasi peledakan bom. Kemudian, polisi menyita telepon, dan buku rekening.
Kapolres mengatakan, HZ tergabung dalam kelompok Abi Zaid, terduga teroris yang ditangkap di Cilacap, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Menurut Kuswoto, Hamzah berperan sebagai pembeli bahan-bahan yang diperlukan oleh kelompok Abi untuk membuat bom. Selain itu, HZ juga menjadi donatur bagi kelompok Abi Zaid.
HZ diduga membeli bahan-bahan yang diperlukan oleh Abi Zaid untuk membuat bahan peledak dan bom menggunakan dana yang salah satunya bersumber dari Abi Zaid.
”HZ memiliki peran yang sangat penting, selain pembeli bahan dan merakit, ia juga sebagai sumber pendanaan,” kata AKBP Kuswoto.
Di rumah kontrakan pria kelahiran 28 Februari 1977 itu, Tim Densus 88 Polri yang dibantu anggota Brimobda Sumbar dan Polres Payakumbuh, juga mengamankan bahan dan alat untuk membuat bom rakitan.
”Hamzah mengakui GPS tersebut ia dapat dari Solo, dan diduga GPS tersebut digunakan untuk menentukan titik ledakan bom,” tutur Kuswoto.
Dari keterangan yang dihimpun dari tetangga HZ, mereka tidak menduga jika tetangga mereka adalah seorang teroris yang sudah lama dicari. Menurut beberapa warga sekitar rumah HZ, mereka tak terlalu mengenal HZ yang sehari-hari bekerja di bengkel mobil tersebut. Sebelum di Payakumbuh, HZ menyebut kepada warga jika ia pernah tinggal dan bekerja di Bandung.
HZ diketahui sudah menetap di Payakumbuh sekitar 2 tahun Dalam kesehariannya, HZ selalu tertutup dengan warga sekitar, dan istrinya memakai cadar.
Teroris 3 Kota
Selain di Payakumbuh, Tim Densus 88 melakukan penyergapan terhadap terduga teroris di Tangerang Selatan (Tangsel) dan di Deli Serdang, Sumut.
Di Tangsel, satu terduga teroris bernama Adam ditangkap dalam keadaan hidup, sedangkan tiga rekannya, yakni Omen, Irwan, dan Helmi, tewas karena melakukan perlawanan terhadap Densus 88 saat penyergapan.
Kelompok teroris Tangsel diduga berencana melakukan aksi bom bunuh diri pada saat Natal atau tahun baru. Kelompok ini menargetkan pos polisi sebagai lokasi serangan.
“Keterangan dari Adam, aksi dilakukan pada saat Natal nanti, sasarannya anggota kepolisian yang sedang bertugas. Modus operandi yang dilakukan pertama adalah melakukan penusukan. Setelah terjadi kerumunan massa, akan melakukan bom bunuh diri,” ujar Kapolda Metro Jaya, Irjen (Pol) M Iriawan, kepada wartawan di lokasi penyergapan terduga teroris, Setu, Tangsel, Banten, Rabu (21/12).
Dari lokasi ini ditemuan tiga bom aktif, 2 bom di antaranya sudah diledakkan (disposal), kemudian senjata api, paralon, dan tas ransel berisi peralatan bom. Tiga bom aktif sudah diledakkan.
Sementara Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Martinus mengatakan, jika penangkapan memang dilalukan di tiga kota terpisah. Penangkapan pertama terjadi di Serpong, Tangerang Selatan. Sebanyak empat terduga teroris dibekuk, yaitu Adam (hidup), Omen, Helmi, dan Irwan (ketiganya tewas).
Bom di Serpong ini, rencananya akan digunakan untuk melakukan serangan di Pos Polisi Lalu Lintas Rumah Sakit Eka, Serpong, pada perayaan Tahun Baru 2017. Tim Densus dan kepolisian akan terus menelusuri, jangan sampai acara-acara tersebut menjadi kisruh gara-gara ada yang melakukan amaliah atau bom di tempat-tempat tertentu.
Pendana Sejumlah
Aksi Teror di Solo
Penangkapan kedua terjadi di Balai Nan Duo, Payakumbuh. Satu terduga teroris diamankan, yaitu Jhon Tanamal alias Hamzah.
”Yang bersangkutan merupakan bagian kelompok teroris di Solo pimpinan Abu Zaid. Kelompok ini sudah diungkap dan dilakukan upaya penangkapan terhadap yang lainnya,” kata Martinus di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (21/12).
Menurut Martinus, Hamzah merupakan DPO teroris yang dimiliki Densus. Martinus mengklaim bahwa Hamzah merupakan fasilitator pemberangkatan WNI sekaligus menjadi pendana sejumlah aksi teror di Solo.
”Perannya adalah sumber pendanaan. Yang bersangkutan memiliki pekerjaan swasta, yang mendominasi kegiatan amaliyah,” jelasnya.
Dijelaskan Martinus, dari lokasi penangkapan, Densus menemukan sejumlah rangkaian bahan baku bom. Selain itu, Densus juga menemukan buku literatur pembuatan bom. “Yang bersangkutan juga diduga melakukan percobaan pembuatan bom,” jelasnya.
Selain penangkapan Hamzah di Payakumbuh, Densus juga menangkap DPO teroris bernama Syafi’i. Martinus menerangkan, Syafi’i diamankan di Kecamatan Sibiru-biru, Deli Serdang, Sumatera Utara, pukul 12.00 WIB.
”Dia merupakan DPO kasus terorisme di Batam yang tanggal 5 Agustus 2016 lalu. Dia merupakan kelompok dari Katibah Gigih Rahmat (KBR),” ungkap Martinus.
Syafi’i melarikan diri dan bersembunyi di Deli Serdang. Dari tangannya, Densus juga menyita buku literatur pembuatan bom dan bahan baku bom.
”Namun belum dalam bentuk jadi. Masih bagian-bagian terpisah. Dia punya buku untuk merakit bom,” tandas Martinus. (us/jpnn)
Komentar