Video Nyabu Menyebar, Kader PDIP Datangi BNNP

Anggota DPRD Padangpariaman dari Fraksi PDIP Salman Hardani (baju batik) bersama Kepala BNNP Sumbar M Ali Azhar, keluar dari kantor BNNP. Kamis siang, Salman dibawa ke Jakarta untuk tes urine dan rambut.
PADANG, METRO–Anggota DPRD Padangpariaman dari Fraksi PDI Perjuangan Salman Hardani, akhirnya mendatangi kantor Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumbar. Anggota dewan ini meklarifikasi video nyabunya bersama anggota Fraksi Demokrat Januar Bakri yang beredar luas di media sosial facebook.
Salman Hardani mengatakan, ia datang ke BNNP Sumbar sebagai warga negara yang baik memenuhi panggilan dari BNNP Sumbar untuk tes urine. Salman mengaku, mematuhi semua mekanisme partai dalam menghadapi persoalan video yang menjerat dirinya tersebut.
”Saya memenuhi panggilan BNN, dan saya siap untuk dilakukan tes untuk membuktikan dan klarifikasi. Kita tunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan BNNP Sumbar maupun BNN pusat. Saya tes urine dan tes rambut agar hasilnya valid,” ungkap Salman Hardani, Kamis (13/10).
Salman mengakui, jika dirinya yang berada di dalam video dan sedang mengisap barang yang diduga sabu. Namun, Salman menyebut, tidak mengetahui bahwa barang yang diisapnya itu narkoba. Barang itu sudah ada di kamar hotel ketika dia selesai mandi.
”Saya tidak pecandu apalagi pengedar narkoba. Itu kali pertama saya melakukannya, dan itupun karena saya tidak tahu. Barang-barang yang terlihat dalam video itu sudah terletak saja di atas meja,” ungkapnya.
Sementara, perbedaan keterangan tentang jumlah orang di dalam kamar antara kader Demokrat Januar Bakri, Salman tidak mau berspekulasi dan terlalu banyak berkomentar terhadap persoalan itu. “Kita lihat hasil pemeriksaannya nanti,” tegas Ketua DPC PDI Perjuangan Padangpariaman ini.
Sementara Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Sumbar Syahrial, mengakui pihaknya baru mendapatkan surat dari BNNP Sumbar, Rabu (12/10). Salman Hardani diminta mengikuti tes narkoba. “Dalam aturan partai, jika ada anggota terlibat narkoba sanksinya akan diberhentikan. Namun, kami menunggu hasil pemeriksaan dari BNNP Sumbar, apakah Salman terbukti melakukan hal tersebut atau tidak,” jelasnya.
Menurut Syahrial, jika Salman Hardani tidak terbukti melakukan penyalahgunaan narkoba, partai tetap memberi sanksi kepada yang bersangkutan, karena kecerobohan yang dilakukan hingga beredarnya video tersebut.
“Perbuatan yang dilakukan Salman di dalam video itu adalah bentuk kecerobohan. Partai kemungkinan memberi surat peringatan. Semua itu tergantung musyawarah untuk memutuskan sanksi apa yang akan jatuhkan,” jelasnya.
Syahrial mengungkapkan, kenapa Salman Hardani terlambat mengikuti tes narkoba ini dibandingkan kader Demokrat Januar Bakri. Dimana, Januar Bakri langsung memenuhi panggilan BNNP, sedangkan Salman harus ke Jakarta memenuhi panggilan partai.
”Ketua DPD meminta klarifikasi terhadap video tersebut. PDIP tidak tertinggal dari Partai Demokrat, malah kami yang lebih dahulu melakukan jumpa pers setelah beredarnya video tersebut,” tuturnya.
Kepala BNNP Sumbar M Ali Azhar mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan awal terhadap kader PDI Perjuangan Salman Hardani. Kamis siang, Salman berangkat ke Jakarta untuk melakukan tes di kantor BNN.
“Kamis ini, Salman baru memenuhi panggilan BNNP. Semua tes dilakukan di Jakarta biar lebih valid. Walaupun hasilnya telah keluar namun, pengumuman dilakukan secara bersamaan,” ungkapnya.
Sementara itu, tindak lanjut beredarnya video tersebut, Ditresnarkoba Polda Sumbar telah meminta keterangan terhadap lima orang terkait beredarnya video dugaan anggota DPRD Padangpariaman menggunakan narkoba yang menjadi viral di media sosial.
“Sejak terbentuknya tim khusus kami terus melakukan pengumpulan data terkait persoalan ini, agar terungkap,” kata Direktur Reserse Narkoba Polda Sumbar Kombes Pol Kumbul KS.
Kumbul mengatakan, kedua orang yang berada di dalam video tersebut telah dimintai keterangan. Keduanya  adalah anggota DPRD Padangpariaman dari Fraksi Demokrat Januar Bakri dan Fraksi PDIP Salman Hardani. “Hari ini kita telah meminta keterangan dari Salman Hardani meskipun sebentar karena dia akan berangkat ke Jakarta melakukan tes narkoba,” jelas dia.
Kumbul mengatakan, apabila Salman telah selesai melakukan tes di Jakarta. Pihaknya akan kembali melakukan dan meminta keterangan dari Salman terkait video untuk melengkapi data. “Keterangan kader Partai PDI Perjuangan Salman Hardani belum lengkap dan terus akan kami dalami,” jelas dia.
Proses yang akan dilakukan selanjutnya adalah menunggu hasil melakukan tes rambut, pemeriksaan intensif (assesmen) oleh pihak BNNP Sumbar terhadap Salman Hardani yang dilakukan di Jakarta. ”Proses penyelidikan yang kami lakukan terus berjalan, belum ada saksi atau tersangka, semua masih berupa pemeriksaan dan minta keterangan,” pungkasnya. (rg)

Exit mobile version