PADANG, METRO–Suasana Atom Center (eks Matahari Dept Store) di Jalan Imam Bonjol, buncah saat melihat ada sosok pria terkapar berlumuran darah. Pria yang sehari-hari dikenal sebagai agen angkot di Pasar Raya Padang ini ditemukan dengan kondisi mengenaskan di depan WC umum Atom Center, Kamis (17/3) sekitar pukul 16.30 WIB.
Kejadian itu berawal, ketika saksi Yuliana (41) tengah berada di lokasi dan hendak buang air ke WC. Namun, saat masuk ke dalam WC, ia kaget melihat sosok pria bertato tergeletak dan berlumuran darah.
”Saya kaget dan takut melihat ada orang bermuran darah di depan pintu WC. Saya langsung keluar dan berteriak minta tolong. Saat itu, saya melihat korban masih bernafas. Saya bersama warga lain langsung menggendongnya keluar dari WC,” ungkap Yuliana.
Melihat keadaan korban, Afrimon (35), warga Jondul Rawang Blok SS 5, Kecamatan Padang Selatan itu, masih bernyawa, warga da pedagang langsung menaikkan korban ke atas becak dibawa ke rumah sakit.
Akan tetapi, karena luka-luka tusukan di bagian tubuhnya, membuat pria yang tubuhnya dipenuhi tato ini tak bisa bertahan. Ia menghembuskan nafas terakhir di RST Reksodiwiryo. Momon Pendek—begitu panggilan Afrimon, dulu dikenal sebagai preman di kawasan Pasar Raya ini, mengalami luka tusuk pada dada sebelah kiri dan kanan, serta satu tusukan di perut.
Yuliana menyebut, dia tidak mengetahui pasti kronologis penusukan terhadap Afrimon yang sehari-hari juga sering menjadi juru parkir. ”Saya tidak tahu menahu bagaimana kejadiannya. Saya cuma melihat korban sudah begitu,” ujarnya.
Sementara itu, saksi lainnya, Nofianti (40) mengatakan, saat itu ia baru saja memarkirkan sepeda motornya dan melihat saksi Yuliana bersama rekannya menggotong korban. Warga meminta bantuan untuk dicarikan mobil untuk membawa ke rumah sakit.
”Bun, Momon ditikam. Tolong carikan mobil untuk membawanya ke rumah sakit, kata Yul kepada saya. Saat itu juga saya bergegas mencari bantuan kendaraan, namun yang ada hanya becak, karena kondisi korban sudah kritis, korban dibawa ke rumah sakit menggunakan becak tersebut,” kata Nofianti.
Terpisah, sepupu korban, Desi Arisandi (35), warga Seberang Padang, saat ditemui wartawan di Polresta Padang mengatakan, akan melaporkan kejadian pembunuhan Momon Ketek dan menempuh jalur hukum, agar pelaku dihukum berat.
”Saya mendapat informasi korban ditikam dan meninggal dunia. Saya tidak terima sepupu saya dibunuh oleh para pelaku. Untuk itu saya melaporkan kejadian itu ke Mapolsekta Padang Selatan, agar pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya,” katanya.
Sementara Kanit I SPKT Polresta Padang Ipda Aprizal, mengatakan setelah mendapat informasi adanya penemuan korban penusukan, aparat langsung mendatangi lokasi kejadian. Namun, korban telah dibawa ke RST Reksodiwiryo.
”Satu orang pelaku sudah ditangkap dan ditahan di Mapolsek Padang Selatan,” ungkap Ipda Aprizal.
Sementara itu, salah seorang rekan korban Ujang—nama samaran menyebut, jika Momon selama ini hidup dan besar di Pasar Raya Padang. Momon biasanya meminta uang tisu dan permen kepada sejumlah sopir angkot.
”Saya sudah mendapat kabar saja jika Momon sudah tewas dikeroyok. Selama ini, Momon memang biasa minta tisu,” kata Ujang.
Pelaku Menyerahkan Diri
Selang beberapa jam usai menusuk Momon, pelaku bernama Nando Nofenrian (19), warga Parupuak Raya II, Tabing, Kecamatan Kototangah, menyerahkan diri ke Polsekta Padang Selatan.
Kepada wartawan, Nando mengatakan penusukan itu, berawal ketika korban minum sambil mabuk-mabukan di bawah tangga Matahari lama dan membuat keributan dengan memecahkan botol bir. Kejadian itu tepat berada di sebelah kedai kopi milik ibu pelaku.
Entah apa sebabnya, terjadi pertengkaran dengan ibu korban. Sementara pelaku tengah tertidur langsung terbangun dan mendatangi korban dengan maksud menegur Momon agar jangan bertengkar dengan ibunya.
”Saya melarang dia agar tidak memaki-maki ibu. Kami berdua perang mulut, hingga akhirnya ibu saya melerai dan menarik saya naik ke lantai dua, untuk meredam pertengkaran,” kata Nando.
Setiba di Lantai II, korban masih saja mengomel di bawah. Kesal, akhirnya Nando diam-diam mengambil pisau di atas lemari dan menyimpan pisau tersebut di dalam saku. Nando kemudian turun kembali bersama ibunya.
”Saat berada di depan WC, Momon kembali mendatangi saya menggunakan sepeda motor Mio biru sambil marah-marah. Saat itu juga saya langsung menikam dada korban berulang kali, hingga darah memancar, dan Momon terjatuh dari sepeda motor,” jelas Nando.
Setelah kejadian itu, pelaku langsung pergi meninggalkan korban, dan menaiki angkot berwarna oren, menggunakan angkot oren menuju rumahnya. Sesampai di rumah, pelaku menceritakan kepada ayah tirinya.
”Setelah saya ceritakan seluruh kejadian, ayah tirinya bersama keluarga besar menyuruh saya untuk menyerahkan diri ke polisi. Tak lama petugas Polsek Padang Selatan tiba di rumah dan membawa saya ke Mapolsek,” jelas Nando.
Nando menegaskan, dia tidak ada rencana membunuh Momon. Namun, ia kesal karena korban sudah sering berbuat onar dan mabuk di dekat warung kopi ibunya.
Kapolsekta Padang Selatan, Kompol Eriyanto mengatakan, setelah mendapat informasi pelaku ingin menyerahkan diri, aparat langsung menjemput pelaku. “Saat ini pelaku sudah diamankan di sel tahanan Mapolsek. Sedangkan, keluarga korban sudah melapor,” kata Eriyanto. (r)











