DHARMASRAYA, METRO – Sejak musim panas melanda daerah Kabupaten Dharmasraya, perkembangan titik api di sejumlah hutan dan lahan perkebunan masyarakat terus meningkat.Terakhir, Sabtu (7/9), kebakaran lahan perkebunan warga kembali terjadi di jalan Blok C, Sitiung 4, Nagari Koto Ranah, Kecamatan Koto Besar.
Lahan perkebunan sawit milik Ardina (56) yang masih berumur 1,5 tahun terbakar. Ditaksir, luas lahan yang terbakar sekitar satu hektare. Kerugian diperkirakan puluhan jutaan rupiah.
Sehari sebelum terbakarnya lahan Ardina, Jumat (6/9) kemarin, kebakaran lahan sawit juga menimpa Aldo (33). Lahan sawitnya di dekat pemukiman penduduk, tepatnya di belakang Komplek Perumahan Sakinah, Pulau Punjung, terbakar sekitar pukul 15.00 WIB.
Beruntung kebakaran di dua lokasi itu cepat dipadamkan, sebelum merambat lebih luas lagi. Bahkan, saat ini Pol PP dan Damkar Kabuaten Dharmasraya selalu siaga 24 jam mengantisipasi adanya penambahan titik api.
Kadis Pol PP dan Damkar Kabuaten Dharmasraya, Akrial mengatakan, kemarau panjang yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir , menyebabkan kekeringan melanda sebagian wilayah Dharmasraya.
Selain itu, kekeringan yang terjadi juga memicu bertambahnya titik api. Human error juga menjadi salah satu penyebab utama kebakaran lahan perkebunan milik warga.
“Dalam sehari, kebakaran lahan yang terjadi tak kurang dari tiga titik dengan lokasi yang berbeda. Karena itu kami selalu siap siaga siaga 24 jam,” ungkapnya.
Pihaknya juga mencatat dalam bulan Agustus ini saja, ada sebanyak 36 titik kebakaran lahan yang terjadi. Data itu diambil dari 11 Kecamatan yang ada di Dharmasraya.
Titik kebakaran terbanyak berada di Kecamatan Pulau Punjung sebanyak 12 titik. Kemudian, wilayah selatan yang meliputi Kecamatan Sungai Rumbai, Koto Besar, dan Asam Jujuhan sebanyak 20 titik kebakaran lahan. Selanjutnya, Kecamatan Sitiung 9 titik, Timpeh 3 titik dan Kecamatan Tiumang 3 titik.
“Semuanya kebakaran lahan perkebunan ini disebabkan human error dan juga dipicu kondisi kemarau” terangnya.
Akrial mengakui, Pol PP dan Damkar Dharmasraya saat ini memang masih banyak kekurangan dalam segi peralatan.
Khususnya tim pemadamam kebakaran. Seperti armada Pemadam yang masih kurang dan jauh dari kata cukup.
“Kita baru memiliki lima unit mobil Damkar dari 11 kecamatan. Sedangkan yang kita butuhkan 12 unit dan masih kurang 7 unit lagi,” jelasnya.
Dari lima unit mobil damkar tersebut, 2 unit berada di pos, satu unit di Pulau Punjung. Dengan kapasitas air 5000 liter dan 3000 liter.
Satu unit di Kecamatan Sitiung dengan 5000 liter. Satu unit di Kecamatan Timpeh dengan kapasitas 3000 liter. Satu lagi di Kecamatan Sungai Rumbai, 3000 liter.
“Anggota Damkar kita ada sebanyak 50 personil. Dalam satu pos dua regu, satu regunya berjumlah 6 orang termasuk supir,” bebernya.
Seringnya terjadi kebakaran lahan di sejumlah titik sudah mulai meresahkan masyarakat. Baik lahan kosong maupun perkebunan. Apalagi dengan seringnya mobil Damkar lalu lalang, membuat warga semakin was-was.(g)














