Gedung Kantor Pusat Bank Nagari di Jalan Pemuda, Padang Barat, Kota Padang.
PADANG, METRO–Posisi direktur utama (dirut) PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumbar atau Bank Nagari hampir dipastikan diduduki Dedy Ihsan. Begitu juga dengan direktur kepatuhan yang akan disandang Endrizanof. Keduanya sukses melewati fit and proper test yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pekan lalu.
Gubernur Sumbar Prof Irwan Prayitno membenarkan keputusan OJK tersebut. Bahkan, dia tidak ragu menyebut, surat OJK sudah keluar tertanggal 13 Juni yang dialamatkan ke Bank Nagari. “Benar, sudah ada suratnya. Menunggu rapat pemegang saham saja,” kata Irwan.
Komisaris Utama Bank Nagari Efa Yonnedi menyebutkan, sudah diberi tahu OJK terkait hasil seleksi terhadap kedua calon pimpinan Bank Nagari. ”Surat pemberitahuannya sudah disampaikan OJK ke kami kemarin sore. Dirut yang disetujui OJK setelah fit and proper test adalah Dedy Ihsan dan Direktur Kepatuhan Endrizanof,” ungkapnya.
Tahap selanjutnya, kata Efa Yonnedi, pihaknya segera nenyampaikan hasil keputusan tersebut kepada pemegang saham. “Selanjutnya, diagendakan rapat pemegang saham yang akan dijadwalkan sesegera mungkin,” kata Efa Yonnedi.
Seiring nantinya RUPSLB menetapkan Dedy Ihsan dan Endrizanof, maka direksi Bank Nagari sudah lengkap. Sebelumnya sudah lolos seleksi dan terpilih Syafrizal sebagai Direktur Operasional, Hendri sebagai Direktur Kredit dan Syariah, serta M Irsyad, Direktur Keuangan.
Anggota DPRD Sumbar Albert Hendra Lukman menyebutkan, dipilihnya Dedy Ihsan sebagai dirut Bank Nagari, adalah sebuah pertaruhan dan tantangan besar. Namun, karena dia telah melewati ujian dari OJK, kepatutan dan kepantasannya menjadi dirut, tentu tidak perlu diragukan lagi.
”Bank Nagari adalah bank kebanggaan Sumbar. Namun akhir-akhir ini, harapan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (PE), agak sedikit meragukan. NPL (non performance loan/kredit macet) naik. Apalagi, karena tidak ikut serta menyalurkan KUR (kredit usaha rakyat). Bank ini seperti sedang mengalami krisis manajemen— terbukti dengan berlarut-larutnya proses suksesi kepemimpinan atau direksi,” kata kader PDI Perjuangan ini ke depan.
Kedatangan Dedy Ihsan yang merupakan orang luar— dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), menurut Albert, membuktikan Bank Nagari membutuhkan pemimpin yang profesional, yang ternyata tak keluar dari internal. Meski awalnya ada penolakan dari para karyawan, tapi itu tak berarti, setelah pemegang saham mengajukan nama eksternal.
”Kami masih belum mengetahui bagaimana kinerja seorang Dedy Ihsan ini. Jam terbangnya, rekam jejaknya dan bagaimana dia akan mengembangkan Bank Nagari. Kami berharap, BN akan lebih profesional meski dinakhodai Dedy yang belum pernah menjadi pimpinan pucuk sebuah bank. Karena baru sebatas pimpinan wilayah dan divisi,” kata Albert.
Menduduki jabatan direktur utama, kata Albert, bukanlah hal yang dicoba-coba, atau butuh penyesuaian lama. Karena yang dibutuhkan saat ini adalah langsung action, dan bekerja keras memulihkan bank. ”Kami di DPRD tentu tak bisa berbuat banyak, dan hanya bisa memantau, dan mengawasi. Semoga Bank Nagari lebih baik,” katanya.
Ketua Kesatuan Pedagang Pasar (KPP) Kota Padang H Asril Manan menyebut, tak penting soal siapa yang memimpin Bank Nagari saat ini. Yang penting, segera dilengkapi susunan direksi, dan bekerja dengan baik. Apalagi, banyak UMKM dan pedagang saat ini membutuhkan bantuan bank untuk bertahan dari krisis.
”Yang penting profesional, dan mampu menjaga amanah publik. Jangan lagi banyak unsur politik. Kalau sudah diuji oleh lembaga berwenang (OJK), tentu sudah dapat bekerja,” katanya. (cr7)
Komentar