Innalillah…. Banjir Padang Renggut Nyawa Balita

Warga melintasi banjir yang belum surut saat ingin melayat ke rumah duka di Jalan Bypass KM 25, Kototangah Padang, Jumat (14/10) siang. Seorang balita berumur 1,5 tahun diketahui meninggal diseret arus di kawasan depan Kantor Basarnas, sekitar pukul 10.00 WIB.
PADANG, METRO–Banjir yang melanda Kota Padang memakan korban jiwa. Anak berumur 1,5 tahun meninggal dunia diseret arus genangan air yang sudah merendam kawasan Jalan Bypass KM 25, Kecamatan Kototangah, atau di depan Kantor Basarnas, Jumat (14/10) sekitar pukul 10.00 WIB.
Balita bernama Runi, anak perempuan pasangan Dion dan Sesria ini ditemukan selang satu jam setelah hanyut di Batang Pinang. Awalnya korban masih bernyawa dan dibawa ke Rumah Sakit  Siti Rahmah. Hanya saja nyawa korban tidak dapat ditolong.
Paman korban, Sepfitriyanto (39) mengatakan, Jumat pagi hujan deras. Kawasan tempat tinggal orang tua korban yang rawan banjir, menyebabkan ibu balita ini, mengevakuasi barang-barang di dapur agar tidak terendam. Saat orang tuanya ada di dapur, balita Runi berada di dalam kamar.
Setelah membereskan barang di dapur, Sesria kembali ke kamar melihat anaknya. Shock, ia tak menemukan anaknya lagi.
”Korban baru pandai berjalan. Diduga ia memanjat jendela dan terjatuh keluar rumah, yang mana saat itu air banjir sedang deras dan terseret arus. Saat ini kondisi orang tua korban masih shock,” kata Sepfitriyanto.
Ia menjelaskan, jendela di kamar tingginya sekitar setengah meter. ”Karena di dekat jendela ada tempat tidur memudahkan ponakan saya untuk memanjat jendela yang menyebabkan ia terjatuh ke luar,” jelasnya.
Ibu korban mengetahui kejadian itu setelah 10 menit kemudian. Satu jam pencarian korban baru ditemukan tersangkut di sekitar Batang Pinang, dan langsung diberikan pertolongan dilarikan ke RS Siti Rahmah untuk mendapatkan pengobatan, karena saat ditemukan korban masih bernafas.
Balita Runi adalah anak pertama dari pasangan suami istri itu yang sudah menikah sekitar dua tahun. Ayahnya, Dion, bekerja sebagai buruh pasar. Ibunya, Sesria, ibu rumah tangga.
”Korban sedang lucu-lucu. Saya sering datang ke rumah dia dan bermain. Runi tidak pernah menolak jika saya gendong. Namun, takdir berkata lain. Korban akhirnya meninggal dunia di rumah sakit,” ungkap dia.
Sementara Kepala IGD RS Siti Rahmah dr. Zeno Yanwar, mengatakan korban masuk ke rumah sakit dan langsung mendapat pertolongan sekitar pukul 11.20 dan dinyatakan meninggal sekitar pukul 11.45.
”Kemungkinan sudah meninggal di lokasi kejadian. Korban meninggal dunia diduga karena paru korban sudah dipenuhi air, sehingga korban tidak bisa lagi bernafas,” kata dr. Zeno Yanwar.
dr. Zeno menambahkan, di dalam mobil Basarnas dilakukan resusitasi jantung paru (kompresi dan ventilasi) atau pompa jantung terhadap korban selama 10 menit, tetapi tidak direspon. Hal yang sama juga dilakukan setiba di rumah sakit selama 35 menit dan tidak berhasil juga.
”Selain faktor musibah yang menimpa korban. Korban meninggal dunia karena masih kecil dan tidak mempunyai sel proteksi pertahanan diri yang baik. Ilustrasinya, jika kejadian menimpa orang dewasa, pasti ada upaya untuk menyelamatkan diri dengan cara apapun,” ujarnya.
Terpisah, Arif Pratama, Humas Basarnas Padang, mengatakan setelah mendapatkan informasi ada warga yang hanyut, pihaknya langsung melakukan pencarian dan berhasil ditemukan. Korban sempat diberi pertolongan dengan menggunakan alat medis Basarnas dalam perjalanan menuju rumah sakit.
”Setelah korban ditemukan kemudian korban dievakuasi dan diberikan pertolongan saat dibawa ke rumah sakit Siti Rahmah. Segala upaya dikerahkan untuk menyelamatkan nyawa korban,” kata Arif kepada wartawan.
Terpisah, Kapolresta Padang Kombes Pol Chairul Aziz melalui Kapolsek Kototangah Kompol Jon Hendri, membenarkan adanya seorang balita yang tewas karena terjatuh dan terseret arus banjir.
”Setelah mendapatkan informasi, kita langsung ke lokasi kejadian untuk memintai keterangan dari saksi-saksi, dan diduga korban terseret arus disaat ibunya sedang mengevakuasi barang-barangnya. Tehadap jasad korban tidak dilakukan autopsi atas permintaan keluarga,” pungkasnya. (rg)

Exit mobile version