Kejiwaan Pembunuh dan Pembakar Ibu Kandung Diperiksa

Pembunuh dan pembakar ibu kandungdigiring polisi.
AGAM, METRO–Kesedihan nampak jelas di raut wajah Rasmiadi (55), menyaksikan anak bungsunya, Taufik Hidayat (16) menjalani pemeriksaan di Mapolsek Tilatangkamang, Kabupaten Agam, Jumat (24/6) malam, sesaat sebelum anaknya itu dibawa ke RS HB Saanin di Kota Padang. Pegawai RRI Kota Bukittinggi ini, tidak pernah menyangka jika putra kandungnya itulah yang menghabisi nyawa istrinya, Eny Dharma (55) dengan cara dibakar.
Saat berbincang-bincang dengan POSMETRO, warga Jorong Giriang-giriang, Nagari Kototangah, Kecamatan Tilatangkamang, Kabupaten Agam ini, nampak sangat tabah. Ia mengaku sudah menerima dengan ikhlas kepergian istri tercintanya itu. ”Saya masih tak percaya jika Taufik yang melakukannya. Anak saya adalah anak baik,” tutur Rasmiadi.
Bapak lima anak ini mengungkapkan, jika Taufik Hidayat sudah berhenti sekolah tanpa alasan sejak dua tahun silam. Terakhir, putranya itu akan naik kelas III SMP di SMP Islam Al Ishlah Kota Bukittinggi.
”Setelah tidak mau sekolah, Taufik lebih banyak menyendiri dan sering mengaji. Tapi kalau bertemu dengan orang, dia lebih suka masuk ke dalam kamar, tidak keluar lagi,” sebut Rasmiadi.
Pihak keluarga sebelum Taufik berhenti sekolah juga merasa heran dengan prestasinya. Kalau sebelumnya selalu mendapat rangking lima terbawah, tapi ketika akan naik kelas III itu, Taufik mendapat juara dua di kelas.
”Ternyata setelah itu dia tidak mau sekolah. Pernah beberapa kali, dia diminta antarkan ke sekolah, tapi waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 atau pukul 11.00 WIB. Dengan begitu, pihak sekolah tidak bisa menerima begitu saja,” sebutnya.
Melihat putranya suka menyendiri, Rasmiadi mengaku, pada lima bulan lalu, ia mengantar Taufik ke  ke rumah sakit jiwa. Dan setelah satu bulan dirawat, Taufik diperbolehkan pulang, tapi harus tetap minum obat dengan resep yang diberikan dokter.
”Jadi, setelah keluar dari rumah sakit, Taufik baru empat bulan tinggal di rumah dan atas saran dokter, kalau Taufik harus diajak untuk aktif, jangan sampai melamun,” ulas Rasmiadi.
Rasmiadi tidak menyangka, di balik kediamannya selama ini, ternyata Taufik tega membunuh ibu kandungnya dengan tragis seperti itu. Dugaannya, anak bungsunya itu bosan saat disuruh ibunya untuk shalat Jumat.
”Bagaimana dia bisa membunuh ibunya seperti itu. Kami belum tahu secara pasti, seperti apa yang disebut kepolisian. Namun, saya melihat masih ada adonan kue tertinggal di dapur,” imbuh Rasmiadi, dengan nada sedih.
Dibawa ke RS HB Saanin
Kapolres Bukittinggi AKBP Tri Wahyudi melalui Kapolsek Tilatangkamang AKP Yulandi Rusadi, menyebut, kuat dugaan pelaku marah saat disuruh ibunya pergi ke masjid untuk shalat. Ketika itu, guru SMA 5 Bukittinggi ini tengah membuat kue lebaran.
”Hasil penyelidikan di lokasi kejadian, diduga kuat korban dibawa keluar rumah dalam keadaan sudah tidak sadar. Sebab, kalau masih sadar, pasti akan ada jejak lain yang terbakar. Kemungkinannya, saat pelaku membakar ibunya, korban telah tidak sadar,” ulas Kapolsek.
”Pemeriksaan di lokasi itu, tidak ada daun atau tempat lain yang terbakar, menandakan kalau api hanya membakar tubuh korban dan korban sendiri juga tidak terlihat meronta karena kepanasan,” lanjutnya.
Temuan itu sesuai dengan hasil kesaksian dari kakak pelaku, Reski Wahyudi (21), yang pertama kali menemukan ibunya dalam kondisi terbakar. Menurut Reski, pada mulanya ia tidak menduga jika yang terbakar itu adalah ibunya. Saat melihat ada yang terbakar, ia mengambil air dan berusaha melakukan pemadaman.
Ketika api sudah padam, dia langsung shock karena melihat sosok ibunya yang sudah terbakar. Terlambat, api sudah padam, namun guru itu sudah tidak bernyawa lagi. “Saya langsung menelepon bapak karena tidak tahu siapa yang membakar ibu,” ungkap Reski.
Sementara itu, sejak ditangkap dan ditahan di Mapolsek dari Jumat siang hingga malam, pelaku Taufik Hidayat belum bisa memberi keterangan yang baik. Setiap ditanya polisi, pelaku memberi jawaban berputar-putar.
”Kami menemui kendala terhadap jawaban dari pelaku yang plin plan. Maka, atas saran dari pihak kepolisian yang disetujui keluarga, pada Jumat malam diantar untuk periksa kejiwaannya di Padang. Selanjutnya, sambil menunggu hasil dari pihak rumah sakit jiwa, yang bersangkutan sementara menjalani observasi di rumah sakit itu,” ungkap AKP Yulandi Rusadi.
Pantauan POSMETRO, Jumat malam, Taufik Hidayat naik mobil dinas polisi. Pemuda ini di antara oleh seluruh keluarga besarnya. Terlihat ayah kandung pelaku, Rasmiadi ikut melepas. ”Saya lega sekarang jika Taufik dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa kejiwaannya,” imbuh Rasmiadi. (wan)

Exit mobile version