Sopir Angkot Tewas Bersimbah Darah

PADANG, METRO–Raungan tangis menyeruak di salah satu ruangan RS Reksodiwiryo, saat tubuh Rahmad Nofian (30), tak bergerak lagi. Ayah sopir angkot jurusan Pasar Raya-Aurduri itu, Zulandri (53) terlihat tak terima anaknya meninggal. Sambil menangis dan meraung ayah korban mengalami kejang-kejang. Sementara, bersama tiga anaknya, istri korban terlihat lemas melihat tubuh suaminya telah kaku tidak bernyawa.
Rahmad tewas mengenaskan, setelah tubuhnya dihujam benda tajam sebanyak tiga kali, di bagian dada dan punggung. Ia ditusuk oleh dua pemuda di jalan Parak Pisang, Minggu (17/7) sekitar pukul 21.00 WIB. Ketika itu, Rahmad, tengah menurunkan penumpang.
Salah seorang rekan korban, Iqbal (16) yang ikut menemani korban manambang malam itu, mengatakan korban ditikam saat memberhentikan penumpang. Rahmad sempat melakukan perlawanan, tapi karena pelaku berjumlah dua orang, ia tak berdaya.
”Saya tahu orangnya, tapi tidak tahu namanya. Saat kejadian saya di atas angkot untuk pergi raun dengan angkot. Saya itu saya duduk di depan sebelah sopir. Kejadian itu dipicu persoalan di Air Mancur, Pasar Raya, ketika itu pelaku meminta uang Rp5 ribu, tapi diberi oleh korban Rp2 ribu,” ujar Iqbal.
Sedangkan saksi lain, Wita (19) mengatakan, saat itu ia melihat sepeda motor pelaku mengejar angkot korban dengan nomor polisi BA 1641 BU. Dan di lokasi, pelaku memepet angkot dan berhenti untuk menurunkan penumpang. Pelaku kemudian menantang dan korban langsung turun dari mobil.
”Sempat terjadi adu mulut antara pelaku dan korban. Saat itulah, salah seorang pelaku yang menunggu di sepeda motor langsung menghampiri perkelahian itu dan langsung mengeluarkan sebilah pisau. Pelaku kemudian menikam korban berulang kali dan langsung kabur menggunakan sepeda motor ke arah Aur Duri, sementara korban langsung terkapar berlumuran darah,” katanya.
Informasi dihimpun POSMETRO, penikaman maut itu berawal saat korban ngetem (nunggu penumpang). Saat itulah, datang urang bagak meminta uang Rp5 ribu dengan alasan untuk beli minuman. Korban yang baru saja mengalami pecah ban saat menarik angkot, hanya memberikan uang sebesar Rp2 ribu.
Tidak terima dengan uang Rp2 ribu itu, urang bagak ini memaki korban. Pertengkaran sampai di sana. Korban kemudian langsung melaju ke arah Aur Duri untuk mengantar penumpang.
Rupanya, masalah uang Rp2 ribu berbuntut panjang. Sedang asyik menyetir, korban tidak menyadari ada dua pemuda yang membuntutinya dengan mengendarai sepeda motor dari belakang. Setiba di Jalan Parak Pisang, korban menurunkan penumpang di dekat tukang pangkas. Di saat itu, pelaku yang sedari tadi membuntutinya langsung beraksi mencoba melukai korban.
Tidak ingin kalah, korban turun dengan menggunakan kunci pembuka roda. Sempat terjadi perang mulut. Lalu, korban menyandarkan salah seorang pelaku ke dinding angkot. Melihat rekannya tersudut, pelaku yang satu lagi menikamkan pisau ke tubuh korban di bagian dada dan punggung.

Menderita luka tusuk, korban terkapar, darah segar bercucuran, sementara itu pisau tersebut masih menancap di punggung korban. Warga lantas membawa korban ke RS Reksodiwiryo, Ganting, untuk mendapat pertolongan. Sementara itu, warga sekitar maupun pengendara yang kebetulan melintas berkerumun di lokasi karena penasaran dengan apa yang telah terjadi.

Teman korban Anto (27) menceritakan, ketika itu ia kebetulan melintas di jalan tersebut dan awalnya menduga kejadian itu adalah pertistiwa kecelakaan lalu lintas. Setelah didekati ternyata pembunuhan yang dilakukan orang lain terhadap temannya.

”Saya langsung berhenti dan mendekat, ternyata saya melihat teman saya sudah berlumuran darah. Korban sempat mencoba bertahan dengan bangkit dan berdiri sebanyak tiga kali. Saat berdiri, korban jatuh lagi. Kemudian, saya gotong dan membawanya ke rumah sakit. Saat saya tinggalkan untuk memberitahukan ke rumah orang tuanya, setelah kembali ternyata korban sudah meninggal,” ungkapnya.

Kapolresta Padang Kombes Pol Chairul Aziz melalui Kapolsek Padang Timur Kompol Febgendri, membenarkan telah terjadi kasus penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia, dan penganiayaan itu dilakukan oleh pelaku dengan menggunakan senjata tajam.

”Korban tewas setelah tiba di rumah sakit, sebelumnya korban sempat mendapat pertolongan oleh petugas rumah sakit. Sedangkan keluarga korban membuat laporan ke Polresta Padang,” kata Febgendri, didampingi Kanit Reskrim Iptu Jaswir ND.

Febgendri menambahkan, berdasarkan keterangan saksi-saksi di lokasi kejadian menyebutkan pelaku berjumlah dua orang dengan mengendarai sepeda motor Kawasaki Ninja. “Berdasarkan keterangan pelaku dan ciri-ciri yang disebutkan, kita langsung berkoordinasi dengan Satuan Reskrim Polresta Padang untuk memburu pelaku. Yang jelas kasus ini masih dalam penyelidikan, dan barang bukti yang diamankan senjata tajam berupa pisau,” pungkas Febgendri. (rg)

Exit mobile version