Biadab! Anak Bunuh dan Bakar Ibu Kandung

Taufik Hidayat (16), digiring aparat Polsek Tilatangkamang, Jumat (24/6) siang. Pemuda yang diduga mengidap penyakit kejiwaan ini telah menusuk leher dan kepala ibu kandungnya. Setelah itu pelaku membakar ibunya. (kanan) Jenazah Enny Dharma (51), ditutupi selimut.
AGAM, METRO–Pintu belakang rumah yang tertutup membuat Reski Wahyudi (21), heran. Pemuda yang baru pulang menunaikan shalat Jumat, kemarin siang, sekitar pukul 13.30 WIB ini, berusaha mengintip dari jendela. Jantungnya pun berpacu cepat, saat menyaksikan ada genangan darah di lantai dapur rumah. Bergegas ia masuk. Ketika itu, ia melihat adiknya, Taufik Hidayat (16) berlari ke arah kamar mandi.
Sesampai di dapur, Reski hanya menemukan genangan darah. Ia makin heran dan cemas. Belum hilang keheranannya, tiba-tiba pemuda ini mencium sesuatu yang terbakar dari bagian belakang rumahnya.
Bergegas Reski keluar melihat apa yang terbakar. Wajah warga Jorong Giriang-giriang, Nagari Kototangah, Kecamatan Tilatangkamang, Kabupaten Agam ini, berubah pucat. Ia melihat tubuh ibu kandungnya, Eny Dharma (51), pegawai negeri sipil (PNS), terbakar.
Seketika Jumat siang itu, warga kampung gempar. Puluhan warga mendatangi rumah korban. Eny Dharma sudah tidak bernyawa dengan tubuh yang gosong.
“Saya pulang shalat Jumat dan melihat pintu rumah terkunci. Karena heran, saya langsung melihat dari jendela. Dan, saya melihat ada gumpalan darah di lantai. Saya sudah tidak nyaman dan cemas sekali,” ungkap Reski.
Reski mengaku, saat sudah masuk ke dalam rumah, dia sempat melihat adiknya Taufik yang berlari menuju kamar mandi. Adiknya terlihat duduk saja di kamar mandi. Tidak ada firasat buruk di benak Reski, jika adiknya itulah yang sudah menghabisi nyawa ibu kandung mereka.
”Adik saya memang memiliki kelainan jiwa sejak dua tahun terakhir, dan dia mengantongi Kartu Kuning dari rumah sakit jiwa,” lanjut Reski.
Disiram dengan Air
Menurut Reski, pada mulanya ia tidak menduga jika yang terbakar itu adalah ibunya yang menjadi guru di SMA 5 Kota Bukittinggi. Saat melihat ada yang terbakar, ia mengambil air dan berusaha melakukan pemadaman.
Ketika api sudah padam, dia langsung shock karena melihat sosok ibunya yang sudah terbakar. Terlambat, api sudah padam, namun guru itu sudah tidak bernyawa lagi.
”Saya langsung menelepon bapak karena tidak tahu siapa yang membakar ibu,” ungkap Reski.
Setelah Rasmiadi (55) sampai di rumah, warga sudah memenuhi rumah korban. Aparat kepolisian dari Polsek Tilatangkamang dan Polres Bukittinggi langsung melakukan pemeriksaan dan olah tempat kejadian peristiwa. Polisi menemukan ada jeriken minyak tanah dan pisau.
Kapolres Bukittinggi AKBP Tri Wahyudi melalui Kapolsek Tilatangkamang AKP Yulandi Rusadi, mengungkapkan, jika pelaku pembunuhan adalah anak korban yang diduga mengalami gangguan kejiwaan. Namun, motif pembunuhan belum bisa dipastikan.
”Petugas mengamankan anak korban, Taufik Hidayat yang masih bersembunyi di dalam kamar mandi. Selain jeriken dan minyak tanah, kami juga mengamankan korek api,” sebut AKP Yulandi.
Setelah mengamankan pelaku, aparat mengevakuasi jenazah guru SMA itu. Pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi, sehingga petugas hanya melakukan visum luar.
Sesuai diagnosa dokter, kata Kapolsek, korban mengalami luka bakar sekitar 80 persen. Sebelum dibakar, pelaku diduga menusuk leher dan kepala ibunya. ”Keterangan dokter, ditemukan luka pada leher dan kepala korban,” jelas kapolsek.
Sementara itu, kemarin Taufik Hidayat sudah ditahan di Mapolsek Tilatangkamang. Namun, melihat kondisi kejiwaan pelaku, penyidik belum bisa mengambil keterangan dan kesaksian dari pemuda itu. ”Kita berusaha mengorek pengakuan dari pelaku yang disebut ada gangguan jiwa ini. Kita ingin tahu apa motif di balik pelaku membakar ibunya,” pungkasnya. (wan)

Exit mobile version