Tanggap Darurat Banjir Padang sampai 24 Juni

Banjir melanda Kota Padang, seperti di kawasan Marapalam ini.
PADANG, METRO–Penanganan darurat banjir dan longsor di Sumatera Barat masih dilakukan saat ini. Banjir terjadi di Kota Padang, Kabupaten Pariaman dan Kabupaten Agam pada Kamis (16/6). Saat banjir, Kota Padang lumpuh selama sekitar 8 jam akibat terendam banjir ketinggian 50-150 cm pada Kamis (16/6). 19 kelurahan di 10 kecamatan di Kota Padang mengalami banjir. Sedangkan di Padang Pariaman banjir terjadi di satu kecamatan.
“Dampak yang ditimbulkan adalah satu orang meninggal dunia atas nama Risman (63) akibat terpeleset saat terjadi banjir. Korban adalah warga Jln. Mustika 12 Kel. Ampalu Pegambiran Nan XX Kec. Lubuk Begalung. Selain itu 3 orang dilaporkan hanyut dan belum ditemukan. Kerugian material akibat banjir masih dalam pendataan oleh BPBD,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Menurutnya, saat ini banjir sudah surut. Tidak ada warga yang mengungsi lagi. Masyarakat yang mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing. Masyarakat masih membersihkan rumah dari lumpur dan mengeringkan perabotan rumah yang basah.
“Sebanyak 740 personel dari tim gabungan dari BPBD, Lantamal, Kodim 0312, Polri, Basarnas, Tagana, PMI, TRC Semen Padang, KSB, Pramuka Peduli dan unsur kebencanaan lainnya terlibat dalam penanganan darurat. Guna memudahkan penanganan darurat, maka Walikota Padang telah memberlakukan masa tanggap darurat tanggal 17 – 24 Juni 2016,” katanya.
Dia menyebut, Tim Reaksi Cepat BNPB telah berada di Kota Padang dan menyerahkan bantuan dana siap pakai sebesar Rp 200 juta untuk BPBD Provinsi Sumatera Barat dan Rp 300 juta untuk BPBD Kota Padang. Bantuan dana siap pakai tersebut digunakan untuk operasional penanganan darurat bencana.
“Pada Jumat (17/6) telah diadakan rapat koordinasi Tim BNPB, BPBD Prov.Sumbar, BPBD Kota Padang, Dinas Sosial dan relawan. Distribusi pembagian paket makan buka puasa dan sahur bagi warga terdampak dilakukan. Untuk mendukung distribusi makanan siap saji tersebut maka didirikan dapur umum lapangan,” katanya.
Menurut SUtopo, meskipun banjir telah surut, masyarakat dihimbau untuk tetap waspada. BMKG memperkirakan selama tiga hari ke depan (17-20 Juni 2016), curah hujan lebat berpotensi di wilayah Sumatera. Masih menghangatnya suhu muka laut di atas normal perairan Indonesia barat, masuknya aliran massa udara basah dari Samudera Hindia di maritim kontinen Indonesia, dan lemahnya aliran masa udara dingin Autralia di wilayah Indonesia, diperkirakan memberikan kontribusi pada peningkatan curah hujan.
“Selain itu dengan adanya daerah perlambatan, pertemuan dan belokan angin di wilayah Sumatera dan Kalimantan mengakibatkan kondisi atmosfer menjadi tidak stabil sehingga meningkatkan potensi petir dan angin kencang,” katanya.
Dengan kondisi potensi hujan lebat tersebut, sebutnya, maka banjir, longsor, dan puting beliung dapat berpotensi terjadi di beberapa daerah. (adm)

Exit mobile version