DISAYAT— Juria terbaring di Puskesmas Pangkalan, setelah bagian wajah dan tubuhnya disayat-sayat para perampok. Putri korban yang masih duduk di bangku SD mengalami luka di bagian leher serta trauma berat. Suami Juria, Ujang juga mengalami luka parah di bagian tubuh.
LIMAPULUH KOTA, METRO–Suara jeritan minta tolong dari rumah yang dihuni pasangan suami istri, Alias atau Ujang (45) dan Juria (42), membuat warga Jorong Sopang, Nagari Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota, terkejut. Suara itu memecah kesunyian subuh, Rabu (24/2) sekitar pukul 04.00 WIB. Belum hilang kaget warga, mereka melihat suami istri tersebut dengan tangan terikat, mulut dilakban dan badan berlumuran darah.
Mengerikan. Darah segar nampak mengalir deras dari bagian wajah Juria. Ibu rumah tangga ini terus menjerit, menahan sakit. Sayatan pisau nampak jelas di wajah dan bagian tubuhnya. Matanya sudah lebam dan biru. Sementara kondisi sang suami, tidak jauh beda. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai biro PLN itu, terluka di bagian wajah, tangan dan perut nampak bekas diinjak-injak.
”Tolong… tolong… Ada rampok, anak kami.. anak kami,” begitu kalimat yang sempat dilontarkan Ujang. Sementara istrinya sudah sangat lemah. Melihat kondisi tersebut, warga langsung melarikan korban ke Puskesmas Pangkalan.
Kepala Jorong Sopang, Nagari Pangkalan, Syafrizal, di lokasi yang berada di pinggir jalan Sumbar-Riau atau sekitar 20 meter dari RM Rangkiang, mengungkapkan jika keluarga Ujang dirampok. Akan tetapi, korban tidak tahu siapa para pelaku, karena saat beraksi pelaku memakai penutup kepala. ”Kami menemukan keluarga Ujang bersama istri dan anaknya dengan kondisi mengerikan. Wajah istri pak Ujang sudah tersayat. Darah nampak muncrat,” ungkap Syafrizal.
Sedangkan tubuh putrinya nampak berdarah dan menahan sakit. Putri kecil Ujang dan Juria itu terlihat trauma dan ketakutan. Di leher murid kelas V Sekolah Dasar (SD) itu, nampak bekas cekikan.
Di Puskesmas, pasangan suami istri ini mendapat perawatan intensif. Wajah Juria mendapat sekitar enam jahitan. Begitu juga dengan tangannya. Sedangkan Ujang mendapat jahitan akibat luka sayat diduga terkena pisau pelaku.
Pengakuan Ujang di Puskemas, ia tak menyangka jika rumahnya dimasuki perampok. Pasangan suami istri ini tak tahu siapa para pelaku. Diperkirakan berjumlah empat orang.
”Saya berusaha melawan ketika mengetahui ada rampok di dalam rumah. Perampok mengambil sejumlah perhiasan emas,” ungkap Ujang.
Perampokan berdarah di Subuh buta itu, berawal ketika perampok mengetuk pintu rumah korban. Karena tidak menaruh curiga, korban Juriah membukan pintu bagian depan untuk tamu. Namun, setelah pintu terbuka, pelaku langsung merebut gelang di salah satu tangan korban.















