LIMAPULUH KOTA, METRO– Entah apa yang ada dalam pikiran Syahrial Carin (53). Wali Jorong Balai Tolang, Nagari VIII Koto, Kecamatan Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota itu nekat mengakhiri hidupnya dengan jalan gantung diri. Jelang tewas, Carin yang sudah punya dua anak, sempat menulis surat selamat tinggal pada anak dan istrinya.
”Indak talok manangguang panyakik, salamaik tingga anak jo bini.” Begitu tulisan dengan tintas hitam yang tertera di kertas HVS. Secarik kertas yang menjadi peninggalan terakhir Carin itu tergeletak di meja, tempat pijakannya sebelum bunuh diri. Surat tersebut ditemukan oleh warga yang membantu proses evakuasi jasad orang terpandang di kampungnya itu.
Jasad Carin ditemukan sudah kaku oleh istrinya, Nini (50) di atas rumah gadang, yang tak jauh dari huniannya sekitar pukul 12.00 WIB, Rabu (12/8). Awalnya, Nini naik ke rumah gadang untuk mengambil obat ternak yang tersimpan di sana. Rupanya, bukan obat yang ditemukan, malahan tubuh suaminya yang sudah tak bernyawa.
Tangis Nini langsung pecah sewaktu melihat lelaki yang memberikannya dua anak sudah dalam kondisi tergantung dengan seutas tali bekas ayunan anaknya. Tak sedikit jua dia menduga, orang yang disayanginya itu akan nekat mengakhiri hidupnya dengan cara yang tak lazim.
Tangisan Nini yang memilu, didengar sejumlah warga. Dengan bergegas, sejumlah warga naik ke atas rumah gadang. Semuanya terkesiap sewaktu menyaksikan, Wali Jorong yang menjadi tempat bertanya dan mengadu jika ada masalah sudah tergantung.
“Sungguh tak menyangka, pak jorong nekat gantung diri. Selama ini, beliau dikenal baik di tengah-tengah masyarakat,” ungkap Seti, warga Balai Tolang yang ditemui di rumah duka.
Kuat dugaan Carin nekat mengakhiri perjalanan hidupnya dengan seutas tali bekas buayan anaknya, karena mengidap penyakit sejak lama dan tidak kunjung sembuh. “Mungkin sudah ajal. Selama ini memang diketahui kalau korban menderita penyakit yang tidak kunjung sembuh,” sebut Seti.
Petugas yang mendapat informasi juga mendatangi lokasi dan melakukan penyelidikan. “Memang benar, ada wali jorong yang gantung diri. Petugas sudah tahu dan turun ke lokasi. Selain memeriksa jasad korban, keterangan sejumlah warga beserta keluarga korban juga dimintai keterangan,” terang Kapolres Limapuluh Kota AKBP Tri Wahyudi.
Dijelaskan Kapolsek Guguak Iptu. Akno Pilindo, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan. Namun, semuanya agak terkendala karena pihak keluarga tidak mengizinkan jasad korban untuk divisum. Katanya, keluarga sudah ikhlas dengan kepergian Carin.
”Dari penyelidikan dan informasi yang kita dapat, korban memang diketahui mengakhiri hidup dengan cara gantung diri menggunakan tali. Pihak keluarga tidak mau jasad korban divisum, sebab mereka mengaku pasrah dan rela atas peristiwa itu,” jelas Kapolsek.
Keterangan Kasatreskrim Polres Limapuluh Kota AKP Amral, kepergian korban dengan cara gantung diri membuat warga sekitar terkejut. Mereka tidak menyangka pria baik hati, ramah serta humoris tersebut akan nekat memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya. (us)
Komentar