Ngeri! Nenek Dibunuh, Istri yang Sedang Hamil Ditusuk

Dedi (27), kemarin ditahan di Mapolres Pesisir Selatan karena sudah menghabisi nyawa nenek istrinya hingga tewas. Lantaran cemburu, pelaku juga menusuk istrinya yang tengah hamil muda.
PESSEL, METRO–Lantaran sakit hati dengan nenek dari istrinya, Dedi (27), warga Koto, Nagari Painan Selatan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pessel, menghabisi nyawa neneknya itu, Imun (60), hingga tewas. Bahkan, saking gelap mata dan sudah dirasuki amarah, pisau yang dipakai pelaku juga mengenai tubuh istrinya yang tengah hamil muda.
Peristiwa berdarah di bulan puasa ini terjadi, Minggu (12/6), di Kampung Sungai Putiah, Kenagarian Gurun Panjang Selatan, Kecamatan Bayang, Pessel. Tidak ada yang menyangka jika Dedi bakal mengabisi nyawa neneknya dengan cara sadis. Ada delapan tusukan bersarang di perut wanita tua tersebut.
Sementara, istri pelaku, Mutiara (16) ikut terluka. Korban yang tengah hamil empat bulan ini mengalami lima luka tusukan di bagian dada dan perut. Akibatnya, Mutiara dilarikan ke RSUP M. Djamil Padang. Sedangkan korban Imun, langsung meninggal di lokasi kejadian.
Informasi dihimpun POSMETRO, pembunuhan yang dilakukan Dedi diketahui oleh Raisa (5)— cucu korban. Balita ini tak sengaja melihat Dedi menusuk neneknya. Hingga akhirnya bocah ini berlari ketakutan dan bersembunyi di belakang rumah neneknya.
”Dedi lah gilo, inyo lah mambunuah,” begitu kata Raisa saat dijumpai di rumah duka, kemarin. Saking takutnya, bocah ini terlihat sangat ketakutan.
Sementara itu, Evy (35), mertua dari tersangka Dedi, mengatakan bahwa ia sama sekali tidak mengetahui pembunuhan keji yang dilakukan menantunya tersebut. Akibat perbuatan menantunya itu, Evi harus kehilangan orang tua yang dicintainya.
Menurutnya, selama ini tersangka diketahui tinggal dan bekerja di daerah Perawang, Pekanbaru. ”Saya tidak tahu kalau dia sudah pulang dari Perawang. Tapi, karena keterangan anak saya Raisa, dia yang mengatakan bahwa Dedi telah pulang dan sudah membunuh nenek,” terang Evy di rumah duka.
Sakit hati
Sementara itu, pengakuan tersangka di Mapolres Pessel, bahwa motif pembunuhan itu dilakukannya dengan alasan sakit hati kepada sang istri dan mertuanya (Evy). Dedi menyebut, sebenarnya ia bukan membunuh nenek istrinya tersebut.
Akan tetapi ia salah sasaran. Karena pada saat itu keaadaan gelap dan lampu listrik dirumahnya mati, dan yang terbunuh adalah nenek istrinya.
”Saya sakit hati sama mertua dan istri saya pak. Mereka terus menjelek-jelekan saya,” kata Dedi saat menjalani pemeriksaan.
Dedi yang diketahui baru membina kehidupan rumah tangga selama tujuh bulan dengan Mutiara, terus berdalih dan menjelaskan bahwa sebelumnya dia bersama istrinya hidup berbahagia dan berkecukupan di rantau orang, di Perawang, Riau.
Dijelaskannya, lalu tiba-tiba munculah api cemburu terhadap sang istri, karena sang istri selalu menghabiskan waktu untuk bermain facebook dan BBM. Kemudian istrinya saling mengirim pesan terhadap lawan jenis.
”Ya, istri saya tidak lagi berterus terang sama saya. Di facebook dia mengaku belum punya suami dan belum berkeluarga. Bahkan dia mengatakan masih sedang sekolah. Parahnya lagi, dia meminta dikirimin uang oleh lawan jenisnya itu di facebook. Saya baca seluruh isi pesan itu, sakit hati saya dibuatnya. Padahal saya selaku suami selalu memberinya uang walau jumlahnya tidak banyak,” kata Dedi, dengan nada mengiba.
Lebih lanjut, seiring waktu berjalan, akhirnya sang istri melarikan diri pulang ke kampung halaman di Pessel, pada Jumat (13/5) tanpa memberitahu kepada tersangka.
”Saya telepon tidak diangkat-angkatnya, SMS juga tidak dibalas. Kemudian setelah beberapa kali menghubungi, akhirnya mertua saya yang angkat telepon itu. Saya dikasari dengan kata-kata tidak bagus,” jelasnya.
Berawal dari kejadian itu, Dedi pun sakit hati. Akhirnya, pada Minggu (12/6), tersangka menyempatkan diri untuk pulang kampung halaman dan mencari istrinya.
”Pada saat saya sampai di kampung, Minggu, usai berbuka puasa. Saat itulah saya menjadi gelap mata dan menusuk istri saya pakai pisau. Namun pada saat itu, Neneknya keluar dan berteriak, dan saya menyangka itu mertua saya. Lalu, neneknya juga saya tusuk pakai pisau yang saya bawa dari Perawang dan akhirnya meninggal,” tuturnya.
Pengakuan Dedi, istrinya pulang kampung tidak pamit. Dan, setelah tiba di kampung, istrinya bercerita kepada orangtuanya bahwa dirinya tidak diperbolehkan menelepon ibunya sewaktu di rantau.
”Padahal saya tidak pernah melarang istri saya untuk menelepon pulang kampung. Padahal kalau saya tidak punya uang, saya mencari pinjaman dan berhutang pulsa dulu, namun pulsa itu dihabiskan untuk main facebook. Saya larang dia, istri saya marah dan mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati,” ucapnya.
Kepada polisi, tersangka mengaku sangat menyesali semua perbuatannya yang telah menghilang nyawa neneknya, dan membuat sang istri menjadi tidak berdaya.
”Ya, saya sangat menyesal sekali pak. Setelah kejadian itu, saya berlari pulang ke rumah kakak saya Novi (29) dengan melewati area perbukitan. Saya ceritakan kejadian itu semuanya, dan saya disarankan untuk menyerahkan diri ke kantor polisi. Akhirnya, saya menyerahkan diri ke polisi,” tutur Dedi.
”Tersangka sudah ditahan dan menjalani pemeriksaan. Pengakuan pelaku, katanya ia sakit hati dan menusuk istrinya tersebut. Namun, rupanya nenek korban yang terkena tusukan hingga tewas. Meski demikian, tersangka harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya,” ungkap Kapolres Pessel AKBP Dedi Yushadi, Senin (13/6). (m)

Exit mobile version