Tambang Meledak, 5 Pekerja Terbakar

Dua pekerja tambang yang menjadi korban ledakan dirawat intensif di RSUD Kota Sawahlunto, sementara 3 pekerja lainnya dirujuk ke RSUP M Djamil Padang, Selasa (28/6).
SAWAHLUNTO, METRO–Suara ledakan sangat keras membuat suasana kampung Parambahan, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, buncah, Senin (27/6) sekitar pukul 22.30 WIB. Ledakan itu berasal dari salah satu lubang tambang PT Nusa Alam Lestari (NAL), di kawasan Sapan, Kecamatan Talawi. Lima pekerja tambang yang tengah berada di dalam lubang menjadi korban. Mereka terjebak.
Kepanikan luar biasa terjadi di sekitar tambang. Sebagian besar pekerja berusaha menyelamatkan diri dari dalam tambang. Khawatir akan ada ledakan susulan yang lebih besar lagi. Lima pekerja yang ada di dalam lubang tambang H milik PT NAL diketahui menderita luka bakar serius.
Kelima korban, Adi Tusiman (35), mengalami luka bakar pada kedua paha, kedua tangan, punggung dan muka. Siswoko (46), luka pada tungkai, perut, punggung dan kedua tangan. Kaminudin Nduru (35), luka bakar seluruh badan kecuali kepala dan kemaluan. Sedangkan dua korban lainnya, April Saiful (37) luka pada kedua tangan, lutut, punggung serta Firman Dedi (43), luka pada tangan kanan dan kedua paha.
”Suami saya ada di dalam sana. Suami saya di sana,” begitu teriakan keluar dari Sarmiati, istri dari Apri Saipul (37), salah satu korban.
Ibu rumah tangga ini nampak cepas dan takut, saat mengetahui ada suaminya di dalam tambang yang meledak. Sarmiati menyebut, suaminya biasa pergi ke tambang sejak sore. “Saya dengar ada ledakan di tambang. Saya langsung ke sini,” jelas Sarmiati.
Menurut kesaksian sejumlah pekerja, ledakan berawal dari sebuah alat bor pemecah tambang, meledak di dalam bawah tanah, sedalam 200 meter. Kejadiannya berlangsung sangat cepat, sehingga mereka tak sempat keluar.
”Saat itu mati lampu. Kami semua panik dan takut. Ketika itu, saya langsung tiarap untuk mencegah kejaran api,” ungkap Apri Saiful, saat dijumpai di RSUD Sawahlunto, Selasa (28/6) siang.
Apri mengaku, ketika rekannya mengalami luka bakar serius, karena hanya memakai celana pendek. ”Tiga teman saya tengah berdiri sejajar, sehingga ketika ledakan terjadi api dengan cepat menjilati tubuh mereka,” sebut Apri Saipul.
”Tiba tiba saja api keluar dari alat jak batubara dan langsung membesar yang disertai ledakan. Melihat hal itu, saya langsung tiarap hingga api padam,” katanya.
Setelah api padam lanjutnya ia bersama tim kerja berusaha dengan merangkak keluar lubang di sepanjang lebih kurang 200 meter. Di saat itu dinding dan atap lubang sudah mulai rubuh, dan setelah sampai di luar, ia pingsan dan dilarikan ke rumah sakit.
Sementara itu, pengakuan Almasri, pekerja tambang lainnya mengatakan, biasanya para pekerja tambang memasuki arela lumbang sudah safety. Setiap lubang akan dimasuki sekitar lima pekerja.
“Sebelum masuk lubang, kami harus berpakaian lengkap dulu. Jika tidak safety tak boleh masuk,” ungkap Almasri.
Pulang Jelang Sahur
Sementara itu, Icha—adik dari korban Firman Dedi, saat dijumpai di RSUD, Selasa siang mengaku, jika kakaknya biasa pergi ke tambang sekitar pukul 16.30 WIB. Dan baru pulang tengah malam, bahkan ada juga yang pulang jelang sahur.
”Saat tahu ada ledakan di lubang tambang, kami langsung ke sana. Saya melihat kakak saya sudah di luar lumbang dengan tubuh terbakar. Kakak saya berhasil keluar dari lubang,” sebut Icha.
Sedangkan pengakuan Agus, salah satu pekerja tambang PT NAL, pada malam nahas itu, para pekerja masuk ke dalam lubang H untuk menyambungkan bor yang ada di dalam tambang.
Agus menyebut, saat itu sebenarnya ia berencana ikut masuk ke dalam lubang. Namun, entah kenapa niatnya itu batal. ”Bor yang dipakai tersebut disambungkan ke listrik. Dan, yang akan dibor saat itu adalah lubang lama yang sudah cukup lama tertutup oleh air. Hingga menyebabkan tekanan gas tinggi dan akhirnya terjadi ledakan,” ungkap Agus, menyebut alat bor yang dipasang itu seperti alat pemecah aspal untuk jalan raya.

