Polisi Tewas di Bibir Sungai

Evakuasi mobil jatuh di kawasan Batang Agam.
AGAM, METRO–Warga Batu Hampar, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Limapuluh Kota digemparkan dengan ditemukanya jasad lelaki berpakaian polisi utuh di pinggir sungai. Ketika bersua, jasad itu tersangkut ranting pohon, dan penuh luka lebam.
Setelah ditelusuri, rupanya, polisi itu merupakan Bripda Wahyu Indriyanto, yang diketahui merupakan korban kecelakaan di  jalan umum Bukittinggi – Payakumbuh, Kilometer 21 dekat PLTA Baso Jorong Titih Nagari Padang Tarok Kecamatan Baso, Kabupaten Agam-Sumbar, Jumat lalu. Jasadnya sudah mulai menggembung ketika ditemukan pukul 11.00 WIB.
”Satu dari dua korban yang sempat dinyatakan hilang, akhirnya ditemukan. Dia anggota,” terang Kapolres Bukittinggi AKBP Tri Wahyudi, Minggu siang.
Sewaktu ditemukan, kondisi korban penuh luka lebam, yang berkemungkinan karena terbentur batu di sungai. “Jasad korban ditemukan 2 kilometer dari pintu air Central Generator PLTA Batang Agam, atau sekitar 5 kilometer dari lokasi jatuhnya mobil. Soal luka di tubuhnya, berkemungkinan karena benturan,” ucap Kapolres.
Dijelaskan Kapolres, setelah jasad anggota Polda Sumbar itu dibersihkan, langsung diserahkan secara kedinasan oleh Polres Payakumbuh pada pihak keluarga untuk dibawa ke rumah duka di daerah Muko-muko, Bengkulu. “Jasad sudah kita serahkan pada pihak keluarga dan tim masih terus melakukan pencarian seorang korban untuk batas waktu yang belum ditentukan,” terang Kapolres.
Disinggung tentang uang dan mobil nahas itu, dikatakan Kapolres, kalau untuk sementara dua barang bukti itu masih diamankan di Polres Bukittinggi untuk memudahkan pemeriksaan. “Masih kita amankan dan belum dibuka, jadi kita juga belum bisa memastikan jumlah uang dalam dua buah tas uang tersebut,” tandas Kapolres AKBP Tri Wahyudi.
Sementara itu, isak tangis pecah di Kamar Mayat RSUD Adnaan WD Payakumbuh, Minggu (19/6) siang. Ada nan meraung, ada pula yang tersandar ke kursi. Sebagian, berpakaian polisi. Suasana haru menyelimuti rumah sakit. Beberapa orang yang berseragam polisi tampak tak kuasa menahan air matanya. Mereka adalah teman-teman Wahyu, yang sengaja datang untuk melihat kondisi terakhir rekan mereka.
Sementara kedua orangtua Wahyu tampak berusaha untuk tetap tegar, meski raut kesedihan terpancar dari wajahnya. Berbeda dengan adiknya Wahyu, tampak sedikit shock dan harus dipapah disaat melangkah.
“Dari kecil, Wahyu telah bercita-cita ingin jadi polisi. Namun karna gagal, Wahyu sempat menjalankan kuliah selama satu tahun di STIKES Khalifah Padang. Setelah ada pembukaan calon polri, Wahyu kembali mengikuti tes lagi sampai diterima jadi Polri,” ungkap, Murtini, orangtua perempuan Wahyu.
Sejauh ini, masih ada satu korban yang belum ditemukan dan dalam pencarian. Sehari sebelumnya, Sabtu (18/6), mobil Panther BA 1073 QB berhasil dievakuasi. Dua dari tiga penum­pang masih hilang, sementara satu korban berhasil ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
“Jasad Dedet ditemu­kan polisi seiring ditemukannya mobil Panther yang terbara arus, Jumat (17/6) sekitar pukul 22.00 WIB. Ketika itu, jasad yang bersangkutan terjepit di dekat mobilnya,” ungkap AKBP Tri.
Polisi masih menyisiri sungai Batang Agam ke Lompatan, batas Limapuluh Kota dengan Tanahdatar dengan jarak lebih kurang 7 kilometer ke hilir sungai. Sementara, jarak titik jatuh mobil dengan tempat ditemukannya korban, sekitar 20 meter dengan kedalaman sungai antara 8 – 10 meter. Jasad Dedet yang ditemukan pada malam hari langsung dibawa ke RSAM Bukittinggi dan berikutnya langsung diserahkan pada pihak keluarga.
Kecelakaan maut terjadi antara sepeda motor Honda Beat yang dikendarai Andesmar (52), warga Jorong Baso, Nagari Tabek Panjang, Kecamatan Baso. Korban datang dari arah Payakumbuh menuju Bukittinggi. Setiba di tempat kejadian perkara bertabrakan dengan Mobil Panther BA 1073 QB dari arah berlawanan. Pengendara sepeda motor atas nama Andesmar mengalami patah kaki kanan, jidat luka robek dan luka lebam pada dada. (wan)

Exit mobile version