Menjeput Berkah dan Menyabari Musibah

….Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”(QS. Ali ‘Imran 3: 191)
Ramadhan berkah sudah kuat dalam memory iman umat Islam sejak lama, mungkinkah ini di capai ketika Ramadhan 1441H/2020 umat Islam tengah menjalani Pandemi covid 19?
Artinya Ramadhan tahun ini bersamaan antara berkah dan musibah. Sei ring sejalan antara berkah dan musibah insya Allah umat Islam yang mengerti surat yang di kutip di awal tulisan ini akan dengan mudah dapat melaluinya dengan cara yang tepat dan hasil yang baik.

Menjeput berkah Ramadhan itu adalah dengan tekad, kemauan, ikhtiar dan kerja keras menjalankan syariat puasa lahir batin dan ibadah pendukungnya guna meraih taqwa. Begitu juga dengan musibah Covid 19 ini siapapun, saimina saimat, dapat memahami bahwa musibah bila disabari, ia akan membentuk jiwa taqwa.

Meraih Berkah Ramadhan
Hamba yang dapat dikatakan beroleh berkah Ramadhan adalah bila taqwa dapat mempengaruhi dan menuntun jalan hidupnya sehari-hari. Allah membuat hipotesis, mengunakan kata lau, jika, atau kata hubungan sebab akibat bahwa berkah itu bisa berwujud bila iman dan taqwa efektif.

Artinya,”Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. Al-A’raf 7: 96)

Iman taqwa menjadi sebab hadirnya berkah. Bohong dan kebohongan ada lah awal dari bencana yang itulah resiko yang harus ditanggung orang banyak.

Logika lurusnya adalah taqwa adalah prasyarat untuk mendapatkan berkah, pada saat yang sama Ramadhan ditujukan untuk mendapatkan taqwa (QS.2:183).

Hukum mutual simbolisme jelas sekali bahwa berkah akan menjadi jauh bila taqwa tidak ada. Taqwa akan menjadi jargon dan visi palsu bila Ramadhannya tidak baik dan berkualitas seperti bimbingan syariat. Puasa Ramadhan sekedar menahan haus dan lapar, sama maknanya tidak sah secara substantisial dan sipritual. Banyak orang puasa, tetapi yang didapatkan hanya haus dan lapar saja, kosong dari taqwa, (hadits).

Strategi menjadikan puasa berisi dan membawa berkah adalah harus dimatangkan visi, tujuan, bentuk prakteknya yang benar, rukun, syarat, kaifiat dan kesempurnaan ruhani dan mentalitas saat berpuasa. Mematuhi dan mengisi manual reportnya Ramadhan, imsak, menahan dan mengendalikan diri dengan iman dan keikhlasan yang tinggi, iman wah tisaban. Kekuatan nafsu dan sahwat yang acap kali menjerumuskan mesti bisa dikontrol dengan ketat untuk tetap di real kebenaran, dan dipromosikan untuk dibiasakan menjadi nafsi terkendali, nafsu muthmainnah, tenang, jernih dan bersih. “Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dengan Ridhanya dan masuklah ke dalam sorganya.(QS. Al-Fajr 89: 27-30).

Dalam kitab Durratun Nasihin (mutiara nasehat) pada bab puasa Ramadhan dikutip penyusunnya sebuah hadits yang memuat ada lima karakter buruk yang membatalkan berkah puasa Ramadhan, al kizib (bohong atau hoax), yamil ghumus )sumpah palsu, syahadah ghumus (saksi palsu, bejat dengan mutar balik fakta), fitnah (penebar kebencian), namimah (provokator dan otak intelektual kejahatan). Ke lima prilaku tercela dan karakter buruk di atas harus dapat dibuang sejauh mungkin, jika masih dilakukan di saat puasa, maka pahala, atau capaian taqwanya gagal.

Kegagalan ibadah puasa sulit mencegahnya, bahkan gagal puasa itu terus bertambah, musibah Covid-19 yang harusnya menjadi menyadarkan, tetapi masih banyak orang yang puasa hanya formal, masih saja hobyy, suka berbohong, terus share hoax, menipulasi data, korupsi bantuan, melambatkan tugas-tugas kemanusiaan, masih suka menebar kebencian.

Berjuang memutus mata rantai virus dengan menjaga jarak (social dan physical distancing), tinggal dirumah (stayathome), tarawih di rumah, mesti diikuti pula dengan memutus mata rantai mereka yang berkarakter jahat, berprilaku buruk, berakhlak tercela yang lima di atas. Gagal memutus mata rantai virus, ya bertambahnya korban terpapar, gagal menahan pembatal puasa batini lima sikap di atas, akibatnya bertambah banyak drakula ganas penghisap darah rakyat. Jadi hancurlah negeri ini.

Menyabari Musibah
Sabar menghadapi musibah sudah given dalam hati mukmin. Ketika Covid-19 masih belum mereda, dan umat Islam sedang berpuasa, maka shaimin dan shaimat di harapkan bermunajat yang khusyuk, berdoa yang tadharuk dan berpuasa yang ikhlas, insya Allah berkah ibadah itu dapat menjadi asbab berakhirnya pandemi virus ini.

Menyabari musibah diminta dengan menata mental sipritual yang baik, lurus, optimis dan patuh pada aturan atau protokol Covid-19. Imsak (menahan diri), tidak keluar rumah, beribadah di rumah, tidak bersalaman, sering mencuci tangan, mengunakan masker bila keluar rumah, menjaga imunitas tubuh, adalah bentuk nyata dari menyabari musibah Covid-19. Lebih dari itu umat tengah berpuasa terus berbuat yang terbaik untuk diri, keluarga, lingkungan dan mengembangkan pola pikir positif, tidak mudah menyerah atau putus asa. “Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.”(QS. Yusuf 12: Ayat 87)

Sabar dalam menghadapi musibah adalah implementasi dari ketaqwaan, dan Allah menyediakan pahala besar bagi orang yang sabar. “Katakanlah (Muhammad), Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu. Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan Bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.”(QS. Az-Zumar 39: Ayat 10).

Patut dicamkan bahwa berkah puasa Ramadhan bisa saja menjadi ilusi, khayalan, bila prilaku negatif dan karakter buruk, bohong, sumpah palsu, saksi palsu, menebar kebencian dan provokasi negatif tidak dihentikan. Taqwa dan berkah dua sisi mata uang yang saling menopang sah adanya.

Menyabari musibah Covid-19 di tengah puasa ini dengan mematuhi protokolnya, ibadah di rumah dan berpikir positif diyakini akan besar konstribusinya bagi percepatan berhentinya musibah dunia ini. Semoga calon penerima pin taqwa maklum dan menjadi iman bagi mewujudkan kebaikan kolektif. Amin.

Exit mobile version