Menghirup Uap Panas

Suara ambulance silih berganti terdengar di RSUD Sawahlunto, Senin malam. Ratusan warga sudah memadati rumah sakit melihat kondisi keluarga mereka yang menjadi korban. Tiga korban yang awalnya dirawat di RSUD Sawahlunto, akhirnya dirujuk ke RSUP M Djamil Padang, karena luka bakar serius.

“Mereka menghirup uap panas yang mengakibatkan kerusakan pada organ dalamnya, dari hidung, mulut, tenggorokan sampai ke perut. Setelah disedot, banyak mengeluarkan gumpalan arang berwarna hitam,” ungkap Dr. Indra, spesialis bedah didampingi Direktur RSUD Sawahlunto Dr. Eri Jhon.

Ketiga korban yang dirujuk adalah, Adi Tusiman (35), Siswoko (46) dan Kaminudin Nduru (35). Sedangkan, dua korban, April Saipul (37) dan Firman Dedi (43), mendapati penanganan intensif di RSUD Sawahlunto.

Dijelaskan Dr Indra, kondisi ketiga korban yang dirujuk mengalami trauma inhalasi, termasuk luka bakar berat yang mengakibatkan sumbatan dari jalan nafasnya. Traumai inhlasi merupakan luka bakar yang disebabkan oleh udara panas yang mengenai mukosa saluran nafas. “Seluruh korban sudah ditangani dengan cepat,” jelas Direktur RSUD Sawahlunto Dr Eri Jhon.

PT NAL Ditegur

Terpisah, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno akan menegur PT. NAL sebagai pengelola tambang batu bara yang meledak di Kota Sawahlunto, karena diduga belum memiliki Standar Operating Prosedur (SOP) dalam keamanan pekerja serta penanganan jika terjadi insiden.
“Kalau memang ada pelanggaran yang dilakukan, kami akan tegur. Ke depan mereka harus menyerahkan proposal pada kami tentang SOP,” kata IP saat kegiatan Bazar di halaman kantor Gubernur, Selasa, (28/6).

Meski insiden meledaknya tambang batu bara di Desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto belum diketahui pasti penyebabnya, namun Gubernur menginstruksikan agar perusahaan tambang batubara PT. NAL bertanggung jawab membiayai pengobatan pekerjanya yang menjadi korban.

“Apapun alasannya perusahaan harus menanggung biaya pengobatan, santunan untuk keluarga,” tegasnya sebelum berangkat meninjau lokasi tambang meledak, Selasa siang.

Menurutnya, untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi, ia segera melakukan peninjauan ke lokasi tambang PT. NAL di Kota Sawahlunto yang diduga meledak mengakibatkan lima korban luka-luka.

”Sekarang informasinya masih sepotong-sepotong. Kami turun langsung ke lokasi untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi,” ujarnya. Menurutnya, sanksi baru akan diberikan setelah mendapatkan informasi pasti terkait hal tersebut. (cr5/cr9)

Exit mobile version