PADANGPARIAMAN, METRO
Ratusan rumah di Komplek Kasai Permai, Kecamatan Batang Anai, Padangpariaman dan Sikabu Lubuk Alung terendam banjir. Rendaman air dengan ketinggian satu meter dipicu hujan lebat yang mengguyur daerah Padangpariaman sepanjang Minggu, (2/8).
Naiknya air hingga seperut orang dewasa, membuat panik warga yang sedang berada di rumahnya. Tanpa buang waktu, barang-barang elektronik diamankan. Warga juga berkemas-kemas untuk mengungsi, jika air terus meninggi.
Kepala BPBD Padangpariaman Amiruddin mengatakan, petugas BPBD turun ke lokasi untuk membantu warga beres-beres. Menurutnya, banjir di Kasang Permai sudah terjadi berulang kali. Jika hujan lebat, air pasti meninggi di sana. Hal itu disebabkan, sedikitnya saluran pembuangan air. Apabila air hujan berhenti, air kembali menyusut. “Banjir bandang terjadi dua titik. Yakninya di Perumahan Kasai Permai dan Sikabu Lubuk Alung. Kalau di Kasang Permai, merupakan kejadian berulang. Itu karena saluran airnya sedikit. Jika hujan turun deras dan volume air meningkat, saluran yang ada tak sanggup menampung,” ucap Amiruddin.
Meski dua daerah dihantam banjir, tak ada korban jiwa yang jatuh. “Tidak ada korban jiwa, tapi sempat masyarakat dievakuasi keluar dari rumah masing-masing. Di bawa ke lokasi yang tinggi. Sekarang situasi sudah bisa dikendalikan,” sebut Amiruddin.
Selain banjir, satu rumah ditimpa pohon kelapa di Sungailimau hingga rusak. Katanya, rumah Ilham Nasir sekarang lagi dibenahi petugas BPBD Padangpariaman di lapangan. Petugas BPBD juga lagi mendirikan tenda untuk penempatan sementara korban, menjelang rumah diperbaiki.
Hujan lebat juga melanda Pessel dan menyebabkan genangan air dimana-mana. Beberapa rumah warga, sekolah dan Pukesmas ikut terendam. Terparah, terjadi di Kecamatan Air Haji, Kabupaten Pesisir Selatan. Jalan yang menghubungkan Kecamatan Air Haji – Kecamatan Ranah Pesisir juga tergenang, akibat meluapnya Sungai Batang Air Haji. “Banyak perabotan rumah tangga yang terendam,” ungkap Sari (28), warga Aor Haji.
Kepala BPBD Pessel Pri Nurdin mengatakan, petugas BPBD sudah turun ke lokasi untuk melakukan pendataan rumah yang rusak. “Kita sudah menurunkan tim untuk membantu warga membersihkan sisa material banjir, sekaligus melakukan pendataan kerusakan,” ucap Pri Nurdin.
2 Hektare Sawah
Gagal Panen
Akibat longsor tebing rumpun Aur Duri di Banda Kasiang, Jorong Koto Baru, Nagari Koto Baru Simalanggang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, membuat aliran Batang Lampasi terhambat. Hal itu kontan saja berimbas kepada ancaman kekeringan terhadap dua hektare sawah masyarakat setempat. “Aur duri yang berada di tepi tebing itu longsor pada 21 Juli lalu, tetapi sampai kini belum diperbaiki sehingga sawah kami sekitar 2 hekatre yang dialiri air Batang Limpasi gagal panen. Kondisi itu terjadi akibat air tidak mengalir ditambah musim panas sehingga padi kami kekeringan,” jelas tokoh muda masyarakat Koto Baru Ali Unir, Senin (3/8).
Disampaikanya, kini masyarakat setempat hanya bisa berharap agar Pemerintah Daerah memberikan perhatian untuk perbaikan aliran Batang Limpasi sehingga air bisa mengalir kembali dan sawah yang sudah kekeringan bisa membaik kembali.
Majo Adil, tokoh masyarakat Simanggang juga meminta agar Pemerintah daerah memberikan perhatian terhadap pertanian di Kabupaten Limapuluh Kota umumnya khusu di Simalanggang. Bila saja air untuk pertanian tidak mengalir tentu saja hampir separoh penduduk Limapuluh Kota bakal miskin dan terancam gagal panen. “Limapuluh Kota merupakan Kabupaten Penghasil gabah terbesar bahkan swasembada keberbagai Propinsi di Indonesia terutama ke Riau. Jadi ini harus menjadi perhatian dari bidang pertanian oleh pemerintah,” jelas pemuka masyarakat itu. (us/cr15/efa)